kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
21
Dengan demikian tujuan pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi peserta didik dan meningkatkan nilai-nilai diri yang positif sehingga kelak menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta menjadi warga Negara yang bertanggung jawab secara utuh, terpadu dan
seimbang.
4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip sebagai berikut: a.
Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. b.
Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun
karakter. d.
Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. e.
Member kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik.
f. Memiliki cakupan terhadapn kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua peserta didik. g.
Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik. h.
Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang
sama. i.
Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.
21
Kemendiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, Cet. IV, h.
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagi mitra dalam usaha
membangun karakter. k.
Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
22
5. Bentuk-bentuk Pendidikan Karakter
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan diidentifikasi 18 nilai yang bersumber dari Agama, pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan nasional, yaitu: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
23
a. Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun
dengan pemeluk lain.
24
b. Jujur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jujur artinya lurus hati, tidak berbohong, tidak curang.
25
Mengingat kejujuran merupakan salah satu sikap yang penting dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolah-sekolah
untuk menanamkan sikap ini kepada para peserta didik agar mereka memahami pentingnya bersikap jujur sejak dini.
Menanamkan kejujuran bagi para peserta didik sejak dini tentu saja dapat dilakukan saat mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak
22
Jamal Ma’mur Asmani, Op.Cit., h. 56-57
23
Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2011, h. 8
24
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011, h. 74
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008, Edisi Ke-IV
pihak yang berpendapat bahwa sekolah dasar dinilai menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter.
c. Toleransi
Toleransi bagi bangsa Indonesia sangat diperlukan mengingat kemajemukan hidup dalam keragaman Agama, suku bangsa, etnik dan golongan. Adapun toleransi
memiliki pengertian sifat atau sikap toleran, batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan, penyimpangan yang masih dapat diterima
dalam pengukuran kerja, sikap yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan, orang lain yang berbeda dari dirinya.
Keuntungan yang diperoleh dari sikap toleransi yaitu: 1.
Membuat orang terbuka untuk mengenal orang lain 2.
Mengembangkan kemampuan untuk menerima kehadiran orang lain yang berbeda-beda dengan tujuan dapat hidup bersama.
3. Dapat mengakui keragaman
4. Dapat menhilangkan prasangka negatif
26
d. Disiplin
Tidak sedikit guru yang merasa kewalahan dalam menghadapi peserta didik yang sulit diatur, cenderung membantah saat dinasihati, dan sering kali melakukan
pelanggaran. Menghadapi keadaan semacam ini, tidak heran jika ada di antara guru yang menggunakan jalan untuk menanamkan sikap disiplin kepada para peserta
didiknya. Akibat yang ditimbulkan oleh peserta didik yang karakter disiplinnya kurang
terbangun dengan baik adalah terpupuknya kebiasaan dan kecenderungan untuk berani melakukan berbagai pelanggaran, baik di sekolah maupun luar sekolah.
26
Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama Budaya, Yogyakarta: Multi Presindo, 2013, h. 93-94