27
nilai-nilai agama dan karakter juga standar moral dalam kurikulum pelajarannya.
b. Academic Reasons
Dengan homeschooling yang memiliki sistem pembelajaran tutorial, yaitu one-on-one, orang tua bisa lebih memenuhi kebutuhan anaknya dengan
mendukung minat anak, rasa ingin tahu dan setiap anak akan dihargai setiap individu.
c. Socialization
Banyak yang beranggapan bahwa anak yang belajar di homeschooling tidak bisa bersosialisasi. Perlu diketahui bahwa sosialisasi yang
sesungguhnya adalah anak berinteraksi dengan beragam kelompok dan berbeda usia vertical socialization, interaktif anak tidak hanya bisa di
ukur dengan teman sekelas atau sebaya di sekolah horizontal socialization. Dalam homeschooling anak seringkali lebih baik dalam
berinterkasi dengan orang-orang beragam usia.
d. Family Unity
Melalui homeschooling, orang tua dan anak bersama-sama belajar, bereksplorasi, dan menghabiskan waktu bersama. Hal ini akan lebih
mempererat hubungan antara anak dan orang tua ataupun saudara kandung.
2.2.3. Metode Pembelajaran Homeschooling
Karakter yang melekat dalam homeschooling adalah customized education, sehingga homeschooling memiliki model yang bermacam-macam
sesuai dengan kondisi pilihan keluarga yang akan menjalankan homeschooling. Seperti yang dikatakan Sumardiono dalam 7 FAQ Homeschooling :
Pilihannya terserah pada setiap keluarga. Keluarga dapat memilih homeschooling yang mengacu pada kurikulum nasional atau kurikulum
lain, semisal kurikulum Cambridge IGCSE yang digunakan oleh sekolah- sekolah internasional di Indonesia. Beberapa homeschooling di Indonesia
sudah memiliki acuan dasar kurikulum yang mereka pakai dalam proses pembelajaran.
Kurikulum Homeschooling Kak Seto HSKS Medan mengacu pada
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SKL. Walaupun menggunakan kurikulum dari Mendiknas
seperti di sekolah formal, kreativitas bagi keluarga homeschooling tetap terbuka. Banyak aspek di dalam proses pembelajaran dalam homeschooling yang tetap
dapat dimodifikasi sesuai gaya belajar anak agar memperoleh hasil yang
28
maksimal. Metode pembelajaran menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, konstruktif, dan kontekstual serta belajar mandiri.
1. Pembelajaran Tematik
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Materi kegiatan siswa di sekolah didasarkan pada tema yang dikembangkan oleh guru, bukan
didasarkan pada jadwal mata pelajaran. 2.
Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengharuskan guru
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.
3. Pembelajaran Konstruktif
Pembelajaran konstruktif mengarahkan agar siswa harus aktif dalam mengembangkan pengetahuan, bukan hanya menunggu arahan dan
petunjuk dari guru atau sesama siswa. Dengan pembelajaran ini, diharapkan dapat lebih merangsang dan memberi peluang kepada siswa
untuk belajar, berpikir inovatif, dan mengembangkan potensinya secara optimal.
4. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
5. Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran mandiri dapat diartikan sebagai mata proses, dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain.
Kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut adalah mencakup mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar,
29
mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar dan menilai hasil belajar.
Beberapa program pembelajaran yang dilakukan Homeschooling yaitu: 1.
Pembelajaran Outing Pembelajaran outing merupakan proses pembelajaran dimana peserta belajar
di dalam kelas dan di luar kelas, yang mempelajari berbagai macam pembelajaran seperti agama, seni, dan wirausaha. Untuk pembelajaran yang
dilakukan di luar kelas, homeschooling melakukan kunjungan ke tempat terbuka maupun tertutup, seperti Kebun Raya, Kebun Satwa, Ekowisata,
Agrowisata, Industri Manufacturing, Museum, Pusat Seni, Peninggalan Sejarah, dsb.
2. Pembelajaran Project Class
Pembelajaran project class merupakan proses pembelajaran dimana peserta belajar melakukan percobaan - percobaan ilmiah dan keterampilan lainnya.
Dimana dengan melakukan project class peserta dapat mengembangkan
kreatifitasnya.
3. Parents Meeting
Pertemuan tiga bulanan antara wali murid dengan manajemen dan tutor HSKS, dimana Kak Seto selaku pembina HSKS akan menyempatkan hadir
untuk mendiskusikan perkembangan anak didik.
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian