Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Big6™

3 Untuk memfasilitasi rasa keingintahuan mereka, Homeschooling Kak Seto dibantu fasilitator membantu siswa dalam menelusur informasi sesuai dengan kebutuhan mereka dengan memberikan tugas portofolio yang dapat mereka telusur di internet dengan mencantumkan sumber yang relevan. Kemampuan literasi informasi yang baik dibutuhkan oleh siswa sekolah rumah untuk menentukan informasi yang relevan dengan kebutuhannya di tengah banyaknya informasi yang ada. Dari pengamatan awal penulis, kemampuan menelusur informasi yang dimiliki siswa masih belum maksimal, dilihat dari hasil tugas sekolah siswa seperti tugas membuat laporan dan mencari artikel yang didapat tidak relevan dengan tugas yang diberikan oleh pengajar. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan literasi informasi pada siswa Homeschooling Kak Seto. Saat ini penelitian terhadap literasi informasi lebih banyak dilakukan pada sekolah formal dan universitas yang mengintegrasikan pengajaran literasi informasi ke dalam kegiatan belajar mengajar maupun kurikulumnya. Oleh karena itu penelitian ini akan dilakukan dalam sistem pendidikan sekolah rumah homeschooling. Sesuai dengan hal tersebut maka penulis menetapkan judul penelitian ini adalah “Analisis Literasi Informasi Pada Siswa Homeschooling Kak Seto”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah literasi informasi siswa Homeschooling Kak Seto?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui literasi informasi siswa Homeschooling Kak Seto. 4

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah: 1. Bagi Homeschooling Kak Seto, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan pembelajaran di homeschooling. 2. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya yang memfokuskan penelitian pada masalah yang sama. 3. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang aplikasi literasi informasi dalam kegiatan belajar untuk mewujudkan pembelajaran sepanjang hayat dan mandiri.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian pengguna tentang literasi informasi dengan menggunakan standar AASL yang meliputi: mengakses informasi secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten serta menggunakan informasi secara akurat dan efektif. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Literasi Informasi Literasi informasi merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap orang. Karena dengan memiliki literasi informasi, setiap orang dapat mengetahui dan menggunakan informasi yang mereka butuhkan dengan relevan. Literasi informasi pertama diperkenalkan pada tahun 1974 oleh Paul Zurkowski President of Information Industry Association, ketika ia mengajukan proposal kepada The National Commision on Libraries and Information Science NCLIS.

2.1.1. Pengertian Literasi informasi

Perkembangan informasi dan sumber informasi yang begitu pesat menuntut siswa untuk memiliki keterampilan atau skill untuk memenuhi kebutuhan imformasi yang sering disebut dengan istilah literasi informasi. American Association of School Librarians 1998 menyatakan bahwa siswa yang melek informasi adalah yang bisa mengakses informasi secara efisien dan efektif, mampu mengevaluasi informasi secara kritis dan menggunakan informasi secara akurat dan kreatif. Menurut Hancock yang dikutip oleh Andayani 2008, 3 menyatakan bahwa literasi informasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk: 1. Mengenali kebutuhan informasi 2. Mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber informasi yang tepat 3. Mengetahui cara memperoleh informasi yang terkandung dalam sumber yang ditemukan 4. Mengevaluasi kualitas informasi yang diperoleh 5. Mengorganisasikan informasi, dan 6. Menggunakan informasi yang telah diperoleh secara efektif Menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz 2004, 356 literasi informasi adalah : Skill in finding the information one needs, including and understanding of how libraries are organized, familiarity with resource they provide 6 including information formats and automated search tools, and knowledge of commonly used techniques. The concept also includes the skill required to critically evaluate information contents and employ it effectively, as well as understanding of the technological infrastructure on which information transmission is based, including its social, and cultural context and impact. Sedangkan menurut Bundy yang dikutip oleh Hasugian 2009, 200 “Literasi Informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menelusur, menganalisis, dan memanfaatkan informasi.” Sejalan dengan pengertian tersebut menurut laporan penelitian American Library Association’s Presidential Committee on Information Literacy 1989, 1 menyatakan bahwa: “…information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the abilty to locate, evaluate, and use effectively the needed information…” Pendapat di atas dapat diartikan bahwa literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan sebuah informasi dibutuhkan, kemampuan untuk mendapatkan informasi, dapat mengevaluasi dan menggunakan secara efektif. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan sumber daya yang tersedia termasuk format informasi dan alat penelusuran yang terautomasi dan pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian informasi. Hal ini termasuk kemampuan mengevaluasi dan menggunakannya secara efektif seperti pemahaman infrastruktur teknologi pada transfer informasi kepada orang lain, termasuk konteks sosial, politik dan budaya serta dampaknya. Literasi informasi menurut Association of College and Reseach Libraries ACRL 2000 adalah “a set of abilities to recognize when information is needed and have the abilitiy to locate, evaluate, and use needed information effectively”. Seseorang yang terampil dalam literasi informasi tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk mengenal kapan ia membutuhkan informasi, tetapi ia juga 7 memiliki kemampuan untuk menemukan informasi, dan mengevaluasinya, serta mampu mengeksploitasi informasi untuk mengambil berbagai keputusan yang tepat sasaran. Lebih rinci, menurut Work Group On Information Literacy dari California State University yang dikutip oleh Hasugian 2009, 201-202, mendifinisikan bahwa ”literasi informasi sebagai kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi dalam berbagai format.” Berdasarkan pengertian literasi informasi yang diuraikan di atas maka definisi literasi informasi adalah serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan, memiliki kemampuan untuk mencari, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi secara efektif. Literasi informasi juga merupakan kunci utama dari pembelajaran sepanjang hayat yang akan menjadi bekal seseorang untuk menemukan informasi sesuai dengan kebutuhannya.

2.1.2. Manfaat Literasi Informasi

Literasi informasi sesungguhnya memudahkan seseorang dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan informasi. Informasi merupakan bagian penting dari pendidikan. Pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun manfaat dari literasi informasi adalah: 1. Membantu mengambil keputusan Literasi informasi berperan dalam membantu memecahkan suatu persoalan. Dengan memiliki informasi yang cukup, seseorang dapat mengambil keputusan dengan mudah dalam memecahkan persoalannya. 2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan Literasi informasi berperan penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia pembelajar. Dengan memiliki keterampilan dalam mencari, menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi, seseorang dapat melakukan pembelajaran secara mandiri. 3. Menciptakan pengetahuan baru Literasi informasi berperan dalam menciptakan pengetahuan baru berdasarkan pemahamannya. Dengan memiliki literasi informasi, seseorang akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana 8 yang salah sehingga tidak mudah percaya dengan informasi yang diperoleh Adam, 2008, 1 Selain pendapat di atas, Prasetiawan 2011, 3 menyatakan bahwa manfaat dari literasi antara lain: 1. Literasi informasi membekali individu dengan keterampilan untuk pembelajaran seumur hidup lifelong learning 2. Literasi informasi tidak sekedar mengetahui cara menggunakan komputerinternet. 3. Literasi informasi membantu pengguna memanfaatkan informasi relevan sebagai sarana decision making pengambilan keputusan 4. Literasi informasi memungkinkan untuk mengkritisi daya guna informasi. 5. Literasi informasi mendorong kita untuk berpikir kritis dan kreatif critical creative thinking Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa di era globalisasi informasi, literasi informasi bermanfaat bagi setiap individu, baik pelajar, masyarakat, maupun pekerja. Literasi informasi yang dimiliki setiap individu akan membekali keterampilan untuk pembelajaran seumur hidup dengan mengetahui penggunaan teknologi informasi sehingga memungkinkan terciptanya sebuah pengetahuan baru dan membantu seseorang dalam mengambil keputusan- keputusan dengan berpikir kritis dan kreatif ketika menghadapi berbagai masalah maupun ketika membuat suatu kebijakan agar mampu bertahan dalam persaingan.

