c. Pelatihan dan Pengembangan.
Pendidikan dan pelatihan harus selalu diadakan untuk pegawai terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan teknologi dan manajemen pendidikan
baik nasional maupun di madrasah.
62
Selain di beri kesempatan mengikuti pelatihan, SDM perpustakaan madrasah juga di beri peluang mengikuti berbagai
kegiatan acara keilmuan yang berkaitan dengan perpustakaan, menjadi anggota organisasi profesi dan mengikuti kegiatan organisasi tersebut, mengikuti seminar.
Keikutsertaan SDM perpustakaan dalam kegiatan ilmiah ini sangat berguna sekali bagi pengembangan kepribadiannya dan akan berpengaruh besar bagi kinerjanya
di perpustakaan. Sehubungan dengan tugasnya di perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah hendaknya pegawai perpustakaan sekolah dapat juga diberi
kesempatan mengikuti kegiatan di bidang ilmu kependidikan misalnya kurikulum. Pemberian kesempatan pengembangan pribadi pegawai perpustakaan seperti
diatas tentulah dengan mempertimbangkan bahwa pelaksanaan tugas pokok tidak terganggu. Kegiatan pelatihan itu sendiri harus di sesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan organisasi. Seperti pada perpustakaan, pelatihan penyusunan arsip, pengoperasian program komputer, pengolahan koleksi, dan lain sebagainya.
Pelatihan dapat di lakukan dengan cara yang sederhana sampai yang rumit sekalipun, namun secara garis besar metode pelatihan di bagi mejadi 4 macam
yaitu: 1.
On-the-job training. Biasanya di berikan oleh pegawai senior kepada pegawai junior dengan cara praktek langsung di lapangan.
62
Sudarnoto Adul Hakim, ed., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 h. 60
2. Vestibule training. Pada sistem ini dimana prosedur dan perlengkapan
pelatihan di disain sama menyerupai persis seperti di tempat kerja yang sebenarnya, ini di sebut vestibule.
3. Apprenticeship training. Pada sistem ini dimana pegawai di beri
instruksi dan pengalaman, tanpa melakukan kegiatan atau simulasi bekerja, karena pelatihan ini sifatnya teoritis.
4. Computer-based training. Sistem pelatihan ini membiarkan peserta
pelatihan untuk menggunakan komputer sesuai dengan pengetahuannya tentang program-program komputer dan mempercepat
pengetahuannya dengan sendirinya.. Selain dari peraturan tentang tenaga pada perpustakaan diatas ada juga
alternatif tentang masalah ketenagakerjaan pada perpustakaan. Karena pembahasannya adalah perpustakaan madrasah, jangan lupa disana masih ada
murid, siswai. Ini bisa menjadi sumber daya untuk ikut mengelola perpustakaan madrasah. Tetapi ada perbedaan antara pegawai yang mengelola dengan murid
yang mengelola, mereka para murid di sebut relawan volunteer. Dasar memilih siswa untuk ikut mengelola perpustakaan adalah:
• Tertarik pada perpustakaan. • Dapat di percaya.
• Percaya diri. Selain itu juga para siswa yang akan menjadi petugas perpustakaan
haruslah di latih sebelum dan selama melakukan tugas-tugas di perpustakaan. Pelatihan di butuhkan agar selain dapat efektif kegiatan di perpustakaan juga
sebagai penambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan tambahan tentang dunia kepustakawanan. Pastikan semua siswa calon relawan dilatih, meskipun ada
relawan lama yang kembali bergabung, sebelum memberikan tugas-tugas pokok. Berikanlah tugas-tugas individu kepada siswa, sesuai ketertarikankegemaran,
umur, dan kemampuan.
63
Ada beberapa cara untuk melatih para siswa. Anda bisa melakukan pelatihan dalam satu grup langsung dalam satu waktu, sebelum atau
sesudah masuk sekolah, namun pada umumnya pelatihan dilakukan secara perorangan, dan juga selama waktu itu, putar secara bergantian tugasnya antar
sesama para siswa, dengan begitu setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan keinginannya.
64
4. Kepemimpinan Leading