Studi Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

I.10 Studi Terdahulu

Sebagai bahan pebandingan penulis mengemukakan beberapa contoh studi terdahulu yang juga membahas tentang pemilihan moda transportasi yaitu sebagai berikut: 1. Pramita dan Widyastuti 2009 : Analisa Probabilitas Pengguna Jembatan Suramadu dan Kapal Ferry pada Rute Surabaya – Madura. Penelitian ini menganalisa bagaimana perubahan pemilihan moda oleh pelaku perjalanan Surabaya menuju Madura yang disebabkan telah dibangunnya jembatan Suramadu dan bagaimana efeknya terhadap kapal ferry. Pada penelitian ini digunakan metode stated preference. Penelitian ini mendapatkan hasil, sebesar 76 reponden berniat untuk pindah menggunakan Jembatan Suramadu sedangkan 24 tetap akan menggunakan kapal ferry. Pada penelitian ini, pengguna jalan yang tetap memilih menggunakan kapal ferry disebabkan karena alasan tempat tujuan yang dekat dengan lokasi pelabuhan dan bagi mereka yang memiliki tujuan bekerja menguntungkan fisik mereka pada saat pulang kerja karena dapat beristirahat di kapal. 2. Djakfar, L., Indriastuti, A.K. dan Nasution, A.S. 2010: Studi Karakteristik dan model Pemilihan Moda Angkutan Mahasiswa Menuju Kampus Sepeda Motor atau Angkutan Umum di Kota Malang. Pada penelitian ini didapat bahwa Sebanyak 77 mahasiswa memiliki sepeda motor dan menggunakannya dalam perjalanan menuju kampus dan 23 Universitas Sumatera Utara mahasiswa menggunakan angkutan umum. Mahasiswa yang merupakan captive pasti memilih angkutan umum. 3. Rahman, Rahmatang 2009: Studi Pemilihan Moda Agkutan Umum Antar Kota Menggunakan Metode Stated Preference. Penelitian ini meneliti tentang transportasi angkutan umum penumpag antar kota antara moda mobil Kijang dan moda mobil Sedan yang melayani rute Palu – Donggala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengguna moda, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda, memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapat menjelaskan probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda serta untuk mengetahui sensitivitas model dari respon individu pelaku perjalanan dalam menentukan pilihan seandainya terjadi perubahan pada setiap atribut perjalanan. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner survey dan interview pada pengguna moda Kijang dan moda Sedan dengan sampel sebanyak 200 responden. Berdasarkan analisis uji statistik, faktor biaya perjalanan, waktu tempuh perjalanan, jadwal keberangkatan serta tingkat pelayanan merupaka faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi dalam pemilihan moda. Dari hasil analisis sensitivitas model dapat diketahui bahwa semakin kecil selisih faktor Cost, Travel Time dan Headway antara moda mobil Kijang dan mobil Sedan, maka akan memperbesar probabilitas pemilihan mobil Kijang, kecuali pada faktor Service Quality diketahui bahwa semakin besar selisihnya maka akan memperbesar probabilitas pemilihan mobil Kijang. Hasil analisis aplikasi model menunjukkan bahwa probabilitas yang memilih mobil Kijang mengalami Universitas Sumatera Utara peningkatan yang cukup signifikan dan probabilitas yang memilih mobil Sedan mengalami penurunan. 4. Mukti, E. T. 2010: Kajian Preferensi Moda Angkutan Barang Antara Truk dan Angkutan Sungai pada Pergerakan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda angkutan barang antara Kapal Barang dan Truk, untuk rute Pontianak – Kapuas Hulu serta memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapat menjelaskan probabilitas dalam memilih moda angkutan barang antara Kapal Barang dan Truk, untuk rute Pontianak – Kapuas Hulu. Kuesioner dibuat dengan menggunakan teknik stated preference dengan disain replika sebagian, yang terdiri dari 8 optionpilihan yang ditawarkan kepada responden yang terdiri dari dari 4 atribut pelayanan yaitu faktor biaya perjalanan, waktu perjalanan, kapasitasdaya angkut moda dan tingkat keamanan moda dalam membawa barang resiko kerusakan barang. Penelitian ini melibatkan responden sebanyak 132 orang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada moda angkutan sungai, faktor biaya dan kualitas pelayanan merupakan alasan dipililhnya moda. Sedangkan pada moda angkutan darat, faktor waktu berangkattiba ke tujuan dan waktu perjalanan yang singkat merupakan alasan dipilihnya moda. Faktor yang paling sensitif mempengaruhi pemilihan moda adalah waktu perjalanan. 5. Ilmar, S.R. 2012: Model Pemilihan Moda Angkutan Penmumpang Kapal Roll On Roll Off PT. ASDP Kapal Cepat Swasta Rute Singkil – Sinabang. Penelitian ini menggunakan metode stated preference. Atribut yang digunakan adalah cost, time, frequency, headway, service dan safety. Dipilihnya Universitas Sumatera Utara kapal RORO sangat dipengaruhi oleh faktor cost, service, safety, dan frequency. Sedangkan yang mempengaruhi dipilihnya kapal cepat adalah faktor time. 6. Simanjuntak, R. W. 2011: Analisa Pemilihan Moda Transportasi Medan – Rantau Prapat dengan Menggunakan Metode Stated Preference. Karakteristik pelaku perjalanan seperti jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, status pernikahan, jenis pekerjaan, dan maksudtujuan perjalanan tidak cukup mempengaruhi seseorang dalam pemilihan moda, baik untuk moda transportasi bus, kereta api, maupun taxi. Dari hasil perhitungan, diperoleh probabilitas terpilihnya moda transportasi yang akan digunakan berdasarkan utilitas masing-masing moda yaitu P bus = 16, P kereta api = 71,4 dan P taxi = 12,6. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

I.11 Umum

Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan literatur, data-data primer dan sekunder yaitu berupa pengamatan langsung di lapangan dan dari instansi-instansi terkait mengenai penelitian yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaan survei di lapangan, akan diperoleh data primer dengan cara: 1. Pembagian kuesioner kepada pengguna moda angkutan kereta api di stasiun kereta api dan di atas kereta api Putri Deli rute Medan – Tanjungbalai dan bus KUPJ Tour di loket bus KUPJ Tour di jalan Sisimangaraja No.324 Medan. 2. Dengan teknik wawancara langsung kepada pengguna moda angkutan kereta api dan bus yang dilakukan oleh surveyor. Data sekunder akan diperoleh dari instansi terkait pemerintah atau swasta, misalnya perusahaan angkutan bus, PT. Kereta Api Indonesia Divre 1, Dinas Perhubungan Sumatra Utara, maupun instansi lain yang terkait. Data yang diperoleh berupa data mengenai operator-operator bus yang melayani rute Medan – Tanjungbalai, rata-rata jumlah penumpang dalam satu kali berangkat, kapasitas moda angkutan, dan tarif angkutan. Bentuk pertanyaan yang terdapat dalam formulir angket yang akan disurvei meliputi dua hal, yaitu: 1. Pertanyaan yang akan difokuskan untuk mengetahui kondisi eksisting dari karakteristik umum pengguna angkutan umum, seperti kondisi sosial- Universitas Sumatera Utara