PDB
100000 200000
300000 400000
500000 600000
Ja n-
O 5
Ju n-
O 5
De s-
05 M
ar -O
6 Se
p- O
6 Ja
n- O
7 Ju
n- O
7 De
s- O
7 M
ar -O
8 Se
p- O
8 Ja
nO 9
Ju n-
O 9
De s-
O 9
Periode M
il y
a r
R u
p ia
PDB
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 4.2 Perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia Tahun 2005-2009
Berdasarkan grafik pada gambar 4.2 dapat diketahui bahwa PDB terus meningkat. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi mulai membaik, terutama
disebabkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat, membaiknya iklim investasi dan tingginya permintaan dunia terhadap ekspor Indonesia. Pada sisi penawaran,
kinerja pertumbuhan ekonomi di tahun 2007 ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan pada hampir seluruh sektor ekonomi. Namun iklim yang kondusif
tersebut tidak dapat bertahan lama, karena harga minyak semakin meroket ditambah dengan krisis subprime mortage di AS dan gejala resesi dunia serta
gejala krisis pangan dunia. Hal ini nampak terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2008.
3. Nilai Tukar KURS
Menurut Sadono Sukirno 2000:197, kurs nilai tukar valuta asing merupakan masalah suatu nilai yang menunjukan mata uang dalam negeri yang
diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing.
Variabel nilai tukar yang dipakai adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dinyatakan dalam ribuan rupiahUSD. Kurs yang digunakan adalah kurs rill,
dimana untuk melihat hubungan antara kurs riil dan kurs nominal, secara umum perhitungannya sebagai berikut:
KURS
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
Ja n-
O 5
Ju n-
O 5
De s-
05 M
ar -O
6 Se
p- O
6 Ja
n- O
7 Ju
n- O
7 De
s- O
7 M
ar -O
8 Se
p- O
8 Ja
nO 9
Ju n-
O 9
De s-
O 9
Periode P
u lu
h a
n R
ib u
R u
p i
KURS
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 4.3 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap DollarKURS Tahun 2005-2009
Berdasarkan grafik pada gambar 4.3 dapat diketahui bahwa selama tahun 2005 nilai tukar rupiah berfluktuasi dengan trend melemah, dan mencapai
puncaknya pada akhir agustus 2005. Pelemahan rupiah pada tahun 2005 tidak terlepas dari pengaruh negatif faktor eksternal dan internal, yaitu melambungnya
harga minyak dunia, serta meningkatnya permintaan valuta asing terutama untuk memenuhi impor dan pembayaran utang luar negeri. Setelah itu, rupiah
Kurs Riil = Kurs Nominal x Harga Barang Domestik Harga Barang Luar Negeri
mengalami penguatan dan relatif stabil ada tahun 2006 dan 2007. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kondisi fundamental makroekonmi yang membaik, daya
tarik investasi keuangan di dalam negeri yang terjaga, serta perkembangan ekonomi global yang relatif lebih kondusif. Setelah itu, rupiah memiliki
kecenderungan melemah pada akhir tahun 2008 akibat penularan krisis Subprime mortgage di AS yang berdampak pada perekonomian domestik.
4. Tingkat Suku Bunga SBI
Menurut Mankiw 2005:157, tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan masa depan serta merupakan variabel paling
penting diantara variabel-variabel makro ekonomi. Atau harga pasar yang mentransfer sumber daya masa lalu dan masa depan atau merupakan hasil
tabungan dan biaya peminjaman Mankiw, 2005:494 Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam
rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek denan sistem diskonto. Tingkat bunga SBI menjadi perhatian
banyak pihak karena suku bunga SBI ini dijadikan patokan oleh perbankan nasiona untuk menentukan tingkat suku bunganya. Selain itu, bunga SBI juga
mencerminkan pengetatan dan pelonggaran moneter yang dilakukan Bank Indonesia.
Dalam perhitungan tingkat suku bunga, biasanya digunakan persentase dari jumah yang dipinjam atau ditanamkan seseorang.
SBI
2 4
6 8
10 12
14
Ja n-
O 5
Ju n-
O 5
De s-
05 M
ar -O
6 Se
p- O
6 Ja
n- O
7 Ju
n- O
7 De
s- O
7 M
ar -O
8 Se
p- O
8 Ja
nO 9
Ju n-
O 9
De s-
O 9
Periode P
e rs
e n
ta s
e
SBI
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 4.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI Tahun 2005-2009
Berdasarkan Grafik pada gambar 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga pada semester II 2005 mulai meningkat. Peningkatan tingkat suku bunga
SBI adalah usaha pemerintah dalam menghadapi defisit neraca pembayaran dengan menekan uang yang beredar dan menarik uang tersebut untuk
meningkatkan neraca pembayaran. Sedangkan menurunnya tingkat suku bunga SBI pada tahun 2006 dan 2007 disebabkan karena neraca pembayaran Indonesia
pada tahun tersebut mencatat kinerja yang mantap. Sehingga pemerintah menurunkan tingkat suku bunga untuk memberikan keleluasaan perekonomian
untuk berkembang dengan jalan memacu pertumbuhan konsumsi masyarakat. Pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009, perekonomian Indonesia mengalami
tekanan yang cukup berat sebagai akibat ketidakpastian perekonomian global, sehingga suku bunga kembali naik.
5. Uang Primer