Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 122

2.2.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat 2.2.6.1. Karakteristik perekam medis 1 Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia berbuat dan mengisi kehidupannya mencapai keselamatankebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi atau hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup Nursalam, 2001. Pendidikan tenaga kesehatan pada setiap jenjang yang dilaksanakan institusi pendidikan pemerintah maupun swasta bertujuan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan serta kualifikasi yang dipersyaratkan dalam penanganan pasien dengan jenis penyakit serta tingkat keparahan tertentu. Manajemen pendidikan tenaga kesehatan secara umum tidak berbeda dengan manajemen pendidikan lainnya, hanya saja materi yang diajarkan disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Depkes RI, 2000. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 123 pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin meningkat pula kinerjanya. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kesiapan dalam memberikan pelayanan, orang yang berpendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasi masalah dan berperan lebih baik dan efektif serta konstruktif daripada yang berpendidikan rendah Nursalam, 2001. 2 Umur Menurut Hurlock 2002 umur adalah usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai dengan batas terakhir masa hidupnya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Demikian juga dengan umur pegawai dalam melaksanakan kegiatan pelayanan. Makin tua umur seseorang makin konstruktif dalam mengatasi masalah dalam pekerjaan, dan makin terampil dalam memberikan pelayanan kepada klien. 3 Masa Kerja Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 124 Pengalaman adalah guru yang baik, oleh sebab itu pengalaman identik dengan lama bekerja masa kerja. Pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pasien klien. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Sehingga dapat dikatakan, semakin lama seseorang bekerja semakin baik pula dalam memberikan pelayanan Notoatmodjo, 2003. Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya Boulter et.al, 1996. Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan. Menurut Boulter et.al 1996 level kompetensi adalah sebagai berikut : Skill, Knowledge, Self-role, Self Image, Trait dan Motive. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik misalnya seorang programer computer. Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus tertentu, misalnya bahasa komputer. Social role adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam masyarakat ekspresi nilai-nilai diri, misalnya : pemimpin. Self image adalah pandangan orang terhadap diri 2.2.6.2. Kompetensi sumber daya manusia Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 125 sendiri, merekflesikan identitas, contoh : melihat diri sendiri sebagai seorang ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang karakteristik yang membuat orang untuk berperilaku, misalnya : percaya diri sendiri. Motive adalah sesuatu dorongan seseorang secara konsisten berperilaku, sebab perilaku seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan, contoh : prestasi mengemudi. Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata visible dan relatif berada di permukaan ujung sebagai karakteristik yang dimiliki manusia. Social role dan self image cenderung sedikit visibel dan dapat dikontrol perilaku dari luar. Sedangkan trait dan motive letaknya lebih dalam pada titik sentral kepribadian. Kompetensi pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya dengan program pelatihan untuk meningkatkan tingkat kemampuan sumber daya manusia. Sedangkan motif kompetensi dan trait berada pada kepribadian seseorang, sehingga cukup sulit dinilai dan dikembangkan. Salah satu cara yang paling efektif adalah memilih karakteristik tersebut dalam proses seleksi. Adapun konsep diri dan social role terletak diantara keduanya dan dapat diubah melalui pelatihan, psikoterapi sekalipun memerlukan waktu yang lebih lama dan sulit. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah tugas dengan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 126 kinerja yang efektif. Kompetensi adalah knowledge, skill dan kualitas individu untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya. 1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya. Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran, dan penglihatan Taufik, 2007. Menurut Siagian 2006 tuntutan dalam pengembangan sumber daya manusia yaitu pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran. Kedaluwarsaan pengetahuan dan keterampilan pegawai terjadi apabila pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak lagi sesuai dengan “tuntutan zaman.” Di kalangan luas diakui bahwa salah satu ciri dunia dewasa ini adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung dengan sangat pesat. Ketidaktanggapan terhadap perkembangan yang sangat pesat tersebut berakibat pada ketertinggalan seseorang dalam pengetahuan dan keterampilannya. Meskipun ketertinggalan tersebut sering lebih terasa pada pelaksanaan kegiatan teknikal dan operasional, Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 127 sesungguhnya ketertinggalan pada tingkat manajerial pun sering pula terjadi. Menurut Notoatmodjo, 2003 pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula dalam memberikan pelayanan kepada klien pasien. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. 2 Keterampilan Secara psikologis, keterampilankemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya, pegawai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau pengetahuan memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya the right man in the right place, the right man on the right Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 128 job Riduwan, 2008. Jadi dimensi dari variabel kemampuan pegawai adalah pengetahuan dan keterampilan. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly 1996, variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individual atau apa yang seseorang pekerja lakukan misalkan: dalam menghasilkan keluaran, menjual mobil, merawat mesin. Variabel individual diklasifikasikan sebagai kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis. 3 Komunikasi Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya konflik antar pegawai, dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerja sama dan kepuasan kerja. Oleh karena itu hubungan komunikasi yang terbuka harus diciptakan dalam organisasi. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, fakta, pikiran dan perasaan, dari satu orang ke orang lain. Dalam kehidupan organisasi, komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena komunikasi dapat meningkatkan saling pengertian antara karyawan dan atasan, dan meningkatkan koordinasi dari berbagai macam kegiatantugas yang berbeda Hariandja, 2002. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 129 Robbins 2002, mengemukakan konflik antar perseorangan yang mungkin paling sering dikemukakan adalah buruknya komunikasi, sebab kita menggunakan hampir 70 dari waktu aktif kita untuk berkomunikasi, menulis, membaca, berbicara, mendengar sehingga beralasan untuk menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan yang paling menghalangi suksesnya pekerjaan kelompok adalah kelangsungan komunikasi efektif. Komunikasi diperlukan agar karyawan mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya, hal ini berarti karyawan mengetahui posisinya dalam organisasi. Jadi mekanisme komunikasi dapat membuat keterpaduan perilaku setiap karyawan dalam kelompoknya, agar mencapai satu tujuan. Menurut Siagian 2006, dalam praktek terdapat empat arus komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi vertikal ke bawah, komunikasi vertikal ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Komunikasi vertikal ke bawah merupakan wahana manajemen untuk menyampaikan berbagai hal ke bawah seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pedoman kerja, nasehat dan teguran. Komunikasi vertikal ke atas yaitu para anggota organisasi selalu ingin didengar oleh para atasannya yang dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai hal seperti laporan hasil pekerjaan, masalah yang dihadapi, baik bersifat dinas maupun pribadi, saran-saran dalam pelaksanaan tugas masing-masing. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 130 Komunikasi horizontal berlangsung antara orang-orang yang berada pada tingkat yang sama dalam hirarki organisasi, akan tetapi melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Mengingat bahwa prinsip dasar yang digunakan dalam menggerakkan roda suatu organisasi adalah kerjasama dan bukan kompetisi, organisasi harus dipandang dan diperlakukan sebagai suatu sistem. Komunikasi diagonal, yaitu komunikasi berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang hirarki organisasi yang berbeda, tetapi menyelenggarakan kegiatan yang sejenis. Proses komunikasi sering kali dijumpai beberapa macam hambatan, menurut Tjiptono 2001 hambatan-hambatan tersebut diantaranya berupa: a. Filtering, dimana pengirim memodifikasi informasi yang akan disampaikan, ia hanya akan menyampaikan informasi yang sesuai dengan minat dan kehendak penerima. b. Selective perception, yaitu penerima hanya mau mendengar informasi yang ingin ia dengar. Penentuan informasi yang diinginkan tergantung pada kebutuhan, sikap, minat dan pengharapannya c. Perbedaan bahasa, dan keadaan emosi pengirim dan penerima. Secara teoritis ada berbagai macam sistem komunikasi, menurut Hariandja 2002, sistem komunikasi dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, komunikasi ke bawah downward communication, komunikasi ke atas upward