2.1.3. Komponen Literasi Informasi

Berbagai definisi menggambarkan bahwa informasi dapat ditampilkan dalam beberapa format dan dapat dimasukkan ke dalam sumber yang terdokumentasi buku, jurnal, laporan, tesis, grafik, lukisan, multimedia, rekaman suara. Ada beberapa literasi yang dapat mendukung literasi informasi, antara lain: 1. Literasi Perpustakaan library literacy. Literasi perpustakaan membantu seseorang menjadi pengguna mandiri perpustakaan dan mampu untuk menetapkan, menempatkan, mengambil dan menemukan kembali informasi dari perpustakaan. 2. Literasi Visual visual literacy, diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan gambar, termasuk kemampuan untuk berfikir, belajar dan menjelaskan istilah yang digambarkan. 9 3. Literasi Media media literacy, didefiniskan sebagai kemampuan untuk memperoleh, menganalisis dan menghasilkan informasi untuk hasil yang spesifik. 4. Literasi Komputer computer literacy, secara umum diartikan akrab dengan perangkat komputer dan menciptakan dan memanipulasi dokumen, serta akrab dengan email dan internet. 5. Literasi Jaringan network literacy adalah kemampuan untuk menentukan lokasi akses dan menggunakan informasi dalam lingkungan jaringan pada tingkat nasional, regional dan internasional. Bhandari 2003, 2-4 Literasi perpustakaan dibutuhkan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, paham terhadap bagaimana bahan perpustakaan diatur dan akrab dengan sumber yang tersedia, mengetahui tentang jenis dari perpustakaan dan fungsinya, mampu menggunakan katalog, mengerti akan kegunaan dari perangkat referensi untuk tujuan yang berbeda-beda, menggunakan sumber informasi tambahan; seperti indeks, abstrak, bibliografi, dan biografi. Selain itu untuk mengetahui tentang peraturan perpustakaan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk mempertahankan lingkungan perpustakaan, mengetahui pelayanan dan fasilitas perpustakaan, mengetahui perencanaan ruang dan struktur organisasi, mengetahui sumber informasi; seperti sumber dokumentasi, sumber audio visual, sumber elektronik, pemetaan multimedia dan fotografi, ahli dalam subjek yang juga merupakan sumber informasi. Literasi visual terdiri dari belajar visual yaitu pengadaan dan pembangunan ilmu pengetahuan secara mendalam, lalu dilanjutkan dengan berfikir secara visual yaitu kemampuan untuk menyusun gambaran pikiran dalam bentuk, garis dan warna, serta penciptaan tampilan visual yaitu kemampuan untuk menggunakan simbol visual untuk menampilkan ide dan memberitahukan artinya. Literasi media dibutuhkan dalam mengevaluasi informasi, seseorang atau dalam hal ini siswa harus mampu berfikir kritis dan mampu menyaring informasi yang diperolehnya. Seseorang dikatakan literat terhadap media apabila peduli pada interaksi sehari-hari dengan media dan pengaruhnya terhadap gaya hidup, menafsirkan dengan efektif pesan media untuk menyampaikannya sesuai dengan pengertian sebenarnya, menyampaikan dengan baik tentang berita yang ditutupi media, sensitif terhadap perkembangan isi dari media yang berarti pembelajaran 10 mengenai budayanya. Literasi media mendukung literasi informasi karena infomasi berasal dari berbagai media maka dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis informasi dengan kritis agar tidak termanipulasi oleh informasi yang diperoleh. Sedangkan untuk mengkomunikasikan ataupun menciptakan karya baru dari informasi yang diperoleh literasi komputer dan literasi jaringan. Dalam pengelolaan informasi yang telah diperoleh maka dibutuhkan literasi komputer, hal ini dikarenakan pada saat sekarang ini selain isi yang menarik, tampilan informasi yang dihasilkan akan mempengaruhi ketertarikan masyarakat terhadap informasi tersebut. Literasi lain yang mendukung adalah literasi jaringan, karena selain untuk mencari informasi seseorang juga memiliki informasi untuk disebarkan, maka dengan dikuasainya literasi jaringan, informasi dapat disebarkan secara luas dan bertanggung jawab. Komponen yang telah dijabarkan merupakan bentuk-bentuk literasi yang mendukung tercapainya tujuan dari literasi informasi itu sendiri. Merujuk pada arti literasi informasi yang telah disimpulkan maka berbagai bentuk literasi tersebut sangat dibutuhkan dan pada akhirnya, kelima komponen ini saling melengkapi untuk tercapainya literasi informasi.

2.1.4. Keterampilan Literasi Informasi

Literasi informasi sangat diperlukan agar dapat hidup sukses dan berhasil dalam era masyarakat informasi dan dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi di dunia pendidikan. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan berusaha terus belajar untuk memperoleh informasi dan menciptakan pengetahuan baru. Untuk itu ada beberapa langkah dalam memperoleh kemampuan tersebut. Menurut Gunawan 2008, 9 ada 7 tujuh langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi. Keterampilan tersebut adalah: 1. Merumuskan masalah Langkah awal untuk merumuskan masalah adalah mengidentifikasi masalah. Langkah-langkah dalam perumusan masalah adalah: a. Melakukan analisis situasi b. Brainstroming c. Mengajukan pertanyaan 11 d. Memvisualisasikan pemikiran mind mapping 2. Mengidentifikasi sumber informasi Mengetahui bentuk dari sumber informasi tercetak maupun sumber elektronik. Kriteria pemilihan sumber informasi antara lain: a. Relevansi b. Kredibilitas c. Kemutakhiran 3. Mengakses informasi Langkah yang dilakukan dalam mengakses informasi adalah: a. Mengetahui kebutuhan informasi b. Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan dengan informasi yang dibutuhkan c. Menyusun strategi penelusuran informasi 4. Menggunakan informasi Saat ini sumber informasi yang ditawarkan di era globalisasi sangat banyak tapi belum semua informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Sehingga perlu melakukan seleksi terhadap informasi dengan beberapa kriteria berikut: a. Relevan b. Akurat c. Objektif d. Kemutakhiran e. Kelengkapan dan kedalaman suatu karya 5. Menciptakan karya a. Clarifity kejelasan b. Organization organisasi c. Coherence koherensi dan pertalian d. Transision transisi e. Utility kesatuan f. Conciseness kepadatan 6. Mengevaluasi Mengevaluasi suatu karya dapat dilakukan dengan cara membaca karya yang akan dievaluasi mulai dari pendahuluan, isi dan penutup. 7. Menarik pelajaran Pelajaran dapat diperoleh dari kesalahan-kesalahan, kegagalan- kegagalan dan pengalaman baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Champell yang dikutip oleh Jesus 2008, 11 juga menyatakan bahwa ada beberapa langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi yaitu: 1. Merumuskan kebutuhan masalah Merumuskan kebutuhan informasi merupakan tahap awal dalam melakukan penelusuran informasi. Identifikasi informasi berguna untuk mengetahui apa kegunaan informasi yang akan dicari misalnya 12 untuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan hubungan dengan masyarakat. 2. Mengalokasikan dan mengevaluasi kualitas informasi Mengalokasikan informasi dapat dilakukan dengan cara membuat database agar mudah ditemu kembalikan. Kualitas informasi dapat dilihat dari penggunaan informasi dari kredibilitas dari informasi tersebut. 3. Menyimpan dan menemukan kembali informasi Informasi yang telah diperoleh harus disimpan dengan baik dan bila diperlukan mudah dalam proses temu kembali. Penyimpanan dapat dilakukan dengan cara manual dan elektronik. Penyimpanan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan rak-rak di perpustakaan sedangkan secara elektronik dapat dilakukan dengan komputer. 4. Menggunakan informasi secara efektif dan efisien Kemampuan ini digunakan agar seseorang mampu untuk menggunakan informasi yang diperoleh secara efektif dan efisien. 5. Mengkomunikasikan pengetahuan Kemampuan ini bertujuan untuk memampukan seseorang untuk menciptakan pengetahuan baru dan mampu mengkomunikasikan kepada orang lain yang membutuhkan informasi tersebut. Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh literasi informasi seseorang harus menguasai dan mempelajari langkah-langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi. Apabila langkah-langkah tersebut sudah dikuasai maka kemampuan literasinya akan semakin meningkat.

