Dari table di atas menunjukkan bahwa sepuluh orang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, telah 100 melaksanakan tugas mengajar
sesuai dengan tugas mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru telah memiliki kesadaran dan disiplin.
Buku AdministrasiPerencanaan, dari data Administrasi diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 9 Buku AdministrasiPerencanaan. Jawaban
Frekuensi Persentasi
Ya 10
100 Tidak
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sepuluh orang guru yang diteliti telah 100 membuat perencanaan pembelajaran. Adapun tujuan pembuatan
Administrasi perencanaan dalam Kegiatan Belajar Mengajar KBM untuk menetapkan batasan standar isi dan kompetensi dasar pengajaran. Guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, telah melaksanakan kewajibannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat juga dari kesiapan guru tersebut dalam menyiapkan
Buku AdministrasiPerencanaan. 5.
Alat Peraga, dari alat peraga diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 10 Alat Peraga. Jawaban Frekuensi Persentasi
Ya 5
50 Tidak
5 50
Dari tabel di atas dapat diketaui bahwa dalam penyiapan alat peraga, hanya lima puluh persen 50 atau lima orang guru yang menggunakan alat
peraga. Hal ini dikarenakan belum adanya kesadaran betapa pentingnya
menggunakan alat peraga dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam hal ini arguruen bagi guru yang menggunakan alat peraga pembelajaran lebih efektif,
dibanding dengan guru yang semata-mata melaksanakan proses pembelajaran secara konfesional.
6. Media Audio Visualr, dari Media Audio Visual diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 11 Media Audio Visual. Jawaban Frekuensi Persentasi
Ya 4
40 Tidak
6 60
Dari tabel di atas dapat diketahui dari sepuluh orang guru yang diteliti hanya 40 atau empat orang guru yang melaksanakan media audio visual, hal ini
menunjukkan bahwa empat dari sepuluh orang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, telah melaksanakan kewajibannya dengan cukup baik. Ini dapat
dilihat dari kesiapan guru tersebut dalam menyiapkan Media Audio Visual. Yang hal ini arguruen bagi guru yang menggunakan Media Audio Visual lebih efektif,
dibanding dengan guru yang semata-mata melaksanakan proses pembelajaran secara konfesional.
7. Mengisi Daftar Hadir Siswa, dari data mengisi daftar hadir siswa,
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 12 Daftar Hadir Siswa. Jawaban Frekuensi Persentasi
Ya 10
100 Tidak
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sepuluh orang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, telah melaksanakan kewajibannya dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan guru tersebut dalam menyiapkan Pengisian Daftar Hadir Siswa.
8. Kartu Keluarga Siswa,dari data kartu keluarga siswa diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 13 Buku Analisis. Jawaban Frekuensi Persentasi
Ya 10
100 Tidak
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sepuluh orang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, telah melaksanakan kewajibannya dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan guru tersebut dalam menyiapkan Kartu Keluarga Siswa.
9. Buku Mutasi Siswa, dari dat buku mutasi siswa diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 14 Buku Mutasi Siswa Jawaban Frekuensi Persentasi
Ya 10
100 Tidak
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sepuluh orang guru yang telah diteliti, 100 telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Hal
ini terlihat dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru menyiapkan Buku Mutasi Siswa. Dimana guru akan dapat turut menentukan kebijakan dalam rapat
Kepada Sekolah dan guru, bagi siswa tertentu yang dianggap bermasalah atau
bagi siswa yang harus mendapatkan layanan khusus, atau bagi siswa yang berprestasi, dengan program pindah kelas.
10. Buku Iuran OSIS, dari data buku iuran OSIS, diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 15 Buku Iuran OSIS. Jawaban Frekuensi Persentasi
Ya 10
100 Tidak
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sepuluh orang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, telah melaksanakan kewajibannya dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan guru tersebut dalam menyiapkan Buku Iuran OSIS.