communication dan komunikasi ke samping lateral Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 131 communication. Komunikasi ke bawah adalah penyampaian informasi atau gagasan dari atas atau pimpinan ke bawah. Informasi-informasi yang disampaikan bisa meliputi banyak hal seperti tugas-tugas yang harus dilakukan bawahan, kebijakan organisasi, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan adanya perubahan-perubahan kebijakan. Komunikasi ke atas adalah penyampaian informasi dari pegawai ke atasan. Informasi ini bisa berupa laporan pelaksanaan tugas, gagasan, keluhan dan lain-lain. Komunikasi ke samping adalah komunikasi yang terjadi diantara pegawai dengan tingkat yang sama dalam organisasi, tetapi mempunyai tugas yang berbeda. Dari uraian tentang komunikasi di atas menunjukkan bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Demikian juga pada bagian proses penyelenggaraan rekam medis rumah sakit. Komunikasi yang terjalin untuk meningkatkan kinerja pelayanan perekam medis. Komunikasi formal antara atasan dan bawahan yang umum dilakukan adalah mengenai pemberitahuan tentang perubahan- perubahan peraturan rekam medis, uraian tugas pokok dan fungsi perekam medis, pemecahan masalah, dan pelanggaran disiplin. Sedangkan komunikasi antara rekan kerja adalah mendiskusikan tentang masalah yang dihadapi berhubungan dengan pekerjaan. 4 Kerja Sama Kelompok Kerjasama kelompok merupakan salah satu unsur yang sangat Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 132 penting dalam perusahaan. Pemahaman mengenai kerjasama kelompok tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien bagi perusahaanorganisasi Gibson, 1996. Kerjasama kelompok menurut Ilyas 2003, adalah sebuah tim kerja yang merupakan kumpulan individu dengan keahlian spesifik yang bekerjasama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Tim terbentuk karena adanya pemimpin yang berperan sebagai koordinator tugas dan fungsi anggota kelompok, atau sering juga disebut mitra kerja. Tim kerja berkembang karena adanya kesamaan visi, tujuan, perilaku, dan kadang juga gaya hidup. Semakin banyak persamaan karakteristik para anggotanya, biasanya semakin kuat dan solid tim kerja tersebut. Inti tim kerja terdiri atas tiga komponen penting, yaitu komitmen bersama, saling percaya, dan saling menghormati. Sasaran kerja kelompok, berupa sasaran yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu, dan dibagi dalam tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua orang. Keuntungan dari cara ini adalah bahwa setiap karyawan akan saling mengingatkan untuk bekerja dengan benar, karena keberhasilan pekerjaan atau pencapaian unit kerja sangat tergantung pada semua karyawan dalam melakukan tugas masing-masing. Cara ini sangat efektif untuk Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 133 meningkatkan semangat kerja team dan mengurangi friksi dan konflik yang terjadi Gibson, 1996. Faktor-faktor yang mendasari perlunya dibentuk tim-tim khusus dalam perusahaan menurut Tjiptono 1997 adalah: a. Pemikiran dari dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada pemikiran satu orang saja. b. Konsep sinergi yang disimbolkan: 1+12, yaitu bahwa hasil keseluruhan tim, jauh lebih baik besar dari pada jumlah bagiannya anggota individu c. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling membantu d. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil kerja dalam tim yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama- sama menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan. Robbins 2002 mengatakan, suatu tim kerja akan menghasilkan sinergi yang positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja yang lebih besar dari pada jumlah input individu tersebut. Penggunaan tim yang ekstensif menciptakan potensi bagi suatu organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar dengan tidak ada peningkatan dalam input Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 134 Menurut Gibson 1996, dengan membagi tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua pegawai maka pelayanan akan lebih cepat. Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil kerja dalam tim yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama-sama menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama kelompok yang terkoordinasi akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja karyawan, dengan mengutamakan kepentingan bersama organisasi. Kerjasama kelompok yang terjalin pada unit rekam medis yaitu saling membantu pekerjaan pada bagian yang sama maupun pada bagian yang lainnya. Demikian juga dalam keadaan situasi mendesak yang membutuhkan kecepatan dalam pencarian file, maka perekam medis dapat segera membantu menemukan file tersebut sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat. Kerjasama kelompok ini akan meminimalkan konflik yang terjadi antara sesama rekan kerja.

2.3. Landasan Teori