Pengaruh Karakteristik Terhadap Waktu Tunggu Pasien

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 176 diagnosa penyakit pasien. Keterlambatan juga diakibatkan dokter dalam menjawab konsul kepada departemen lainnya yang disebabkan tingginya aktivitas dokter. Waktu tunggu yang lama ini juga disebabkan oleh karena perilaku pasien pada saat pendaftaran menggunakan data yang berubah-ubah. Sebagai contoh, pasien Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat rawat jalan yang berulang, pada saat- saat tertentu menggunakan sarana pelayanan umum, padahal selama ini terdaftar sebagai pasien Jamkesmas. Hal ini menyulitkan petugas untuk mencari file data pasien, karena data yang selama ini ada di rak file Jamkesmas, ternyata data pasien terdapat di bagian pasien umum, sehingga waktu tunggu menjadi lebih lama.

5.2. Pengaruh Karakteristik Terhadap Waktu Tunggu Pasien

Karakteristik yang melekat pada diri masing-masing petugas kesehatan perekam medis seperti pendidikan, umur, dan masa kerja terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam penanganan permasalahan rekam medis. Dalam kondisi pasien yang membutuhkan kecepatan, hanya petugas perekam medis yang tanggap dan profesional yang dapat melakukan penanganan dengan baik. Dari tiga variabel yang diteliti berkaitan dengan karakteristik perekam medis yang mempunyai hubungan signifikan terhadap waktu tunggu pasien adalah masa kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, masa kerja responden yang 11 tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang cepat dibandingkan masa kerja 11 Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 177 tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang lambat. Secara statistik variabel masa kerja berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien p=0,0450,05. Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian Girsang 2005, di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang meneliti hubungan lama bekerja dengan waktu tanggap pelayanan di instalasi gawat darurat membuktikan bahwa lama kerja responden berhubungan dengan waktu tanggap, dimana p=0,0190,05. Penelitian yang dilakukan Hasanbasri 2005 yang meneliti determinan waktu tunggu pasien di instalasi rawat jalan di RSU Aloe Saboe Gorontalo menemukan ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan waktu tunggu pasien di instalasi rawat jalan dengan p=0,0220,05. Menurut Notoatmodjo 2003, pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pasien klien. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Sehingga dapat dikatakan, semakin lama seseorang bekerja semakin baik pula dalam memberikan pelayanan. Berbeda dengan pendapat Notoatmodjo tersebut, karena mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perekam medis yang melakukan pelayanan dengan cepat lebih banyak pada perekam medis yang bekerja 11 tahun. Hal ini dimungkinkan karena kondisi fisik pada perekam medis yang bekerja 11 tahun Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 178 berusia muda sehingga energi yang dihasilkan untuk bekerja juga lebih tinggi. Sedangkan bagi perekam medis yang bekerja lebih 11 tahun rata-rata telah berusia tua dan berstatus PNS pegawai negeri sipil yang mempunyai pekerjaan monoton sehingga menimbulkan kebosanan, hal tersebut membuat kinerja perekam medis menurun. Bagi perekam medis dengan masa kerja 11 tahun yang bekerja dengan kategori lambat, kemungkinan juga dikarenakan untuk promosi jabatan peningkatan jenjang karir tidak memungkinkan lagi bagi mereka, sehingga perekam medis dalam bekerja hanya sekedar memenuhi tanggungjawab tugas yang diembankan padanya. Tidak adanya reward bagi perekam medis juga menjadi alasan ketidakcepatan dalam melakukan pelayanan rekam medis pasien. Dengan melihat hasil penelitian ini, dibutuhkan rotasi intern perekam medis pada bagian-bagian yang dianggap dapat meningkatkan kecepatan waktu tunggu dengan cara perekam medis yang bekerja 11 tahun ditempatkan pada rak file dan sebagian pada distribusi pengiriman rekam medis.

5.3. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien