HASIL DAN PEMBAHASAN dr. Henry Salim Siregar, SpOG.K 3. dr. M. Fahdhy, MSc, SpOG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2013 sampai Oktober 2013, dengan jumlah total subjek penelitian adalah 24 orang. Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Sebaran usia pasien paling banyak pada kelompok usia di atas 40 tahun sebanyak 11 subjek 45,83 dengan median usia subjek adalah 39 tahun 16-53 tahun. Paritas pasien paling banyak pada kelompok virgo belum menikah sebanyak 8 subjek 33,33. Pekerjaan pasien paling banyak adalah pada kelompok ibu rumah tangga sebanyak 14 subjek 58,33. Pendidikan pasien paling banyak pada kelompok SLTP sebanyak 10 subjek 41,67. Indeks massa tubuh yang terbanyak pada kelompok normoweight 18-24,9 kgm 2 sebanyak 11 subjek 45,83, kemudian underweight 18 kgm 2 sebanyak 8 subjek 33,33, dan overweight 25-29,9 kgm 2 Tabel 4.1. Karakteristik rata-rata pasien sebanyak 5 subjek 20,83. Tidak dijumpai pasien dengan obesitas pada penelitian ini. Karakteristik DVT Total + - Usia tahun - 20 tahun - 20 – 40 tahun - 40 tahun 1 3 5 2 7 6 3 12,5 10 41,67 11 45,83 Paritas - - 1 – 2 - 2 - Virgo 3 1 3 2 2 3 4 6 5 20,83 4 16,67 7 29,17 8 33,33 Pekerjaan - IRT - Petani - Pelajar 7 1 7 2 2 14 58,33 2 8,33 3 12,5 Universitas Sumatera Utara - Wiraswasta - Guru - Tidak ada 1 2 2 2 8,33 1 4,17 2 8,33 Pendidikan - SD - SLTP - SLTA - S1 2 4 1 2 3 6 6 5 20,83 10 41,67 7 29,17 2 8,33 Indeks Massa Tubuh kgm 2 - 18 - 18 – 24,9 - 25 – 29,9 - 30 4 2 3 4 9 2 8 33,33 11 45,83 5 20,83 Total 9 37,5 15 62,5 24 100 Dari 24 subjek penelitian yang dilakukan pemeriksaan USG kompresi pada ekstremitas bawah didapati sebanyak 9 subjek 37,5 yang hasilnya positif atau dijumpai adanya trombus vena dalam DVT. Angka ini cukup tinggi, dimana Yasnil dkk 2010 menemukan kejadian DVT sekitar 25 5 dari 20 penderita kanker ovarium pada penelitian sebelumnya. 8 Tabel 4.2. Hubungan usia dan ukuran tumor dengan kadar D-Dimer sebelum operasi Variabel Mean Std. Deviation p Usia 36,46 11,654 0,303 D-Dimer 714,92 629,805 Diameter Tumor 20,75 8,07169 0,942 D-Dimer 714,92 629,805 Korelasi Pearson Hasil output didapat rata-rata usia pasien 36,46 SD 11,65 dan rata-rata D-Dimer 714,92 SD 629,8. Pada uji korelasi pearson didapat nilai r = -0,219 dan p = 0,303. Hal ini berarti tidak dijumpai korelasi antara usia pasien dengan kadar D-Dimer sebelum operasi pada penelitian ini. Hal ini sesuai dengan literatur dimana disebutkan usia akan mempengaruhi kadar D-Dimer pada Universitas Sumatera Utara penderita dengan usia di atas 55 tahun. 13 Hasil output didapat rata-rata ukuran diameter tumor 20,75 SD 8,07169 dan rata-rata kadar D-Dimer 714,92 SD 629,805. Pada uji korelasi pearson didapat nilai r = 0,16 dan p 0,942. Hal ini berarti tidak dijumpai korelasi antara ukuran tumor dengan kadar D-Dimer pasien sebelum operasi. Sementara pada penelitian ini seluruh subjek penelitian berusia di bawah 55 tahun 16 – 53 tahun. Tabel 4.3. Hubungan usia dengan kejadian DVT DVT N Mean Usia SD p + 9 40,67 12,021 0,176 - 15 33,93 11,061 Total 24 36,46 11,654 Uji t-test independent Hasil output mendapatkan rata-rata usia pasien pada DVT + adalah 40,67 SD12,021 dan pada DVT - adalah 33,93 SD 11,061. Hasil uji varian didapat nilai p 0,843 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t = 1,398 dan nilai p 0,176. Hal ini berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna rata-rata usia pasien berdasarkan kejadian DVT, meskipun secara klinis dijumpai usia rata-rata pada DVT + lebih tinggi dibandingkan pada DVT -. Tabel 4.4. Hubungan ukuran tumor dengan kejadian DVT DVT N Mean Diameter Tumor SD p + 9 22,0 7,72981 0,568 - 15 20,0 8,44309 Total 24 20,75 8,07169 Uji t-test independent Universitas Sumatera Utara Hasil output mendapatkan rata-rata diameter tumor pada DVT + adalah 22,0 SD 7,72981 dan pada DVT - adalah 20,0 SD 8,44309. Hasil uji varian didapat nilai p 0,699 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t independent t = 0,579 dan nilai p 0,568. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan bermakna rata-rata ukuran diameter tumor berdasarkan kejadian DVT. Tabel 4.5. Hubungan BMI dengan kadar D-Dimer dan kejadian DVT BMI N Mean D-Dimer SD p DVT p + - Underweight 8 766,8750 651,82720 0,925 4 44,4 4 26,7 0,186 Normoweight 11 720,3636 710,04497 2 22,2 9 60,0 Overweight 5 619,8000 509,92666 3 33,3 2 13,3 Obesitas - - - - - Total 24 714,9167 629,80500 9 15 Uji Anova Korelasi Pearson Hasil output mendapatkan rata-rata kadar D-Dimer paling tinggi pada pasien dengan kelompok underweight yaitu 766,8750 SD 651,82720 dan paling rendah pada pasien dengan kelompok overweight yaitu 619,8000 SD 509,92666. Hasil uji statistik didapat nilai p 0,925. Hal ini berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara BMI dengan kadar D- Dimer pada pasien kanker ovarium, meskipun secara klinis rata-rata kadar D-Dimer paling tinggi pada kelompok underweight. Dari data di atas pasien dengan DVT - paling banyak dijumpai pada pasien dengan kelompok normoweight sebanyak 9 pasien 60,0. Namun dari hasil uji statistik didapat nilai p 0,186. Hal ini berarti secara statistik tidak terdapat hubungan antara kejadian DVT dengan BMI pada pasien kanker ovarium. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Hubungan stadium kanker ovarium dengan kadar D-Dimer dan kejadian DVT Stadium FIGO N Mean D-Dimer SD p DVT p + - I 11 606,6364 586,76456 0,909 2 22,2 9 60,0 0,188 II - - III 7 807,5714 650,01099 4 44,4 3 20,0 IV 1 821,000 - 1 6,7 Tidak diketahui 5 802,200 852,44161 3 33,3 2 13,3 Total 24 714,9167 629,80500 9 15 Uji Anova Korelasi Pearson Pada penelitian ini dijumpai stadium paling banyak pada stadium I sebanyak 11 subjek 45,8, stadium III sebanyak 7 subjek 29,2, dan stadium IV 1 subjek 4,2, sementara 5 subjek tidak diketahui stadiumnya karena pasien tidak datang lagi untuk ditentukan stadiumnya setelah operasi. Tidak dijumpai pasien dengan stadium II pada penelitian ini. Hasil output mendapatkan rata-rata kadar D-Dimer pada pasien dengan stadium I adalah 606,6364 SD 586,76456, tidak dijumpai pasien dengan stadium II, stadium III 807,5714 SD 650,01099, stadium IV 821,000 sebanyak 1 subjek, dan pada pasien dengan stadium yang tidak diketahui 802,200 SD 852,44161. Hasil menunjukkan p = 0,909. Hal ini berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara stadium kanker ovarium dengan kadar D-Dimer, meskipun secara klinis dijumpai kadar D-Dimer rata-rata paling rendah adalah pada pasien dengan stadium I. Dari data di atas pasien dengan DVT + paling banyak dijumpai pada pasien dengan stadium III sebanyak 4 pasien 44,4, sementara pasien dengan DVT - paling banyak dijumpai pada stadium I sebanyak 9 pasien 60,0. Dari hasil uji statistik didapat nilai p 0,188. Hal ini berarti secara statistik tidak terdapat hubungan antara kejadian DVT dengan stadium Universitas Sumatera Utara penyakit yang ada, meskipun secara klinis dijumpai bahwa pasien dengan DVT - paling banyak pada stadium I. Tabel 4.7. Hubungan jumlah ovarium yang terlibat dengan kadar D-Dimer dan kejadian DVT Keterlibatan Ovarium N Mean D-Dimer SD p DVT p + - Unilateral 16 781,6875 606,30847 0,862 5 31,3 11 68,7 0,371 Bilateral 8 581,3750 696,40914 4 50 4 50 Total 24 714,9167 629,80500 9 15 Uji t-test independent Chi Square Hasil output mendapatkan rata-rata kadar D-Dimer pada pasien kanker ovarium dengan hanya 1 ovarium yang terlibat adalah 781,6875 SD 606,30847 dan pada pasien kanker ovarium dengan kedua ovarium terlibat adalah 581,3750 SD 696,40914. Hasil uji varian didapat nilai p 0,862 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t = 0,727 dan p value 0,475. Hal ini berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara keterlibatan satu atau kedua ovarium terhadap kadar D-Dimer. Dari data di atas pasien dengan keganasan yang hanya melibatkan 1 ovarium paling banyak yang tidak menderita DVT sebanyak 11 pasien 68,7. Dari hasil uji chi square didapat nilai p 0,371. Hal ini berarti secara statistik tidak terdapat hubungan antara kejadian DVT dengan keterlibatan kanker ovarium pada satu atau kedua ovarium, meskipun secara klinis dijumpai DVT - lebih banyak pada pasien kanker ovarium yang hanya melibatkan 1 ovarium. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Hubungan kadar D-Dimer dengan kejadian DVT pada pasien kanker ovarium sebelum dilakukan tindakan pembedahan DVT N Mean D-Dimer SD p + 9 1100,7778 625,76988 0,048 - 15 550,0667 621,79929 Total 24 714,9167 629,80500 Uji t-test independent Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kadar D-Dimer rata-rata pada pasien dengan DVT + lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pasien dengan DVT -. Hal ini sesuai dengan berbagai literatur yang ada, yang menyatakan bahwa kadar D-Dimer akan meningkat dengan adanya DVT. Hasil output mendapatkan rata-rata kadar D-Dimer pada pasien dengan DVT + adalah 1100,7778 ngml SD 625,76988 dan rata-rata kadar D-Dimer pada pasien dengan DVT - adalah 550,0667 ngml SD 621,79929. Hasil uji varian didapat nilai p 0,604 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t = 2,096 dan nilai p 0,048. Hal ini berarti secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara kadar D-Dimer dengan kejadian DVT dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Sensitivitas dan Spesifisitas dari berbagai cut-off kadar D-Dimer untuk diagnosis DVT pada pasien kanker ovarium sebelum dilakukan tindakan pembedahan Cut-off D-Dimer ngmL Sensitivitas Spesifisitas 100,0 100 134,5 6,7 100 205,0 13,3 100 245,5 20,0 100 260,5 20,0 88,9 285,5 26,7 66,7 309,5 33,3 66,7 330,5 33,3 55,6 356,5 40 55,6 429,0 46,7 55,6 506,0 53,3 55,6 538,5 53,3 44,4 650,0 60 33,3 774,5 60 22,2 810,5 60 11,1 830,5 66,7 11,1 997,5 73,3 11,1 1277,5 80,0 11,1 1700,0 86,7 11,1 2050,0 93,3 11,1 2185,5 100 11,1 2272,0 100 00,0 Dari tabel 4.9 di atas, dengan menggunakan kurva ROC dapat dilihat bahwa kadar D- Dimer yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas paling baik dari berbagai cut-off kadar D- Dimer sebagai penanda atau marker untuk diagnosis DVT pada pasien kanker ovarium sebelum Universitas Sumatera Utara dilakukan tindakan pembedahan dalam penelitian ini adalah 506,0 ngml dengan sensitivitas dan spesifisitas sebesar 53,3 dan 55,6. Namun kadar D-Dimer dengan nilai ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah apabila digunakan bersamaan sebagai alat diagnostik untuk menegakkan sekaligus menyingkirkan adanya DVT, dimana diharapkan suatu alat diagnostik memiliki sensitivitas maupun spesifisitas di atas 80 atau mendekati 100. Sehingga D-Dimer belum bisa dijadikan sebagai suatu alat diagnostik tunggal untuk menegakkan dan menyingkirkan DVT sekaligus berdasarkan penelitian ini. Dari penelitian ini didapati kadar D-Dimer 2185,5 ngml memiliki sensitivitas 100, artinya nilai ini dapat menegakkan adanya DVT secara pasti. Sementara itu kadar D-Dimer 245,5 ngml memiliki spesifisitas 100, artinya nilai ini dapat digunakan untuk menyingkirkan DVT secara pasti berdasarkan penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, perlu diberikan terapi pencegahan atau profilaksis untuk DVT tanpa dilakukan pemeriksaan tambahan dengan USG pada pasien kanker ovarium dengan kadar D-Dimer di atas 2185,5 ngml sebelum dilakukannya tindakan operasi. Mengingat tujuan dari penelitian ini yang lebih kepada untuk mencari cut-off point atau nilai titik potong dari D-Dimer sebagai marker atau penanda skrining untuk menyingkirkan diagnosis DVT pada pasien-pasien kanker ovarium yang akan menjalani operasi, daripada untuk menegakkan diagnosis DVT, maka untuk ke depannya, pasien-pasien kanker ovarium dengan kadar D-Dimer di bawah 245,5 ngml dapat dianggap aman bahwa pasien tersebut tidak menderita DVT sehingga tidak perlu dilakukan pemeriksaan tambahan dengan USG dan tidak perlu mendapat pengobatan pencegahan atau profilaksis untuk DVT sebelum dilakukannya tindakan operasi. Sebaliknya, apabila dijumpai pasien kanker ovarium dengan kadar D-Dimer di atas 245,5 ngml perlu dilakukan skrining lebih lanjut dengan menggunakan USG kompresi pada ekstremitas bawah sebelum dilakukan tindakan operasi, mengingat cukup tingginya risiko terjadinya DVT yang dapat berakibat fatal pada pasien-pasien kanker ovarium yang akan menjalani tindakan operasi. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN