Menurut Suryani 2008 ada lima peranan yang terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu:
a. Pemrakarsa initiator, yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk
membeli suatu barangjasa. b.
Pembawa pengaruh influencer, yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambilan keputusan decider, yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian. d.
Pembeli buyer, yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. e.
Pemakai user, yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang jasa yang dibeli.
Assael dalam Suryani 2008 mentyatakan bahwa “ada dua dimensi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu tingkat pengambilan keputusan dan
derajat keterlibatan saat membeli”. Konsumen sering melakukan pencarian informasi dan evaluasi terhadap merek lain sebelum melakukan pengambilan keputusan.
Namun ada pula konsumen yang jarang mencari informasi tambahan karena konsumen ini sudah terbiasa terhadap produk tersebut.
Pada sisi lain konsumen yang terlibat dalam pembelian tidak jarang terlibat begitu dalam karena produk amat penting bagi konsumen tersebut yang berhubungan
dengan image konsumen, adanya keterkaitan secara terus menerus dengan produk tersebut, beresiko tinggi, pertimbangan emosional dan pengaruh dari group.
II.6.3. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Kotler 2007 menyatakan bahwa “perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Yang mempunyai pengaruh paling
luas dan paling dalam adalah faktor-faktor budaya”. Selain faktor di atas dalam melakukan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi sikap atau pendirian orang
Universitas Sumatera Utara
lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi. Semakin dekat konsumen dengan seseorang maka semakin besar pengaruh orang tersebut terhadap keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, artinya konsumen akan semakin menyesuaikan maksud pembeliannya. Preferensi seseorang akan semakin besar
terhadap seorang konsumen bila orang tersebut juga sangat menyukai merek tertentu. Pengaruh orang lain akan semakin kompleks jika beberapa orang dekat dengan
pembeli mempunyai pendapat yang berlawanan dan sipembeli ingin menyenangkan mereka semua.
Maksud pembelian juga dipengaruhi situasi yang tidak dapat diantisipasi. Bila situasi yang tidak dapat diantisipasi terjadi, hal ini juga bisa merubah keputusan
pembelian yang telah dirancang oleh konsumen. Konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan-pesan yang disampaikan penjual, teman dan sumber
informasi lainnya. Namun terkadang harapan itu tidak sesuai dengan informasi yang mereka terima, sehingga menimbulkan ketidakpuasan. Dalam hal ini timbul
kekecewaan konsumen.
Sumber: Kotler 2007.
Gambar II.5. Langkah-langkah antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar tersebut di atas terlihat bagaimana suatu maksud pembelian yang ada pada konsumen dapat dipengaruhi oleh pendirian orang lain dan juga situasi
yang tidak diantisipasi yaitu kondisi yang berada di luar kemampuan kendali konsumen, misalnya politik, ekonomi dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi pada Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Darma Agung Medan, yang beralamat di Jalan DR. TD.
Pardede Medan. Penelitian ini dilaksanakan periode April 2009 sampai dengan Juli 2009.
III.2. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus terhadap populasi. Artinya penelitian ini menggunakan populasi dengan metode sensus sebagai
objek penelitian. Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif Singarimbun, 1989.
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Darma Agung Medan yang berjumlah 30 orang.
Karena populasi kecil maka penelitian ini tidak menggunakan sampel tetapi langsung menggunakan populasi menjadi objek penelitian dengan metode sensus.
Universitas Sumatera Utara