- Kanker
- Tindakan Pembedahan
- Diabetes
- Hematoma
- Terapi trombolitik
- Thrombosis arteri
- Usia tua 55 tahun
- Pasien rawat inap yang lama berbaring 1 minggu
2.4. USG UNTUK MENEGAKKAN DVT
Alur diagnostik yang direkomendasikan saat ini untuk menegakkan DVT adalah dengan menggunakan USG duplex dengan gambaran B-mode, sebagai pilihan lini pertama. Hampir
seluruh pasien dengan kecurigaan DVT dapat disingkirkan ataupun ditegakkan dengan pemeriksaan ini.
32
Penelitian oleh Goodacre dkk. pada tahun 2006 yang membandingkan penggunaan USG dengan venografi memperoleh sensitifitas USG untuk DVT proksimal sebesar
96 dan spesifisitas sebesar 94.
26
Penelitian meta-analisa pada tahun 2007 menunjukkan sensitivitas sebesar 89 sampai 96 dan spesifisitas sebesar 94 sampai 99 dari USG untuk
diagnosis thrombosis pada vena proksimal dari ekstremitas bawah. Seluruh penelitian dalam ulasan ini menggunakan venografi dengan kontras untuk mengkonfirmasi adanya DVT.
15
Ultrasonografi kompresi atau USG duplex pada sistem vena merupakan prosedur diagnostik yang menggunakan sistem ultrasonografi B-mode dengan resolusi tinggi dan
transduser 3-MHz sampai 7,5-MHz untuk menghasilkan suatu gambaran dari vena yang diperiksa. Pasien dibaringkan dalam posisi supine dengan tungkai bawah yang akan diperiksa
dirotasikan ke lateral. Kompresi diberikan dari transduser ke bagian yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan kompresi pada dua titik poin yaitu vena femoralis dan vena poplitea dengan
gambaran transversal.
12,25,26,37
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Sistem USG B-mode resolusi tinggi dan transduser datar yang digunakan untuk menilai adanya DVT
Pemeriksaan dimulai dari di bawah ligamen inguinal. Pertama dilakukan identifikasi vena femoralis komunis pada penampang melintang. Vena femoralis komunis ini berada dekat dengan
arteri femoralis komunis. Dilakukan tekanan untuk melihat kemampuan kompresi dari vena femoralis komunis. Selanjutnya tekanan dipindahkan perlahan 1 cm demi 1 cm hingga tercapai
sapheno-femoral junction. Probe diarahkan lebih distal untuk melihat percabangan vena femoralis komunis menjadi vena femoralis superfisial dan vena femoralis dalam. Setelah itu
transduser diletakkan di fossa poplitea tepat di belakang lutut untuk menilai vena poplitea. Apabila vena yang diperiksa dapat dikompresi kolaps secara penuh, maka pemeriksaan
dianggap negatif atau normal. Sebaliknya, jika vena yang diperiksa tidak dapat dikompresi tidak kolaps pada saat prosedur, pemeriksaan dianggap positif atau dijumpai DVT. Hasil pemeriksaan
tidak dapat dipakai sebagai diagnostik apabila gambaran USG tidak jelas atau vena tidak terlihat. Kompresi vena paling mudah didapat pada vena besar dari paha dan bagian posterior dari lutut.
USG dengan kompresi ini secara universal dianggap sebagai pemeriksaan diagnostik lini pertama untuk pasien-pasien dengan sangkaan DVT pada kelompok risiko sedang sampai
tinggi.
25
12,25,26,37
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Pemeriksaan USG kompresi pada DVT Ada beberapa keadaan yang dapat menjadi gangguan pada pemeriksaan USG untuk
menilai adanya DVT, yaitu :
25
- Variasi Anatomi
26
Dijumpai vena femoralis ganda pada 32,5 dan 42 memiliki lebih dari 1 vena poplitea pada fosa poplitea.
- Aspek Teknis
Kelenjar getah bening dapat disalah interpretasikan sebagai vena yang mengalami trombus. Arteri normal yang tidak dapat dikompresi juga bisa disalah interpretasikan sebagai vena.
- Kesulitan Fisik
Adanya emfisema, atau luka laserasi, atau bekas luka operasi menyebabkan kompresi pada daerah yang akan diperiksa tidak dapat dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
2.5. DVT PADA KANKER OVARIUM