22 6.
Dapat mengurangi biaya kegagalan.
2.3.1  Jenis Loyalitas
Tjiptono  2005:393  dengan  mengkombinasikan  komponen  sikap  dan perilaku  pembelian  ulang  maka  terdapat  empat  situasi  kemungkinan  loyalitas
yaitu: a .
No Loyalty Bila  sikap  dan  perilaku  pembelian  ulang  pelanggan  sama-sama  lemah,  maka
loyalitas  tidak  terbentuk.Ada  dua  kemungkinan  penyebabnya.  Pertama,  sikap yang  lemah  bisa  terjadi  bila  suatu  produk  atau  jasa  baru  diperkenalkan  atau
pemasarnya  tidak  mampu  mengkomunikasikan  keunggulan  produk.  Kedua, berkaitan  dengan  dinamika  pasar  dimana  merek-merek  yang  berkompetisi
dipersepsikan serupa atau sama. b.
Spurious Loyalty Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola pembelian ulang yang kuat,
maka yang terjadi adalah spurious loyalty. Ini adalah situasi dimana konsumen sulit  membedakan  berbagai  merek  dalam kategori  dengan tingkat keterlibatan
rendah,  sehingga  pembelian  ulang  dilakukan  atas  dasar  pertimbangan situasional seperti penempatan produk yang strategis; lokasi outlet jasa dipusat
perbelanjaan atau dipersimpangan jalan ramai atau faktor diskon. c.
Laten Loyalty Situasi laten  loyalty tercermin  bila  sikap kuat  disertai  dengan  pola  pembelian
ulang  yang  lemah.  Situasi  yang  menjadi  perhatian  besar  pemasar  ini disebabkan  pengaruh  faktor-faktor  nonsikap  yang  sama  kuat  atau  bahkan
Universitas Sumatera Utara
23 cenderung  lebih  kuat  daripada  faktor  sikap  dalam  menentukan  pembelian
ulang. d.
Loyalty Situasi  ini  merupakan  situasi  ideal  yang  paling  diharapkan  pemasar,  dimana
konsumen  bersikap  positif  terhadap  jasa  atau  penyedia  jasa  bersangkutan  dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.
2.3.2  Tahapan Perkembangan Loyalitas Pelanggan
Menurut  Hasan  2008:86  mengungkapkan  bahwa  loyalitas  pelanggan berkembang mengikuti empat tahapan, sebagai berikut:
1. Tahap pertama: Loyalitas Kognitif
Konsumen  yang  mempunyai  loyalitas  tahap  pertama  ini  menggunakan  basis informasi  yang  memaksa  menunjuk  pada  satu  merekatas  merek  lainnya,
loyalitas hanya didasarkan pada aspek kognisi saja. 2.
Tahap kedua: Loyalitas Afektif Loyalitas  tahap  kedua  didasarkan  pada  aspek  afektif  konsumen.Sikap
merupakan fungsi dari kognisi pengharapan pada periode awal pembelian dan merupakan  fungsi  dari  sikap  sebelumnya  ditambah  dengan  kepuasan  dari
periode berikutnya. 3.
Tahap Ketiga: Loyalitas Konatif Dimensi konatif niat melakukan yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
afektif terhadap merek. Konasi melakukan sesuatu ke arah tujuan tertentu. 4.
Tahap Keempat: Loyalitas Tindakan
Universitas Sumatera Utara
24 Pada  tahapan  ini,  untuk  mengenali  perilaku  loyal  pada  tahap  ini  adalah
komitmen pembelian ulang  yang ditunjukkan  pada  suatu produk dalam kurun waktu tertentu secara teratur.
2.3.3  Faktor- Faktor Untuk Mengembangkan Loyalitas