Efektifitas pemamfaatan media presentasi pada mata pelajaran pendidikan agama islam : studi kasus di man 04 model pondok pinang jakarta selatan

(1)

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Kasus di MAN 04 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh : ASRORI HUDA NIM : 105011000173

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010 M


(2)

(3)

SKRIPSI

Di Ajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh : Asrori Huda NIM. 105011000173

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing :

Yudhi Munadi, M.Ag NIP. 197012031998031003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010M


(4)

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 23 Juni 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama

Jakarta, 23 Juni 2010 Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

BAHRISSALIM, M.A ……….. ………

NIP. 19680307.199803.1.002 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. SAPIUDIN SHIDIQ, M.A ……….. ……… NIP. 19670328.200003.1.001

Penguji I

TANENJI, M.A ...………... ……… NIP. 19720712.199803.1.004

Penguji II

RUSYDY ZAKARIA, M.Ed. M.Phil ………..….. ……… NIP. 19560530.198503.1.002

Mengetahui: Dekan,

Prof. DR. Dede Rosyada, M.A NIP. 1957100519.8703.1.003


(5)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Asrori Huda

Tempat/Tanggal Lahir : Madiun, 21 Januari 1987

NIM : 105011000173

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Efektifitas Pemanfaatan Media Presentasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

(Studi Kasus di MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan)

Dosen Pembimbing : Yudhi Munadi, M.Ag

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,

Mahasiswa Ybs.

Asrori Huda


(6)

“Efektifitas Pemanfaatan Media Presentasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan”.

Skripsi ini berjudul “Efektifitas Pemanfaatan Media Presentasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan)”. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah efektif pemanfaatan media presentasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode Mixed Method, yaitu penggabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian.

Mixed method (metode gabungan: kualitatif- kuantitatif) adalah metode dengan menggunakan gabungan pada prosedur penelitian, dimana salah satu metode lebih dominan terhadap metode yang lain. Metode yang kurang dominan hanya diposisikan sebagai metode pelengkap sebagai data tambahan. Adapun metode yang lebih dominan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan sebagai metode pelengkapnya adalah metode kuantitatif.

Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research). Dalam menganalisis data penulis menggunakan rumus Mean (rata-rata) dan terakhir di rumuskan dengan menggunakan kategori efektiftas.

Dari penelitian yang dilakukan di kelas XI MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan ini diperoleh hasil bahwa Efektifitas Pemanfaatan Media Presentasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah efektif.

Adapun dari pihak sekolah dalam pemanfaatan media presentasi ini, setiap kelas sudah di fasilitasi media presentasi tersebut (LCD) dan bagi siswa diwajibkan untuk menggunakannya. Jadi setiap materi yang akan dibahas diharuskan menggunakan media presentasi tersebut. Sehingga siswa tersebut lebih aktif, kreatif, dan lebih termotivasi dalam belajar. Dan nilai-nilainya pun meningkat dibandingkan dengan memakai metode ceramah.

Kata kunci: Efektifitas, Media Presentasi, Pendidikan Agama Islam


(7)

Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia dan tetap istiqamah.

Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta.

Laporan skripsi ini membahas tentang Efektifitas Pemanfaatan Media Presentasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan)

Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan-Nya dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta beserta staf-stafnya.

2. Bapak Bahrissalim, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Sapiudin Shidiq, M.A., Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Ibu Dra. Hj. Nur’aini Ahmad, M.Hum., pembimbing akademik, terimakasih atas bimbingan dan arahan buat penulis.

5. Bapak Yudhi Munadi, M.Ag., pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, tenaga untuk membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan


(8)

Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya, yang juga telah memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan studi kepustakaan.

7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribadi penulis dan para mahasiswa pada umumnya.

8. Bapak Drs. M. Fadoli, Kepala Sekolah MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan, Bapak Ibu guru beserta staf Tata Usaha dan Humas MAN 4 yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan tersebut.

9. Bapak H. Nawawi dan Ibu Khairunnisa, guru PAI kelas XI MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan, terimakasih atas bantuan dan waktunya selama penulis melakukan penelitian.

10. Teruntuk Ayah dan Ibunda tercinta terima kasih atas kasih sayang yang tercurah semenjak penulis kecil sampai sekarang, yang tak henti-hentinya memberikan do’a kepada penulis, serta dorongan dan motivasi baik moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teruntuk Kakakku Amin Utayanna dan Mas Angga Eko Wawansari yang telah memberikan do’a, support dan motivasinya kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. Trimakasih banyak ya…semoga kalian menjadi pasangan suami istri yang sakinah mawaddah wa rahmah dan semoga cepat diberikan momongan,amiiin.

12. Teruntuk seseorang yang telah memberikan, motivasi, support, do’a, yang selalu mendukung, menyemangati dan mendampingi penulis selama ini. “Erlina Sofiani”, terima kasih atas waktu dan pengorbanannya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(9)

vii

14. Teruntuk Keluarga Besar UKM Pramuka Fatahillah-Nyi Mas Gandasari 07-081/07-082 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan 2005. Terimakasih atas naungannya selama penulis terlibat di dalamnya. Tetap semangat dan Salam Pramuka !

15. Teman-teman sepermainan di penjara suci (kost): Abdul Hanan Al-Hasani, S.Si, Makrus, S.E, Mashudi, Nino, Arwani, Mahsus, Anik, Toyib, Ado, Terimakasih atas inspirasi kalian yang selalu membuatku tersenyum.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah Saw di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, Juni 2010


(10)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Perumusan Masalah... 6

C. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ... 8

A. Deskripsi Teori... 8

1. Efektifitas Pembelajaran ... 8

1.1. Pengertian Efektifitas ... 8

1.2. Ciri – ciri efektifitas ... 10


(11)

2.3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 16

2.4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam... 18

3. Media Presentasi ... 19

3.1. Pengertian Media Presentasi... 19

3.2. Prinsip – Prinsip Pemilihan Media... 22

3.3. Prinsip-Prinsip Pengembangkan Media Presentasi untuk Pembelajaran. ... 26

B. Kerangka Berpikir... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Tujuan Penelitian... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Populasi dan sampel ... 30

D. Metode Penelitian... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Instrumen Penelitian... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33


(12)

x

1. Profil dan Sejarah Berdirinya MAN 4

Jakarta Selatan ... 36

2. Kebijakan Mutu ... 37

3. Sasaran Mutu ... 38

4. Pengembangan di MAN 4 Jakarta Selatan... 39

5. Kurikulum dan PBM... 40

6. Fasilitas ... 41

7. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 41

B. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 44

1. Hasil Angket ... 46

BAB V PENUTUP... 71

a. Kesimpulan... 71

b. Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN


(13)

3.2 Kisi-kisi instrumen ... 32

3.3 Skala skor ... 34

3.4 Kategori efektifitas ... 35

4.1 Guru pendidikan agama Islam menggunakan media presentasi ... 44

4.2 Pembelajaran dengan menggunakan media presentasi membuat bingung dan pusing ... 45

4.3 Pembelajaran dengan media presentasi menjadi lebih efektif ... 46

4.4 Kesiapan guru dalam menyajikan mata pelajaran dengan menggunakan media presentasi baik ... 46

4.5 Guru memperhatikan siswa pada saat berjalannya pelajaran... 47

4.6 Guru dalam mempersiapkan media presentasi kurang baik... 48

4.7 Mengobrol dengan teman selama berlangsungnya pembelajaran dengan media presentasi... 49

4.8 Rasa puas dengan penyajian guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media presentasi ... 50

4.9 Mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan guru ... 51

4.10 Aktif dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media presentasi ... 51

4.11 PAI tidak lagi hal yang membosankan setelah pelaksanaan pembelajaran menggunakan media presentasi ... 52

4.12 Pemahaman menjadi luas setelah pembelajaran dengan menggunakan media presentasi... 53

4.13 Nilai PAI tinggi setelah pembelajaran dengan menggunakan media presentasi ... 54

4.14 Penggunaan media presentasi adalah hal yang membosankan ... 55

4.15 Pembelajaran dengan menggunakan media presentasi hasilnya memuaskan ... 56


(14)

xii

dan lebih mengena dengan materi yang dijelaskan... 58 4.18 Meskipun dengan media presentasi PAI adalah hal yang

tidak menarik ... 59 4.19 Kejenuhan melihat media membuat tidak fokus pada materi ... 59 4.20 Dengan media presentasi hasil ujian kurang berhasil ... 60 4.21 Proses pembelajaran dengan menggunakan media

presentasi menyenangkan... 61 4.22 Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media

prsentasi sudah sangat baik ... 62 4.23 Menyukai guru yang menjelaskan pelajarannya

menggunakan media presentasi... 63 4.24 Berpikir kritis setelah pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan media presentasi... 64 4.25 Penjelasan dengan menggunakan media presentasi tidak

menarik perhatian... 65 4.26 Nilai angket responden... 66 4.27 Kategori Efektifitas ... 69


(15)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan negara tidak terlepas dari kemajuan pendidikan yang dicapai oleh bangsa itu sendiri. Pendidikan menjadi dasar utama dari perkembangan berbagai hal di dalam kehidupan manusia, karena pada dasarnya pendidikan dimaksudkan untuk menciptakan individu-individu berkualitas yang siap dan mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dalam kehidupan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 Tahun 2003, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1 Sedangkan pada Bab II Pasal 3 “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta : DEPDIKNAS RI, 2003), h. 5


(17)

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

Dr. Samsul Nizar berpendapat bahwa Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin, baik yang menyangkut aspek jasmaniah, rohaniah, akal dan akhlak.3

Berdasarkan hal diatas terletak prinsip pendidikan seumur hidup atau lebih popular dengan sebutan “long life education“ untuk mengoptimalisasi pencapaian tujuan ini, maka pendidikan Islam harus mengaitkan tujuan yang diinginkan dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusi yang menyelenggarakan pendidikan itu.4

Secara sederhana sekolah merupakan lembaga pendidikan tempat peserta didik melakukan interaksi proses belajar secara formal.5 Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan, merupakan salah satu bagian penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya. Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari upaya peningkatan komponen-komponen yang terdapat di dalamnya, yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam satu sistem yaitu guru, metode, kurikulum, siswa, sarana dan prasarana sekolah dan sebagainya.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah banyak siswa mengalami kesulitan dalam belajar diantaranya kesulitan dalam belajar Pendidikan Agama Islam. Materi Pendidikan Agama Islam dianggap membutuhkan daya ingat dan daya hafal yang cukup tinggi.

Ketika mempelajari Pendidikan Agama Islam, akan ditemukan materi-materi yang membutuhkan praktik, maka siswapun merasa butuh dengan

2

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas, h. 37

3

Samsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001), h. vii

4

Zakiah Daradjat,et.all., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 30

5

Anton Moeliono, et.all., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), h. 892


(18)

materi yang membutuhkan praktek tersebut. Terkadang siswa menjadi jenuh, malas, dan kurang berminat terhadap materi yang disampaikan dan semakin bertambah parah jika metode guru dalam menyampaikan materi tersebut juga membosankan. Jika keadaan ini bertahan terus dalam jangka waktu yang panjang, tentu akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan juga akan memberi dampak yang buruk bagi pertumbuhan pendidikan nasional.

Dari beberapa faktor yang menunjang keberhasilan di dalam proses belajar mengajar, keterampilan/cara penyampaian suatu materi pembelajaran, merupakan faktor yang penting. Hal ini dikarenakan cara penyampaian materi pembelajaran merupakan proses komunikasi maksudnya adalah penyampaian informasi melalui saluran tertentu kepada si penerima.

Ketika seorang guru tidak menguasai cara penyampaian materi pembelajaran dengan baik, hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam mengerti dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Maka hal tersebut tentu tidak efektif dalam proses pembelajaran. Kita dapat mengatakan sesuatu itu efektif bila mencapai tujuan tertentu.6

Dalam proses belajar mengajar yang ada baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah, sudah barang tentu mempunyai target bahan ajar yang harus dicapai oleh setiap guru, yang didasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu. Kurikulum yang sekarang ada sudah jelas berbeda dengan kurikulum zaman dulu, ini ditenggarai oleh sistem pendidikan dan kebutuhan akan pengetahuan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan zaman.

Bahan ajar yang banyak terangkum dalam kurikulum tentunya harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun ajaran tersebut. Namun terkadang materi yang ada dikurikum lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Ini sangat ironis sekali dikarenakan semua mata

6

Ahmad Habibullah dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : PT. Pena Citasatria, 2008 ), cet. 1, h. 7


(19)

pelajaran dituntut untuk bisa mencapai target tersebut. Untuk itu perlu adanya strategi efektivitas pembelajaran.7

Soejanto mengatakan bahwa, belajar akan lebih berhasil bila bahan yang dipelajari menarik perhatian anak. Karena itu bahan harus dipilih yang sesuai dengan minat anak atau yang didalamnya nampak jelas adanya tujuan yang sesuai dengan tujuan melakukan aktifitas belajar.8

Banyak hambatan yang ditemui siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam, terutama dalam memahami materi-materi yang membutuhkan media, sebagai contoh: materi tentang wudhu, shalat, haji dan umrah, dan lain sebagainya. Dari materi-materi tersebut seorang guru harus jeli dan mengerti bahwa materi tersebut selain teori juga membutuhkan media untuk lebih memahamkan para siswanya. Oleh karena itu diperlukan berbagai metode dan media di dalam mempelajari materi Pendidikan Agama Islam tersebut.

Media merupakan sarana penyalur informasi di dalam proses belajar mengajar. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.9 Oleh karena itu media dapat membantu siswa lebih mudah dalam menyerap materi-materi tersebut. Salah satu media pembelajaran tersebut ialah dengan menggunakan Media Presentasi.

Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk untuk memberikan informasi atau untuk meyakinkan. Keahlian berbicara di hadapan hadirin merupakan hal yang sangat penting bagi siapa pun yang ingin maju. Banyak presiden, manajer, dan pengajar yang menjadi sukses dan terkenal lewat keahlian berpresentasi.10

7

http://starawaji.wordpress.com/2009/03/01/efektivitas-pembelajaran/

8

Soejanto, Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), h. 36 9

Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Ed.1, Cet. 4, h. 7

10


(20)

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Efektifitas Pemanfaatan Media Presentasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam


(21)

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi masalah

a. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar PAI, karena PAI membutuhkan daya ingat dan daya hafal yang cukup tinggi. b. Metode pembelajaran yang masih tradisional.

c. Kurang efektifnya penyampaian materi.

d. Perlunya penggunaan media presentasi dalam proses pembelajaran.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka untuk mempermudah dan mengarahkan penelitian ini, penulis membatasi masalah pada efektifitas pemanfaatan media presentasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: ”Bagaimanakah efektifitas pemanfaatan media presentasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?”

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk lebih singkat dan lebih mudah untuk menguraikan pembahasan, maka dalam sistematika penyusunan, penulis membagi kepada :

Bab I : Pendahuluan yang berisikan tentang pemilihan pokok masalah berupa latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah, pembatasan, perumusan masalah yang akan dibahas, metode pembahasan dan sistematika penulisan.

Bab II : Kerangka teori, kerangka berfikir yang membahas tentang aturan teoritis yang mencakup pengertian efektifitas pembelajaran, pembelajaran Pendidikan Agama Islam, media presentasi, kerangka berpikir.


(22)

Bab III : Metodologi penelitian yang menjelaskan tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan tehnik analisis data.

Bab IV : Hasil penelitian yang menggambarkan tentang deskriptif data serta analisis data dengan prosedur pengumpulan data dan pengolahannya.


(23)

BAB II

KERANGKA TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teori

1. Efektifitas Pembelajaran 1.1. Pengertian Efektifitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari kata, efektif yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesamaannya, manfaatnya, dapat membawa hasil, berhasil guna, mulai berlaku.1 Dapat juga didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektifitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai.2

Menurut Streers yang dikutip oleh Ahmad Habibullah, efektifitas adalah konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Adapun Stoner yang dikutip pula oleh Ahmad

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), h. 250

2

http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/18/efektifitas-pembelajaran/


(24)

Habibullah dkk, memberikan definisi efektifitas sebagai kemampuan menentukan tercapainya tujuan.3

Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa: “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.4

Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upaya guru untuk membentuk para siswa agar bisa belajar dengan baik.5

Efektifitas pembelajaran agama Islam hendaknya diarahkan untuk mencapai kompetensi berupa perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Sehingga dalam prosesnya, guru tak hanya membutuhkan buku ajar. Diperlukan juga sarana pembelajaran yang memadahi, bervariasinya pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.6

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pembelajaran, yaitu :

1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

2. Rata-rata prilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.

3

Ahmad Habibullah dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : PT. Pena Citasatria, 2008 ), cet. 1, h. 6

4

http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/

5

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ( Jakarta : Kencana, 2009), ed. 1, cet. 1, h. 20

6


(25)

3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan.

4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung.

Guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentasi waktu belajar akademik yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif atau hukuman. Selain itu guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat menjalin hubungan yang simpatik dengan para siswa, menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar, menguasai sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih.7

Dengan begitu, upaya untuk melakukan pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan dan pengembangan potensi anak didik akan bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya pula dan anak didik tidak hanya memperoleh pengetahuan kognitif tentang nilai-nilai agama, tetapi juga meresapi nilai-nilai agama dengan hati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 8

1.2. Ciri-ciri Efektifitas

Menurut Harry Firman (1987) keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

7

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), h. 20- 21

8


(26)

b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional. c. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan diatas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang kelas, laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.9

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2.1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 Tahun 2003, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

9


(27)

masyarakat, bangsa dan negara”.10 Pendidikan ialah mengembangkan dan mengantarkan maujud (makhluk) secara bertahap kepada kesempurnaan, dan mengubah potensi dirinya menjadi kemampuan nyata11. Pendidikan Agama berarti usaha – usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.12 Menurut Komisi Pembaharuan Pendidikan Manusia (KPPN) Agama mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia Pancasila, sebab agama mempunyai motivasi hidup dan kehidupan serta merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri yang amat penting. Oleh karena itu agam perlu diketahui, dipahami, dan diamalkan oleh manusia Indonesia agar dapat menjadi dasar kepribadian sehingga ia dapat menjadi manusia yang utuh.13

Sedangkan pengertian tentang Pendidikan Agama Islam, banyak para tokoh pendidikan mendefinisikan pengertian Pendidikan Agama Islam antara lain sebagai berikut:

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi”

menyatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannnya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kasatuan dan persatuan bangsa.14

10

Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, h. 5

11

Ayatullah Ibrahim Amini, Agar Tidak Salah Mendidik Anak, (Jakarta : Al-Huda, 2006) Cet. 1, h. 9

12

Zuhairini, Abdul Ghafir dan Slamet As Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel – Malang, 1981), h. 27

13

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), ed. 1, cet. 3, h. 86-87

14

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,


(28)

Menurut Zakiah Daradjat yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani, mendefinisikan pendidikan agama Islam sebagai suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.

Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A.Tafsir pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.15

Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.16

Sedangkan menurut Muhaimin menyatakan bahwa pendidikan agama Islam yaitu upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi ”way of life” (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian ini mengandung arti: segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan atau menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari, segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya atau tumbuhkembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.17

15

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, h. 130

16

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, h. 86

17

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam:Mengurai Benang Kusut Dunia


(29)

Dari pengertian tentang pendidikan agama Islam yang telah diuraikan diatas penulis lebih cenderung mengadopsi dari pemikiran Abdul Majid dan Dian Andayani yaitu upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannnya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kasatuan dan persatuan bangsa.

Mengingat betapa pentingnya pendidikan agama Islam dalam mewujudkan harapan setiap orang tua, masyarakat dan membantu terwujudnya tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan agama Islam harus diberikan dan dilaksanakan di sekolah dengan sebaik-baiknya.18

2.2. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Seperti diketahui bahwa pembinaan mental anak didik tidaklah dimulai dari sekolah, akan tetapi dimulai dari rumah (keluarga), sejak anak dilahirkan ke titik maksimal yang dapat sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dunia, mulailah ia menerima didikan-didikan dan perlakuan-perlakuan. Mula-mula ibu bapaknya, kemudian dari anggota keluarga yang lain (saudara) dan kemudian dari lingkungan masyarakatnya.

Hal demikian memberikan warna dan mempengaruhi dasar-dasar pembentukan kepribadiannya. Pembinaan, pertumbuhan mental dan kepribadiannya itu kemudian akan ditambah dan disempurnakan oleh sekolah. Orang tua seharusnya memberikan pendidikan agama pada anak-anaknya sejak kecil, bahkan sejak masih dalam kandungan, sebab disadari atau tidak, hal ini akan mempengaruhi proses

18


(30)

pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir terutama pada perkembangan dan pertumbuhan aspek kejiwaannya.

Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya “Kesehatan Mental” mengemukakan tentang fungsi Pendidikan agama Islam, bahwa Pendidikan agama Islam mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan kepribadian dan mental anak, karena pendidikan agama Islam mempunyai dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian anak, dan kedua, yang ditujukan kepada pikiran yakni pengajaran agama Islam itu sendiri.

Fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi kekuatan mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan petunjuk jalan hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa.19 Selain itu fungsi pendidikan agama Islam sebagai media yaitu untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.20

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai berikut :

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

2. Penanaman nilai, yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

3. Penyesuaian mental, yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

19

Abied, Tujuan Pendidikan Agama Islam, http://meetabied.wordpress.com/ 2009/10/30/tujuan-pendidikan-agama-islam/

20

Eko susanto, http://de2azhar.blogspot.com/2010/01/pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html


(31)

dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya.

6. Pengajaran, yaitu tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya.

7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dibidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara ptimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.21

8. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk mengamalkan ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.

Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.22

2.3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan adalah standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan yang lainnya.23 Dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan agama Islam bertujuan untuk

21

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, h. 133-135

22

Eko Susanto, de2azhar.blogspot.com/.../pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html, 2010

23


(32)

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.24 Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam menurut Standar Kompetensi yaitu siswa beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia (budi pekerti luhur) yang tercermin dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya serta mampu menghormati agama lain dalam rangka kerukunan antar umat beragama 25. Pendidikan agama Islam disekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya berbangsa dan negara serta untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.26

Muchtar Yahya merumuskan tujuan pendidikan Islam yaitu memberikan pemahaman ajaran–ajaran Islam pada peserta didik dan membentuk keluhuran budi pekerti sebagaimana misi Rasulullah Saw, sebagai pengemban perintah menyempurnakan akhlak manusia, untuk memenuhi kebutuhan kerja dalam rangka menempuh hidup bahagia dunia dan akhirat.27

Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.28

24

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007), Cet. 3, h. 90

25

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, h. 154

26

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, h. 135

27

Abdul Mujib, et all, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana 2006), ed. 1, cet 1 h. 83

28

Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 3, h. 78


(33)

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam, keterampilan mempraktekkannya, dan meningkatkan pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkankebaikan di akhirat kelak.29

2.4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Ruang lingkup pendidikan agama Islam juga identik dengan aspek-aspek pengajaran agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Sedangkan Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Al-Qur’an dan Hadits 2. Aqidah

3. Akhlak 4. Fiqih

29


(34)

5. Tarikh dan Kebudayaan Islam 30

3. Media Presentasi

3.1. Pengertian Media Presentasi

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yaitu al-insan al-kamil.31

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakan dalam mengajar. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran tersebut.32

Kata media, berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

30 http://www.man4-jakarta.com/index.php?option=com_

content&view=article&id=56&Itemid=62 31

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2008), cet. 1, h. 1

32

Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), Ed. 1. cet. 4, h. 2


(35)

pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.33

Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat garfis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.34

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.

Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan–persamaan diantaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.35

33

Arif S. Sadiman, Media Pendidikan Pengertian, pengembangan, dan Pemanfaatannya,

h. 6

34

Azhar Arsyad, Media Pengajaran, h. 3

35

Arif S. Sadiman, Media Pendidikan Pengertian, pengembangan, dan Pemanfaatannya,


(36)

Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.

Yang ingin disampaikan di sini adalah bahwa proses kegiatan belajar/mengajar adalah suatu proses komunikasi. Dengan kata lain, kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber lewat media tersebut.

Media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat merangsang timbulnya dialog internal dalam diri siswa yang belajar. Yaitu terjadinya komunikasi antara siswa dengan sumbernya pesan atau guru. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa proses kegiatan belajar terjadi.36

Dalam hal ini komputer sangat berperan besar dalam proses belajar siswa. Penggunaan komputer secara langsung dengan siswa yaitu untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan–latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. Karena keluwesan dan kemampuan suatu komputer untuk memberikan pembelajaran yang bervariasi, maka komputer dapat dianggap sebagai peranan seorang tutor yang sabar tanpa batas.37

Sedangkan presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin.38 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata presentasi diartikan memberikan, penyajian, perkenalan, pertunjukan.39

Jadi media presentasi adalah media yang digunakan untuk menjelaskan suatu materi/pesan yang dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor).

36

Yusufhadi Miarso,dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan : Pengertian dan

Penerapannya di Indonesia, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986), cet. 2, h. 47 – 48

37

Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran,

(Jakarta : Rajawali, 1987), ed. 1, cet. 1, h. 199

38

http://id.wikipedia.org/wiki/Presentasi

39


(37)

Pemanfaatan media dalam presentasi ini biasanya menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yaitu PowerPoint yang dikembangkan oleh Microsoft Inc. Pemanfaatan PowerPoint atau perangkat lunak lainnya dalam presentasi menyebabkan kegiatan presentasi menjadi sangat mudah, dinamis dan sangat menarik.40 Kebutuhan ini dapat kita peroleh dari produk program Microsoft Powerpoint. Program ini menyediakan banyak fasilitas untuk membuat suatu presentasi.

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.41

3.2. Prinsip – Prinsip Pemilihan Media

Dalam penggunaan media pengajaran, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip tersebut dikemukakan oleh Nana Sudjana (1991) sebagai berikut :

1. Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan.

2. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.

3. Menyajikan media dengan tepat. Artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana.

4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya kapan dan dalam situasi mana pada

40

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru, h. 150

41

M. Sobry. Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram : NTP Press, 2007), cet. 2, h. 172-173


(38)

waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang lain.

Dari keempat prinsip yang diuraikan di atas, hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu menggunakan media pengajaran.

Yang perlu diperhatikan bahwa, media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat, media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik, penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada peserta didik, selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan peserta didik dalam menberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk melaksanakan praktik-praktik dengan benar.42

Kenthut menjelaskan bahwa saat ini pengembangan dan penggunaan program presentasi multimedia telah berkembang pesat. Banyak jenis perangkat lunak (software) yang dapat digunakan untuk membuat media presentasi. Jenis software aplikasi yang sifatnya open source misalnya: Program Impress yang ada pada Open Office. Selain itu, banyak pula jenis software aplikasi yang harus membeli (tidak gratis), misalnya: Program Visual Basic, Makromedia Flash, Direktor, Authorware, Dream Weaver, dan masih banyak lagi. Diantara sekian banyak jenis software tersebut, salah satunya yang biasa digunakan di kalangan pendidik (khususnya guru) adalah Microsoft Powerpoint yang dikeluarkan oleh perusahan software Microsoft. Program ini cukup populer karena sebagian besar komputer yang ada di sekolah sudah diinstal Microsoft Office (yang salah satunya memuat aplikasi PowerPoint) sehingga kita tinggal menggunakannya.43

42

M. Sobry Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, h. 176-177

43

Kenthut, Aristo Rahadi, Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008 Pembuatan Media Presentasi,


(39)

Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya.44

Sebenarnya, hampir semua jenis media pada dasarnya dibuat untuk disajikan atau dipresentasikan kepada sasaran. Yang membedakan antara media presentasi dengan media pada umumnya adalah bahwa pada media presentasi pesan/materi yang akan disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor). Pesan/ materi yang dikemas bisa berupa teks, gambar, animasi dan video yang dikombinasi dalam satu kesatuan yang utuh. Pada dasarnya media presentasi yang menggunakan program komputer ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari media transparansi yang disajikan melalui OHP. Berbeda dengan transparansi OHP tidak bisa menampilkan unsur audio visual, maka media presentasi dengan program komputer ini, kita bisa menampilkan unsur audiovisual dalam pembelajaran.

Berkat keefektifannya dalam menyajikan pesan, maka saat ini media presentasi banyak diaplikasikan untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran. Tentu saja ini bukan berarti bahwa media presentasi merupakan media yang paling cocok untuk semua materi dan topik pembelajaran.45

Ada beberapa kelebihan dari multimedia presentasi ini, yaitu : 1. Mampu menampilkan obyek – obyek yang sebenarnya tidak ada

secara fisik.

44

http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint

45

Kenthut, Aristo Rahadi, Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008 Pembuatan Media Presentasi, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.


(40)

2. Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafuk dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.

3. Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarnya.

4. Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah. Pertama, pada pengembangan materi pembelajaran keterampilan membaca, program aplikasi presentasi dapat dibuat guru (presenter) dengan cara memasukkan teks dalam slide pertama, kemudian memasukkan latihan dalam slide kedua dan umpan balik latihan dalam slide berikutnya. Untuk memperindah tampilan teks–teks bacaan juga bisa dilengkapi dengan berbagai gambar. Kedua, pada pengembangan materi pembelajaran keterampilan mendengar, guru dapat membuat bahan pembelajaran dengan video atau audio. Seperti halnya pada membaca materi pembelajaran, latihan–latihan dan umpan balik dapat diberikan di slide–slide yang berbeda.

Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pembelajaran. Penggunaan metode ini menempatkan frekuensi yang paling tinggi daripada metode yang lain. Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam presentasi ini telah memberikan pengaruh yang sangat besar, bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran, akan tetapi juga pada teori–teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran. Diantaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan–bahan pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.46

46


(41)

3.3. Prinsip-Prinsip Pengembangkan Media Presentasi untuk Pembelajaran.

Pengembangan media presentasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan media pembelajaran. Beberapa prinsip berikut perlu Anda pertimbangkan ketika akan mengembangkan media presentasi antara lain:

1. Harus dikembangkan sesuai dengan prosedur pengembangan instruksional, karena pada dasarnya media presentasi adalah untuk keperluan pembelajaran. Jika kita tidak menerapkan prinsip ini, maka bahan presentasi yang kita hasilkan akan menjadi tidak efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Atau malah mirip seperti bahan presentasi untuk informasi pada umumnya.

2. Harus diingat bahwa media presentasi berfungsi sebagai alat bantu mengajar, bukan merupakan media pembelejaran yang akan dipelajari secara mandiri oleh sasaran. Media presentasi kurang cocok digunakan sebagai bahan belajar yang bersifat pengayaan. Ini berbeda dengan program multimedia interaktif. Oleh karena itu pesan - pesan yang disajikan dalam media presentasi sebaiknya dibuat secara garis besar dan tidak detail, sebab penjelasan secara detail akan disajikan oleh penyajinya atau guru.

3. Pengembang media presentasi seyogyanya mempertimbangkan atau menggunakan secara maksimal segala potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh jenis media presentasi ini. Unsur-unsur yang perlu didayagunakan pada pembuatan media presentasi ini antara lain memiliki kemampuan untuk menampilkan teks, gambar, animasi, dan unsur audio-visual. Sedapat mungkin unsur-unsur tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam pembuatan media poresentasi yang akan dibuat.


(42)

4. Prinsip kebenaran materi dan kemenarikan sajian. Materi yang disajikan harus benar substansinya dan disajikan secara menarik pula.47

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Ketika mempelajari Pendidikan Agama Islam, akan ditemukan materi-materi yang membutuhkan praktik, maka siswapun merasa butuh dengan materi yang membutuhkan praktek tersebut. Terkadang siswa menjadi jenuh, malas, dan kurang berminat terhadap materi yang disampaikan dan semakin bertambah parah jika metode guru dalam menyampaikan materi tersebut juga membosankan. Jika keadaan ini bertahan terus dalam jangka waktu yang panjang, tentu akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan juga akan memberi dampak yang buruk bagi pertumbuhan pendidikan nasional.

Permasalahan tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi guru yang secara rutin terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencari penyelesaiannya. Upaya apa saja yang dapat dilakukan agar dapat membangkitkan minat dan perhatian serta memudahkan siswa dalam menerima dan memahami pembelajaran tersebut.

Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan perhatian dan minat siswa yaitu dengan menggunakan media yang berfungsi sebagai sarana dalam menyampaikan informasi didalam proses komunikasi kegiatan belajar mengajar. Media yang dimaksud adalah media prsentasi powerpoint.

Melalui media presentasi tersebut, diharapkan siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru disekolah. Diharapkan

47

Kenthut, Aristo Rahadi, Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008 Pembuatan Media Presentasi, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.


(43)

pula dengan media tersebut dapat merangang kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, memotifasi serta menimbulkan minat siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam, sehingga akan tercipta proses belajar mengajar yang efektif, efisien serta menyenangkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Jadi, dari penjelasan di atas diduga pemanfaatan media presentasi akan efektif jika digunakan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemanfaatan media presentasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 04 Model yang berlokasi di daerah Pondok Pinang Jakarta Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah dari tanggal 13 sampai 29 April 2010.

Tabel. 3.1

Waktu dan Kegiatan Penelitian Bulan April No Kegiatan Minggu

I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Minggu V 1. Pembuatan surat

observasi, wawancara dan penelitian

√ 2. Permohonan Surat

Rekomendasi Penelitian √


(45)

dari Kanwil DKI Jakarta

3. Observasi ke Sekolah √

4. Penyebaran angket dan

wawancara √

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian 1. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas XI di MAN 04 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan yaitu 296 siswa.

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15%, atau 20 – 25% atau lebih2. Maka penulis mengambil sampel sebanyak 74 siswa dari jumlah populasi yang sebenarnya sebanyak 296 siswa.

Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan cara purposive sampling (pengambilan sampel berdasarkan tujuan) pada cara ini siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang berdasarkan atas pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.3 Alasan pengambilan sampel ini karena kelas XI merupakan madrasah bertaraf internasional di MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan dan dalam proses belajar mengajarpun sudah menggunakan media presentasi (LCD). Alasan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini.

1

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997), cet. 1, h. 118

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ”Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1996), cet. 10, h. 120

3

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,


(46)

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah Mixed Method, yaitu penggabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Mixed method (metode gabungan: kulitatif- kuantitatif) adalah metode dengan menggunakan gabungan pada prosedur penelitian, dimana salah satu metode lebih dominan terhadap metode yang lain. Metode yang kurang dominan hanya diposisikan sebagai metode pelengkap sebagai data tambahan. Adapun metode yang lebih dominan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan sebagai metode pelengkapnya adalah metode kuantitatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu peneliti datang langsung ke sekolah, mengadakan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat (data yang diperlukan).

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menempuh beberapa teknik, diantaranya :

1. Teknik Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian 4. Pengamatan ini langsung terhadap obyek yang diteliti oleh peneliti untuk mengumpulkan data tentang keadaan guru, siswa, karyawan, serta sarana prasarana yang ada di sekolah.

2. Teknik Wawancara

Wawancara yaitu mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula 5. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada pihak yang

4

Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 158 5


(47)

terkait dengan masalah yang diteliti, yaitu kepada guru bidang Studi Pendidikan Agama Islam, Kepala Sekolah dan Siswa-siswi.

3. Teknik Angket

Angket yaitu mengumpulkan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden 6. Dalam hal ini penulis menyebarkan angket kepada 25% siswa-siswi MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan yang dijadikan sebagai sample dan responden hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat baginya.

F. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berbentuk observasi, wawancara kepada Kepala Sekolah, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, siswa-siswi MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan dan angket penelitian untuk siswa-siswi.

Tabel, 3.2 Kisi – kisi Instrumen

Kisi – kisi Instrumen Efektifitas Pemanfaatan Media Presentasi Butir Soal

No Aspek Indikator

+ – Jumlah Soal 1 Efektifitas media presentasi

dilihat dari segi proses

a. Penggunaan media presentasi b. Patisipasi

1, 3, 4, 17, 22 5 2, 16 6 7 2 2. Efektifitas

media presentasi

dilihat dari segi hasil

a. Pemahaman Materi b. Perhatian c. Senang

mengikuti pelajaran

12,13, 15, 24 9, 10 8, 11, 21, 23 19, 20 7 14, 18, 25 6 3 7 6


(48)

PAI

J u m l a h 17 8

25

G. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data, penulis menempuh cara sebagai berikut :

1. Editing/verifikasi

Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis, penulis segera meneliti kelengkapan dalam mengisi angket bila ada jawaban yang tidak dijawab, penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah.

2. Tabulating

Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi atau table. Kemudian setelah data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka selanjutnya melakukan analisa data dengan teknik deskriptif dengan presentase.

3. Analiting

Langkah ini adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami.

% 100

x N F p= 4. Concloding

Langkah ini adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan interpretasi data.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, yaitu data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif, maka digunakan data analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui basarnya presentase jawaban angket dari responden. Rumus yang digunakan adalah :


(49)

P : Angka Presentasi

F : Frekuensi (Jumlah Jawaban responden) N : Number of Cases (Jumlah )

Untuk jawaban angket, penulis menggunakan kategori sebagai berikut:

Tabel. 3.3 Skala Skor

Kategori Skor Keteangan

Selalu 4 Sangat efektif

Sering 3 Efektif

Jarang 2 Kurang efektif

Tidak pernah 1 Tidak efektif

Untuk mengetahui nilai rata – rata tentang efektifitas pemanfaatan media presentasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, penulis menggunakan rumus 7 :

N X

MX =

Keterangan :

Mx = Mean (rata – rata) X = Jumlah Variabel x N = Number of cases

Setelah itu dirumuskan dengan menggunakan kategori efektifitas.

7

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), cet. XV, hal. 43


(50)

Tabel. 3.4 Kategori Efektifitas

No Skor Keterangan

1. 76 - 100 Sangat Efektif

2. 51 – 75 Efektif

3. 26 – 50 Cukup Efektif


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan 1. Profil dan Sejarah Berdirinya MAN 4 :

Nama Madrasah : MAN 4 MODEL JAKARTA Standar Madrasah : A

No. Statistik : 31.1.31.17.10.001 Tahun Didirikan : 1992

SK Pendirian : No. 42/1 992

Status Tanah : Milik Kementerian Agama RI. Luas Tanah : 21,980 m2

Alamat Madrasah : JI. Ciputat Raya Kelurahan : Pondok Pinang Kecamatan : Kebayoran Lama Kotamadya : Jakarta Selatan Provinsi : DKI Jakarta No Teip : 021-7690283

Fax : 021-7695538

Website : www.man4jkt.sch.id

E-mail : man4jkt©yahoo.com

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta didirikan pada 29 April 1992. Dan pada tahun 1998 Madrasah Aliyah Negeri 4 atas berbagai prestasi yang


(52)

diraihnya ditetapkan sebagai MAN 4 Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI, sesuai Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam No. E.IV/PP.00.6/Kep/17.a/1998 Tanggal 20 Februari 1998.

Sebagai MAN Model satu-satunya di DKI Jakarta, MAN 4 berkomitmen untuk terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan mutu dalam berbagai aspek, baik manajemen, kurikulum dan pembelajaran, kualitas siswa, sarana prasarana dan lain sebagainya. Bukti komitmen terhadap mutu ini, MAN 4 Model Jakarta pada November 2007 berhasil meraih sertifikat internasional dalam penerapan Sistem Manajeman Mutu ISO 9001 : 2000, dan telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan pada Madrasah Depag RI. menjadi madrasah rintisan menuju Madrasah Bertaraf Internasional (MBI).

VISI :

“PENGEMBANG PENDIDIKAN ISLAM UNGGUL DALAM PRESTASI” MISI:

1. Menjadikan agama islam sebagal ruh dan sumber nilai pengemabangan madarasah

2. Pengembangan PBM bernuansa Islam

3. Menjadikan orang tua murid dan masyarakat sebagai mitra dan modal kerja madrasah

4. Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan instansi yang peduli pendidikan

5. menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat 6. Menempatkan tugas guru secara cermat dan akurat

7. menambah an mengembangkan sarana pendukung pembelajaran 8. Mendorong semangat siswa, guru dan seluruh komponen madrasah

lainnya untuk belajar dan kerja keras

9. Mendorong madarasah sebagai wahana pengembangan potensi siswa.

2. Kebijakan Mutu


(53)

b. Meningkatkan kepuasan siswa dan orang tua/wali siswa melalui peningkatan prestasi siswa dan pelayanan prima.

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan.

d. Pemanfaatan dan pemantapan segenap sumber daya (resources) yang tersedia.

3. Sasaran Mutu

1. Tercapainya kepuasan pelanggan (siswa dan orang tua/wali siswa) sebesar 80%

2. Peningkatan kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan melalui pendidikan dan latihan sebesar 40%

3. Peningkatan kemampuan tenaga pendidik dalam bahasa Inggris: a. Tenaga pendidik bahasa Inggris mencapai TOEFL 500

b. Tenaga pendidikan nonbahasa Inggris mencapai TOEFL 450sebanyak 20%,

c. Tenaga kependidikan mencapai TOEFL 450sebanyak 40%.

4. Tercapainya tingkat kelulusan Ujian Nasional 100% dengan klasifikasi A. 5. Tercapinya peningkatan nilai rata-rata nilai UN minimal 0,2 dari tahun

sebelumnya

6. Tercapinya tingkat kelulusan SPMB sebesar 60% dan jumlah pendaftar pada perguruan tinggi terkemuka dan 95%pada seluruh perguruan tinggi negeri. 7. Tercapainya tingkat keterserapan lulusan di dunia kerja sebesar 85%dari

seluruh siswa yang tidak melanjutkan ke pendidikan perguruan tinggi. 8. terwujudnya prestasi pelanggan (siswa dan orang tua/wali siswa) sebesar 80

%

9. Terwujudnya prestasi sebesar 75% pada setiap lomba nonakademik eksternal, minimal masuk 3 besar pada tingkat provinsi.

10. Terwujudnya promosi madrasah melalui lomba akademik atau nonakademik tingkat SLTP bermutu SeJabodetabek.


(54)

11. Terlaksananya sistem aplikasi keadministrasian sebanyak 5 fungsi (bagian) yaitu, sistem administrasian (sidma admin), sistem administrasi siswaan, sistem administrasi madrasah (untuk penilaian raport), simak BMN (Barang Milik Negara), dan sistem administrasi akuntansi.

12. Peningkatan kualitas SDM dalam bidang akademik, manajerial dan teknis melalui pelatihan sebesar 10%.

13. Peningkatan pelayanan kenaikan pangkat tepat waktu bagi tenaga pendidik dan kependidikan.

14. Tercapainya kelengkapan sarana dan prasarana sebesar 100% sesuai standar BSNP.

15. Terlaksanya pengembangan kurikulum sebesar 6 bidang studi. 16. Tercapainya pembelajaran bernuansa Islam sebesar 85%.

17. Terlaksananya MoU (Memorendum of Understanding), dengan lembaga lain bertaraf nasional minimal 2 lembaga sebagai wadah pengembangan potensi siswa.

18. Tercapainya kehadiran tepat waktu bagi siswa, guru dan karyawan sebesar 90%.

19. Terealisasinya sosialisasi pemeliharaan 6K sesuai jadwal-jadwal yang ditetapkan sebesar 90 %.

20. Tercapainya sosialisasi dokumentasi sistem manajemen mutu seluruh civitas akademika MAN 4 Model Jakarta dengan tingkat pemahaman sebesar 80%.

4. Pengembangan di MAN 4 Jakarta

Sesuai dengan amanat UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Pasal 50 (3): Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional (SBI). Karena itulah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan yang wawasan Nasional dan global, maka MAN 4 Model Jakarta pada tahun pelajaran 2009-2010 membuka kelas Internasional. Untuk menjamin mutu kelas


(55)

internasional ini MAN 4 Model Jakarta menjalin kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri yang menjadi Quality Assurance Partners seperti:

• Fakultas MIPA Universitas Indonesia

• United Kingdom (Heriot Watt University, University of Wales, University of East London, London Metropolitas University, Oxford Brooks University, University of Northumbria)

• Malaysia (LimKokWing University, Binary University College, Help University, Unity International College, International Islamic University, University of Malaya) Australia (University of Newcastle, Melbourne University, Queensland University of Technology, University of South Australia)

• New Zealand (Victoria University of Wellington, Massey University). • Mesir (Kairo University).

Struktur Kurikulum yang diterapkan pada Kelas Internasional yaitu kombinasi antara Kurikulum Nasional dengan Kurikulum International Foundation Programme (IFP). Dalam kegiatan pembelajaran pada kurikulum nasional, dilakukan team teaching dengan dosen MIPA UI, sedangkan kegiatan pembelajaran untuk kurikulum IFP tenaga pengajarnya ditangani langsung oleh Imperial Education Indonesia dengan menggunakan pengantar bahasa lnggris, serta didukung sarana pembelajaran yang representative.