11. Buku Paket Siswa, dari buku paket siswa diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 16 Buku Paket Siswa. Jawaban Frekuensi Persentasi
Ya 10
100 Tidak
Bahwa dari sepuluh orang guru yang diteliti, telah 100 melakukan Kegiatan Belajar Mengajar KBM dengan menggunakan buku paket siswa, dari
table di atas dapat diketahui untuk memperluas ilmu pengeetahuan guru juga menambah dengan buku penunjang yang lain.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pemahaman yang cukup baik dari guru mengenai penerapan dan implementasi pengembangan kurikulum,
walaupun belum pada tingkat aplikasi yang sebenarnya. Dan Pemahaman terhadap konsep mengajar secara teoretik telah difahami kendati masih perlu
penguatan dengan banyaknya pelatihan dan pendidikan keterampilan mengajar. Pelaksanaan yang cukup baik dari para guru mengenai pengembangan kurikulum
menunjukkan guru memiliki pemahaman, baik dari materi yang diajarkan maupun pengalaman yang mereka peroleh dari sumber-sumber belajar. Dalam kontek
pengembangan kurikulum, guru memiliki peran yang cukup sentral. Kurikulum
memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah dokumen kurikulum
berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai implementasi adalah realisasi dari pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan
salah satu factor penting dalam implementasi kurikulum. Untuk kemajuan dalam bidang pendidikan, pemerintah berupaya untuk
mengadakan penyempurnaan kurikulum. menyatakan bahwa kurikulum merupakan program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga pendidikan atau
pelatihan untuk mewujudkan visi dan misi lembaganya. Kurikulum secara fungsional merupakan sarana yang sangat penting dalam menjamin proses
pendidikan. Tanpa kurikulum yang baik dan tepat, akan sulit mencapai tujuan dan sarana pendidikan yang diinginkan.
Proses implementasi kurikulum untuk semua bidang studi atau mata pelajaran selalu menggambarkan keterkaitan proses dengan tujuan konten, kejelasan teori
belajar, keterkaitan dengan social, budaya, teknologi, ketersediaan fasilitas, peran guru dan peserta didik, peran feedback dan evaluasi. Perencanaan untuk
implementasi kurikulum selalu gagal karena beberapa alasan antara lain: 1 Perencana mengambil keputusan, sementara ia tidak memahami situasi dan
kondisi yang dihadapi para pelaku implementasi. 2 perencana memperkenalkan perubahan tanpa menjelaskan cara untuk mengidentifikasi dan cara untuk
melakukan perubahan itu, 3 Perencana tidak berusaha memhami nilai-nilai, ide,
dan perubahan-perubahan yang penting bagi pelaku implementasi dan lain sebagainya
Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yakni kurikulum sebagai dokumen, dan kurikulum sebagai implementasi. Sebagai sebuah dokumen
kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai implementasi adalah realisasi dari pedoman tersebut dalam bentuk kegiatan
pembelajaran. Jadi dengan demikian kurikulum sebagai sebuah dokumen dengan proses pembelajaran sebagai implementasi dokumen tersebut merupakan dua sisi
yang tidak dapat dipisahkan, keduanya salaing meng-ada dan meniada-kan: ada kurikulum pasti ada pembelajaran; dan ada pembelajaran ada juga kurikulum.
