Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas

atau Schwarz criterion terkecil, rekomendasi Sims, ataupun dengan 20 persen N atau N 13 yang berdasarkan pada pengalaman dimana N = observasi Tabel 4.3 Hasil Uji Kointegrasi Dari tabel 4.3 di atas ditunjukkan nilai ADFtest CV 5, yaitu -4.167 artinya residual dari persamaan telah stasioner pada derajat integrasi nol atau I0. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan berkointegrasi dalam jangka panjang antara M2 dan variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu PDB, KURS, SBI dan uang primer.

4. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel terikat dan variabel bebasnya mempunyai model regresi yang baik. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji Jargue-Bera Test atau J-B test. t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.167102 0.0001 Test critical values: 1 level -2.605442 5 level -1.946549 10 level -1.613181 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis Ho: residual berdistribusi tidak normal Ha: residual berdistribusi normal Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:  Bila probabilitas obsR 2 0.05 maka signifikan, Ho ditolak residual berdistribusi normal  Bila probabilitas obsR 2 0.05 maka tidak signifikan Ha ditolak residual berdistribusi tidak normal 2 4 6 8 10 12 14 -0.02 -0.01 0.00 0.01 Series: Residuals Sample 2005M03 2009M12 Observations 58 Mean 5.80e-18 Median 0.000578 Maximum 0.014434 Minimum -0.018733 Std. Dev. 0.006614 Skewness -0.227474 Kurtosis 3.084196 Jarque-Bera 0.517327 Probability 0.772083 Gambar 4.6 Hasil uji normalitas Dari diagram pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pada hasil uji normalitas nilai probabilitas sebesar 0.772 lebih besar dari obs R 2 0.05. Hal ini berarti Ho ditolak maka distribusi data normal.

b. Hasil Uji Linieritas

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model estimasi linier atau tidak linier. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis Ho: model tidak linier Ha: model linier Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:  Bila probabilitas obsR 2 0.05 maka signifikan, Ho ditolak model linier  Bila probabilitas obsR 2 0.05 maka tidak signifikan Ha ditolak model tidak linier Tabel 4.4 Hasil Uji Ramsey RESET Test Dari uji linieritas uji Ramsey RESET Test pada tabel 4.4 , nilai probabilitasnya adalah 0.2624 lebih besar dari α = 0.05, artinya tidak ada permasalahan linieritas, maka Ho ditolak model linier.

c. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untu menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya hubungan linier yang sempurna antara semua variabel bebas. Jika terjadi hubungan linear yang sempurna maka terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi hubungan yang linear diantara variabel bebasnya. pengujian dilakukan dengan menggunakan matriks korelasi Correlation Matrix. Dengan langkah pengujian sebagai berikut: Ramsey RESET Test: F-statistic 1.028782 Prob. F1,47 0.3156 Log likelihood ratio 1.255865 Prob. Chi-Square1 0.2624 Hipotesis: Ho: Tidak bersifat Multikolinearitas Ha: Bersifat Multikolinearitas Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:  Bila hubungan antara X 1 dan X 2 0.8 → Ho ditolak, model bersifat multikolinearitas  Bila hubungan antara X 1 dan X 2 0.8 → Ho diterima, tidak bersifat multikolinieritas Tabel 4.5 Hasil Uji Correlation Matrix LNPDB LNKURS LNSBI LNUP LNPDB 1.000000 0.349836 -0.455449 0.797684 LNKURS 0.349836 1.000000 -0.037105 0.004977 LNSBI -0.455449 -0.037105 1.000000 -0.233986 LNUP 0.797684 0.004977 -0.233986 1.000000 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada hasil uji Corelation Matrix tidak terdapat nilai yang berada di atas 0.8, atau hubungan antara X 1 dan X 2 0.8. Hal ini berarti Ho diterima, maka dalam model tidak bersifat multikolinearitas.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui Uji White. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis; Ho: tidak terjadi Heteroskedastisitas Ha: Terjadi Heteroskedastisitas Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:  Bila probabilitas ObsR 2 0.05 → Ho ditolak, terjadi heteroskedatisitas  Bila probabilitas ObsR 2 0.05 → Ho diterima, tidak terjadi heteroskedatisitas Tabel 4.6 Hasil Uji White Heteroskedasticity Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dalam model ini nilai probabilitas sebesar 0.4494 dengan ObsR 2 yaitu 8.869 diatas 0.05. Hal ini berarti dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas atau berarti Ho diterima.

e. Hasil Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-Watson Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Model tidak terdapat Autokorelasi Ha: Terdapat Autokorelasi Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:  Bila nilai DW tidak berada antara 1.54 – 2.46 → Ho ditolak, model terdapat autokorelasi Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.962823 Prob. F9,48 0.4819 ObsR-squared 8.869493 Prob. Chi-Square9 0.4494 Scaled explained SS 6.330441 Prob. Chi-Square9 0.7064  Bila nilai DW berada antara 1.54 – 2.46 → Ho diterima, model tidak terdapat autokorelasi Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin-Watson Ada autokorelasi positif Tidak dapat diputuskan Tidak ada autokorelasi Tidak dapat diputuskan Ada autokorelasi negatif dl du 2 4-du 4-dl 4

1.10 1.54 2.46 2.90

Dari tabel 4.7 pada tabel uji Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai Durbin-watson adalah sebesar 2.122. Hal ini berarti nilai Durbin-Watson berada diantara 1.54 - 2.46. Hal ini juga berarti dalam model ini tidak terdapat adanya autokorelasi karena sudah terletak antara 1.54 – 2.46, atau berarti Ho diterima. Selain dengan menggunakan uji Durbin Watson, untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier LM Test dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan α = 0.05 Gujarati: 2006 Hipotesis: Ho: tidak terjadi Autokorelasi Ha: Terjadi Autokorelasi Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:  Bila probabilitas ObsR 2 0.05 → Ho ditolak, model terjadi autokorelasi  Bila probabilitas ObsR 2 0.05 → Ho diterima, model tidak terjadi autokorelasi Tabel 4.8 Hasil Langrange Multiple Test Dari tabel 4.8 pada tabel uji LM dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Chi- Square 0.5452 atau lebih besar dari α = 0.05. Hal ini berarti dalam model ini tidak terjadi autokorelasi, atau berarti Ho diterima.

5. Hasil Uji Error Correction Model