2.1.5. Model Literasi Informasi

Ada berbagai model literasi informasi yang dikembangkan untuk mengajarkan literasi informasi pada bagi siswa. Model-model literasi merupakan cara yang terpola dalam mengajarkan mereka untuk memiliki kemampuan untuk mencari informasi dengan tepat. Beberapa model yang digunakan antara lain adalah Big6™ , Empowering 8, dan The PLUS Model.

a. Big6™

Model ini dikembangkan oleh Mike Eisenberg dan Bob Berkowitz pada tahun 1988. Model ini merupakan model yang paling dikenal dan digunakan dalam mengajarkan keahlian informasi. Banyak orang mengatakan bahwa Big6™ adalah sebuah strategi dan menggunakan teknologi informasi. Big6™ merupakan 13 sebuah model literasi informasi dan teknologi sekaligus merupakan kurikulum. Banyak orang mengatakan bahwa Big6™ adalah sebuah strategi dalam pemecahan masalah sebab dengan menggunakan model ini peserta didik dapat menangani berbagai masalah, pekerjaan rumah, pengambilan keputusan dan tugas sekolah. Big6™ dapat membantu siswa dalam mengerjakan tugas yang tidak familiar dan rumit. Dengan menggunakan Big6™ siswa dapat membangun cara berpikir yang memudahkan siswa dalam pengerjaan tugasnya dan siswa juga dapat memahami proses yang dilakukan untuk menemukan dan menggunakan informasi yang didapatkan Wolf, 2003. Menurut Kumar, Natarajan Shankar 2005, secara umum, Big6™ meliputi: a. Pendekatan yang sistematis untuk memecahkan masalah informasi. b. Enam kemampuan umum yang dibutuhkan dalam keberhasilan memecahkan permasalahan informasi. c. Kurikulum yang lengkap mencakup keterampilan informasi dan perpustakaan. Menurut Sudarsono 2007, 21 model literasi informasi terdiri dari 6 langkah utama yang masing-masing mempunyai 2 sub langkah atau komponen. 14 Gambar 1.1 Proses Model Non Liner Big6™ Tabel 1.1 Komponen Big6™ Masing-masing dari setiap langkah utama Big6™ mempunyai 2 sub langkah atau komponen sebagai berikut: 1. Definisi Tugas 1.1 Mendefinisikan masalah informasi 1.2 Mengidentifikasi kebutuhan informasi

2. Strategi Pencarian Informasi

2.1 Menetapkan semua sumber yang dapat digunakan 2.2 Menseleksi sumber terbaik

3. Lokasi dan Akses

3.1 Melokasikan sumber-sumber baik isi maupun fisik 3.2 Menemukan informasi dalam sumber-sumber yang ada 4. Pemustakaan Informasi 4.1 Menghubung-hubungkan informasi 4.2 Mencari informasi yang relevan 15

5. Sintesa

5.1 Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber 5.2 Mempresentasikan informasi 6. Evaluasi 6.2 Menilai produk yang dihasilkan dari segi produktivitas 6.3 Menilai proses dari segi efisiensi Menurut, Eisenberg, The Big6™ dapat digunakan siapapun ketika mereka mencari atau mengaplikasikan informasi untuk memecahkan masalah atau membuat keputusan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tahapan tersebut tidaklah linear dan setiap tahapan tidak perlu menghabiskan waktu yang lama lihat gambar 1. Jadi seseorang bisa memecahkan masalah tanpa harus selalu melalui seluruh tahapan secara berurutan. Namun, dalam sebuah penyelesaian masalah yang sukses, semua tahapan akan dilalui.

b. Empowering 8 E8™