Guru merupakan salah satu factor penting dalam implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru
untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan; dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum
sebagai pedoman tidak akan efektif. Dengan demikian peran guru dalam mengimplementasikan kurikulum memegang posisi kunci. Sebagai kunci utama
keberhasilan pengembangan kurikulum, guru memegang peranan yang sangat penting dan krusial. Setidaknya terdapat delapan 8 faktor peran guru dalam
fungsinya sebagai pengembang kurikulum. Pengembangan Kurikulum merupakan hal penting yang harus dilakukan
oleh guru, dimana seorang guru yang profesional akan konsisten menjalankan program pengembangan kurikulum sebagai bentuk realisasi dari adanya
perencanaan, pemprograman, pelaksanaan sampai pada akhirnya bermuara pada evaluasi. Hal ini terlihat dari antusiasme mereka dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam mengawal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar KBM tersebut. Kendati belum seratus
persen menyadari akan hal itu. Hal penting dalam pengembangan kurikulum diantaranya, Berkaitan dengan konten kurikulum, hanya membahas enam bidang
konten kurikulum akademik untuk jenjang pendidikan dasar, yaitu; Bahasa Indonesia, Matematika, Sain IPA, Studi Sosial IPS, Bahasa Asing, dan Seni.
Meskipun demikian, hendaknya kurikulum juga memberikan ruang bagi pelajaran
lain, selain keenam bidang konten tersebut, antara lain; Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Agama dan berbagai pelajaran keterampilan lain yang
dibutuhkan siswa. Materi dapat diperoleh dari buku-buku teks, buku petuntuk bagi guru, pusat pendidikan guru, kantor konsultan kurikulum, departemen pendidikan
dan agen pelayanan pendidikan lainya, dalam rangka mengimplementasikan kurikulum.
Sebuah kurikulum yang telah dikembangkan tidak akan berarti jika tidak diimplementasikan, dalam arti digunakan di sekolah dan di kelas. Keberhasilan
implementasi terutama ditentukan oleh aspek perencanaan dan strategi implementasinya. Pada prisipnya, implementasi ini mengintegrasikan aspek-aspek
filosofis, tujuan, subject matter, strategi mengajar dan kegiatan belajar, serta evaluasi dan feedback. Evaluasi adalah suatu proses interaksi, deskripsi dan
pertimbangan judgment untuk menemukan hakikat dan nilai dari suatu hal yang di evaluasi, dalam hal ini adalah kurikulum. Evaluasi kurikulum sebenarnya
dimaksudkan untuk memperbaiki subtansi kurikulum, prosedur implementasi, metode intruksional, serta pengaruhnya pada belajar dan prilaku siswa, dalam
menghadapi keadaan di masa mendatang. Pesatnya perubahan dalam kehidupan social ekonomi, teknologi, politik, serta berbagai peristiwa lainnya memaksa kita
berfikir dan merespon setiap perubahan yang terjadi. Dalam pengembangan kurikulum, pandangan dan kecendrungan pada kehidupan masa datang sudah
menjadi hal yang urgen. Setiap
rencana pengembnagan
kurikulum harus
meamasukkan pertimbangan kehidupan di masa depan, serta implementasinya pada kurikulum,
disamping itu inovasi diri harus dilakukan secara terus menerus, jika menginginkan kualitas penddidikan dan prestasi yang gemilang dalam rangka
menjawab tantangan pasar global, dimana pendidikan dasar menjadi piranti bagi kesuksesan dan keberhasilan guru dan murid dalam mewujudkan mimpi
mencetak manusia Indonesia seutuhnya, yang menjadikan Pancasila sebagai way of life dalam aplikasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran penting guru dan perangkat pendidikan yang mendukung untuk menumbuhkan kreatifitas dan membangkitkan daya inovasi yang memadai,
pengembangan kurikulum pun merupakan jalan yang harus ditempuh bagi sebuah lembaga pendidikan, karena itu menjadi barometer bagi mutu yang diinginkan.
Pendidikan yang bermutu lahir dari guru yang bermutu. Guru yang bermutu paling tidak menguasai materi ajar, metodologi, system evaluasi, dan psikologi
belajar, karena guru yang baik bukan sekedar guru yang pintar, tapi guru yang mampu memintarkan peserta didik, mampu membentuk karakter yang baik bagi
peserta didiknya, mampu menjadikan peserta didik memiliki teladan dan patut diteladani oleh sesama, dan mampu membantu kesulitan belajar peserta didik