Bentuk-bentuk Pendidikan Karakter Konsep Pendidikan Karakter

m. Bersahabatkomunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berebicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain. n. Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. o. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. p. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. q. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. r. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial, dan budaya, Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Sekolah dan guru dapat menambah dan mengurangi nilai-nilai tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.

6. METODE PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Untuk mencapai pendidikan karakter dibutuhkan metode yang tepat agar pencapaiannya semakin terarah dan efektif. Untuk membangun karakter yang baik, metode yang digunakan tidak bisa hanya untuk meningkatkan aspek kognitif semata, akan tetapi harus seluruh dimensi spiritual, emosional, sosial, kreaktifitas, dan motorik juga harus dikembangkan secara terfokus dan terstruktur. Menurut Doni Kusuma, ada lima metode pendidikan karakter yang diselenggarakan di sekolah yaitu ; mengajarkan, keteladanan, menentukan prioritas, praksis prioritas dan refleksi. 27 a. Mengajarkan Mengajar adalah upaya memberikan pemahaman konseptual pada siswa tentang konsep nilai tertentu, keutamaan dan nilai maslahahnya, bila nilai dilaksanakan serta madharatnya bila nilai-nilai tersebut tidak dilaksanakan. Dalam konteks pendidikan karakter mengajarkan nilai dapat dilakukan dengan pendekatan dialogis, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengajukan apa yang dipahaminya, apa yang pernah dialaminya, dan bagaimana perasaannya berkaitan dengan konsep yang diajarkan. Melalui pendekatan ini konsep yang diajarkan bukanlah sesuatu yang asing melainkan pernah dialami atau setidaknya pernah dilihat. 28 b. Keteladanan Keteladanan adalah menempati posisi yang penting dalam pendidikan karakter. Setiap anak memiliki insting fitrah meniru. Kecenderungan yang terdapat dalam diri anak akan mendorong untuk mencontoh perbuatan orang – orang yang berada disekitarnya. Perbuatan yang ditiru lama-lama menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, guru dan lingkungan sekolah harus benar-benar menjadi teladan dan contoh yang baik bagi siswa. 29 c. Menentukan Prioritas Sekolah harus menetapkan prioritas yang jelas dari sekian banyak nilai yang akan diajarkan kepada siswa. Tanpa adanya prioritas yang jelas proses evaluasi atas berhasil tidaknya pendidikan karakter akan menjadi tidak jelas. Ketidakjelasan 27 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Grasindo, 2011, Cet. III, h. 212-217 28 Doni Koesoema A, Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, Jakarta: Grasindo, 2009, Cet. II, h. 135-136 29 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011, h. 117-120 tujuan dan tatacara evaluasi akan memandulkan program pendidikan karakter di sekolah karena tidak bisa terlihat kemajuan atau kemundurannya. 30 d. Praksis Prioritas Unsur lain yang sangat penting setelah penentuan prioritas karakter adalah memvverifikasi atas bukti atas bukti dari dilaksanakannya skala prioritas karakter tersebut. Verifikasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakah siswa telah mendapatkan kesempatan untuk belajar dari pengalaman dan bukan dari sekedar buku teks saja. e. Refleksi Refleksi adalah proses dimana kita mencari arti untuk pengalaman pendidikan karakter kita. Karakter yang senantiasa dibentuk sekolah melalui berbagai macam program dan kebijakan senantiasa perlu di evaluasi dan di refleksikan secara berkesinambungan dan kritis. Jadi setelah tindakan dan praksis pendidikan itu terjadi perlu diadakan semacam pendalaman. Refleksi untuk melihat sejauh mana lembaga pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan pendidikan karakter. 31

C. Perilaku Akademik Siswa

1. Pengertian perilaku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. 32 Sedangkan menurut beberapa tokoh seperti Notoatmodjo mendefinisikan perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas mahluk hidup yang bersangkutan Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan 30 Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif Inovatif dan Kreatif , Jakarta: Erlangga, 2012, h. 11-12 31 Sutarjo Adisusilo, J.R, Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Jakarta: Rajawali Press, 2012, Cet. I, h. 97 32 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008, Edisi Ke-IV, Menurut skinner bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. 33 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah kegiatan atau aktifitas seseorang yang terjadi melalui proses rangsangan stimulus dari luar.

2. Macam-Macam Perilaku

Perilaku dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Perilaku tertutup Covert Behavior Respon atau aksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku terbuka Overt Behavior Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain. Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. 34

D. Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yakni dengan pengamatan observasi dengan mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali recall, metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan objek tertentu. 35 33 http:dianhusadanuruleka.blogspot.com...konsep-perilaku, diakses pada tanggal 10 Februari 2014, 10.15 WIB 34 35 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, Jakarta: PT Remaja Rosda Karya, 2005, Cet. VIII, h. 204-206

Dokumen yang terkait

Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat

0 7 148

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI KELAS V SD NEGERI 163092 DAN SD NEGERI 163083 KECAMATAN TEBINGTINGGI KOTA KOTA TEBINGTINGGI.

0 4 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI SD NEGERI 1 PEUREULAK DAN SD NEGERI 3 PEUREULAK KECAMATAN PEUREULAK KABUPATEN ACEH TIMUR.

0 2 32

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN DI SD NEGERI SRIMULYO 2 SRAGEN Implementasi Pendidikan Karakter Religius Dan Disiplin Di SD Negeri Srimulyo 2 Sragen.

0 4 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DEMOKRATIS DAN DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA Implementasi Pendidikan Karakter Demokratis Dan Disiplin Dalam Pembelajaran Penjasorkes Pada Siswa Di SD Negeri 1 Kemiri Boyolali.

0 3 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DEMOKRATIS DAN DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA Implementasi Pendidikan Karakter Demokratis Dan Disiplin Dalam Pembelajaran Penjasorkes Pada Siswa Di SD Negeri 1 Kemiri Boyolali.

0 2 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SD NEGERI SOROPADAN NO. 108 SURAKARTA DAN Implementasi Pendidikan Karakter Di Sd Negeri Soropadan No. 108 Surakarta Dan Sd Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta.

0 5 19

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SD NEGERI SOROPADAN NO. 108 SURAKARTA DAN Implementasi Pendidikan Karakter Di Sd Negeri Soropadan No. 108 Surakarta Dan Sd Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta.

0 3 18

PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGARUHNYA TERHADAP BUDI PEKERTI SISWA DI KLATEN.

0 1 25

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB DI SD NEGERI 1 BANTUL.

1 9 223