Keterampilan Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 179

5.3.1. Keterampilan

Menurut Riduwan 2008 secara psikologis, keterampilankemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya, pegawai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau pengetahuan memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya the right man in the right place, the right man on the right job. Dalam penelitian ini, keterampilan responden dengan melakukan observasi terhadap 8 delapan kegiatan yang ada pada Standard Operating Procedure SOP rumah sakit berdasarkan standar waktu yang sudah ditetapkan yaitu ≤10 menit yang terbagi menjadi : 2 menit di bagian TPP, 4 menit di bagian rak file, dan 4 menit di bagian pengiriman berkas distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebanyak 59,4 perekam medis kurang terampil. Dilihat dari waktu tunggu pasien, responden yang kurang terampil lebih banyak dengan waktu tunggu lambat, sedangkan responden yang terampil lebih banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara statistik variabel keterampilan berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien p=0,0350,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sambas 2008, yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan perekam medis dengan waktu tunggu pasien 0,0030,05. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 180 Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Rosidah 2003 menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan karyawan terhadap kinerja karyawan T. Cheil Jedang Indonesia di Jawa Timur, dengan nilai signifikan 0,0010,05. Karyawan yang terampil mempunyai kinerja yang baik, sedangkan karyawan yang tidak terampil mempunyai kinerja yang kurang baik. Menurut Gibson 19996 dalam bukunya “Organisasi”, keterampilan merupakan kompetensi yang berhubungan dengan tugas, seperti keterampilan mengoperasikan komputer, atau keterampilan berkomunikasi dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok. Mengacu dari hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa lebih banyak perekam medis yang kurang terampil berkaitan dengan pendidikan dan keterbatasan untuk mendapatkan kesempatan pelatihan rekam medis. Pekerjaan perekam medis mensyaratkan rentang memori ingatan, kecepatan penyerapan informasi, dan kemampuan verbal yang sama baiknya dengan keterampilan fisik untuk mengoperasionalkan penyelenggaraan rekam medis yang cepat. Keterampilan berdasarkan kompetensi perekam medis yaitu penerimaan pasien, komunikasi wawancara, interaksi dengan pasien rekan kerja, mencari dan menyimpan berkas, mencatat dan menyelipkan bon traiser, memilah berkas dan mendistribusikan rekam medis ke pelayanan yang dituju. Di dalam setiap pekerjaan terjadi dua hal yaitu orang dan tugas kerja. Mencocokkan orang dengan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 181 mereka sering menjadi masalah sehingga dibutuhkan seleksi pegawai, pengembangan dan pelatihan, pengawasan, rencana karir, dan bimbingan. Kurangnya sumber daya manusia di bidang pendidikan rekam medis juga turut mempengaruhi lamanya waktu tunggu pasien sehingga perekam medis kurang terampil. Standar Rumah Sakit Tipe B mensyaratkan bahwa pada bagian rekam medis harus mempunyai perekam medis yang berpendidikan D-III rekam medis sebanyak 6 orang, dan S-1 rekam medis minimal 2 orang. Sementara SDM yang ada di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tidak memiliki SDM sesuai standar tersebut di atas. Untuk fasilitas pendidikan perekam medis saat ini di Indonesia masih sangat minim, dan di Kota Medan belum tersedia. Pendidikan perekam medis yang paling dekat dengan Kota Medan yaitu di Kota Padang di luar daerah, sehingga membutuhkan waktu dan dana yang besar. Dengan sumber daya manusia yang terbatas di bidang rekam medis, perlu diberi kesempatan bagi perekam medis yang berpendidikan SMA untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu D-III Rekam Medis dan S-I Rekam Medis. Selain itu, perekam medis tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang manajemen rekam medis. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, dari 32 perekam medis yang ada hanya 3 tiga orang yang telah mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan rekam medis, itu pun dilakukan pada tahun 1999. Dengan kondisi tersebut, perlu diberikan kesempatan pelatihan bagi Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009. 182 perekam medis secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelayanan pasien di subbidang rekam medis.

5.3.2. Kerjasama Kelompok