6. Lateks Pekat Studi Penggunaan Amida Asam Lemak Campuran Minyak Kelapa Sebagai Bahan Pengemulsi Lateks Pekat

suasana basa lateks bermuatan negatif. Pada pH netral, lateks memiliki titik isoelektrik yang berkisar antara 4,5 – 4,8. Pada titik ini, lateks akan kehilangan kemantapannya dan partikel karet akan menggumpal. Secara garis besar, lateks mempunyai komposisi komponen-komponen yang dapat dilihat pada tabel 2. 3. Tabel 2. 3. Komposisi Lateks Segar Komponen Jumlah Hidrokarbon karet Air Protein Damar Karbohidrat Lipida Senyawa logam Ca, Mg, K, Fe 25 – 45 50 – 70 2 1 1,5 0,9 0,5 de Boer, 1952

2. 6. Lateks Pekat

Getah yang baru disadap dinamakan lateks kebun dengan kandungan kadar karet kering KKK sekitar 30. Lateks kebun umumnya sangat encer, jadi perlu dipekatkan terlebih dahulu hingga mencapai KKK sekitar 60. Lateks yang mengalami kepekatan disebut dengan lateks pekat. Lateks pekat yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara • Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh • Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu • Tidak bercampur dengan bubur lateks, air ataupun serum lateks • Warna putih dan berbau karet segar • Lateks pekat mutu 1 mempunyai kadar karet kering berkisar antara 60 – 60,20 Lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. Untuk itu kedalam lateks pekat yang diperoleh perlu ditambahkan bahan pengawet primer dan sekunder serta penstabil agar dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat barang jadi karet. Sistem Kestabilan Lateks Lateks pekat umumnya bersifat tidak stabil atau cepat mengalami penggumpalan. Lateks dikatakan mantap apabila sistem koloidnya stabil yaitu tidak terjadi flokulasi atau penggumpalan selama penyimpanan. Kestabilan lateks didefinisikan sebagai tidak terjadinya penggumpalan pada kondisi yang dipelajari Muhammad Ali, 2008. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lateks adalah : 1. Adanya kecenderungan setiap partikel karet berinteraksi dengan fase air serum 2. Adanya interaksi antara partikel-partikel karet itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Disamping kedua faktor diatas, ada tiga faktor lain yang dapat menyebabkan sistem koloid partikel-partikel karet tetap stabil Ompusunggu, 1989 yaitu : 1. Adanya muatan listrik pada permukaan partikel karet sehingga terjadi gaya tolak menolak antara dua atau lebih partikel karet tersebut 2. Adanya interaksi antara molekul air dengan partikel karet yang menghalangi terjadinya penggabungan partikel-partikel karet tersebut 3. Energi bebas antar permukaan yang rendah. Ketidakstabilan lateks terjadi disebabkan karena rusaknya lapisan pelindung karet yang terdispersi dalam serum lateks. Rusaknya sistem kestabilan lateks dapat terjadi dengan sengaja atau tidak sengaja. Beberapa faktor yang sengaja dilakukan untuk membuat lateks menjadi tidak stabil adalah dengan menambahkan bahan penggumpal seperti asam, sari buah, tawas dan pupuk. Sedangkan faktor ketidaksengajaan misalnya karena terjadinya penguapan air dalam lateks yang berlebihan dan terkontaminasinya lateks oleh mikroba pengurai. Dengan rusaknya sistem kestabilan lateks maka mutu lateks yang dihasilkan pun menjadi kurang baik. Untuk tetap menjaga kestabilan lateks, maka lateks pekat pun harus memenuhi persyaratan mutu yang diantaranya adalah : • Komposisi lateks segar • Pengawetan lateks • KKK lateks pekat • MST lateks pekat Universitas Sumatera Utara • Pengendapan lateks pekat Menurut ASTM D 1076-80 dan ISO 2004, lateks pekat memiliki spesifikasi mutu berdasarkan parameter yang terdapat pada tabel 2. 4 berikut : Tabel 2. 4. Spesifikasi Mutu Lateks Pekat ASTM D. 1076-80 ISO 2004 No. Parameter HA LA HA LA 1. Kandungan padatan total TSC min 61,5 61,5 61,5 61,5

2. Kandungan karet kering DRC min