5. Kurikulum dan PBM

a. Menerapkan Sistem Administrasi Madrasah (SAM), dalam proses belajar mengajar (PBM),

b. Menerapkan sistem matrikulasi bagi siswa baru kelas X untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Pendidikan Agama,

c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris melalui program TOEFL,

d. Menambah jam pada pelajaran tertentu (Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika dan lain-lain)


(56)

e. Mengidentifikasi dan menganalisis materi esensial masing-masing mata pelajaran untuk dijadikan pendukung pengembangan proses belajar mengajar,

f. Menyusun CD interaktif pembelajaran sebagai instrumen PBM multimedia, g. Menempatkan siswa pada program jurusan berdasarkan minat dan

kemampuan akademis yang dipadukan dengan hasil pysikotes Universitas Indonesia,

h. Menerapkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan kurikulum PAI terpadu,

i. Mendorong siswa untuk berprestasi melalui Bimbinga Belajar Intensif,

j. Menjalin kerjasama dengan lembaga keterampilan kerja untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja,

k. Menjalin kerjasama dengan Jakarta International School (JIS) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa asing.

6. Fasilitas :

Hotspot Area, Ruang belajar dilengkapi sound sistem dan LCD, AC, Laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi), Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Ruang Multimedia, Ruang Bimbingan Konseling (BK), Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) yang dilengkapi dengan aula berkapasitas 300 orang, Masjid, Koperasi I Kantin Guru, karyawan dan Siswa, Lapangan OIah Raga (sepak Bola, Voli, Basket dan Futsal), Ruang Perpustakaan dengan Komputerisasi (Ber-AC), Internet dengan 30 Komputer, Kebun apotik hidup, Lapangan Parkir yang Luas dan Aman, Taman Cerdas.

7. Kegiatan Ekstrakurikuler

Untuk mengembangkan potensi siswa diluar bidang akademik dibentuk organisasi ekstrakurikuler, yaitu :

a. Kolaburasi Seni Musik Tradisional dan Modern (COLSTRA) b. English Club Conversation (ECC)


(57)

d. Gerakan Pelajar Pencinta Alama (GEMPALA)

e. Forur Muzakaroh & Kandungan Isi Al-Qur’an ( FMIK) f. Kajian Jurnaslistik Sekolah (KJS)

g. Pramuka, PMR dan Paskibra; h. Kelompok llmiah remaja (KIR); I. Remaja Islam Prima (ROHIS PRIMA);

j. Kaligrafi, Sholawat, Nasyid; k. Musik (Group band); I. Marawis;

m. Kajian Jurnasilistik Sekolah (KJS).

Menyadari akan pentingnya peranan manajemen dalam pengelolaan lembaga pendidikan yang bermutu, MAN 4 Model Jakarta menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah sistem manajemen standar internasional telah disertifikasi oleh lebih dan 100 negara di dunia. kehebatan sistem manajemen mutu ini terletak pada sistem perencanaan yang matang, realistis dan terukur, dan pada tahap pelaksanaan sudah memiliki pola kerja yang mengacu kepada prosedur-prosedur terbaik yang dipilih oleh organisasi, sedangkan evaluasi dana pemantauan terhadap perbaikan berkelanjutan dilakukan pada setiap tahap dan setiap lini proses organisasi untuk menjamin mutu demi kepuasan pelanggan. Bagi lembaga atau organisasi yang mengadopsi sistem ini akan mendapat sertifikasi yang diakui dunia apabila dinyatakan lolos dalam audit yang diselenggarakan oleh lembaga khusus pensertifikasi ISO. MAN 4 Model Jakarta sejak awal Mei 2007 telah mulai mengembangkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional, dan pada Juli 2007 MAN 4 Model Jakarta resmi mengimplementasikan sistem manajemen mutu tersebut, pada 21 November 2007 MAN 4 Model Jakarta dinyatakan lolos dan telah memenuhi syarat dalam implementasi ISO 900 1:2000 setelah dilakukan audit oleh PT. Sucopindo International Certification Service, dengan demikian MAN 4 Model Jakarta berhak atas sertifikat Internasional ISO 9001:2000.


(58)

(59)

B. Pengolahan dan Analisis Data 1. Hasil Angket

Data yang telah dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan kepada siswa kemudian diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan teknik deskripsi prosentase. Tujuan pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan penjelasan. Untuk memudahkan menganalisis data hasil penelitian tersebut, maka setiap item pertanyaan dibuat suatu tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis data, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang diteliti.

Adapun hasil dari penyebaran angket kepada siswa dapat dilihat pada tabel 1 sampai tabel 25 sebagai berikut:

Tabel. 4.1

a. Guru Pendidikan Agama Islam menggunakan media presentasi No Kategori Frekuensi Prosentase %

1 Selalu 14 18,9 %

2 Sering 26 34,1 %

3 Jarang 33 44,6 %

4 Tidak pernah 1 1,4 %

Frekuensi 74 100 %

Melalui tabel di atas, menyatakan bahwa (44,6%) guru jarang menggunakan media presentasi, (34,1%) guru sering menggunakan media presentasi, (18,9%) guru selalu menggunakan media presentasi, (1,4) guru tidak pernah menggunakan media presentasi.

Hal ini menyatakan bahwa dalam pembelajaran PAI penggunaan media presentasi oleh guru efektif, hal ini terlihat dari prosentase siswa menjawab antara selalu dan sering yang berjumlah 53 % dibandingkan dengan prosentase siswa yang menjawab jarang dan tidak pernah yang berjumlah 46 %.


(60)

Ini menyatakan bahwa guru dalam menggunakan media presentasi efektif dalam mengajar karena siswa yang lebih sering menggunakan media presentasi tersebut dan guru hanya menyuruh siswa saja dalam berpresentasi.

Tabel. 4.2

b. Pembelajaran dengan menggunakan media presentasi membuat bingung dan pusing

No Kategori Frekuensi Prosentase %

1 Selalu 0 0 %

2 Sering 11 14,8 %

3 Jarang 50 67,6 %

4 Tidak pernah 13 17,6 %

Frekuensi 74 100 %

Melalui tabel di atas, menyatakan bahwa sebagian besar (67,6%) responden dalam pembelajaran dengan menggunakan media presentasi tidak membuat bingung dan pusing siswa, (17,6%) menyatakan bahwa tidak pernah bingung dan pusing, (14,8%) menyatakan bahwa sering membuat bingung dan pusing.

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media presentasi tersebut adalah efektif. Yaitu dengan jumlah prosentase 85,2% siswa menyatakan penggunaan media presentasi tidak membuat bingung dan pusing, sedangkan hanya 14,8% siswa yang menyatakan bahwa penggunaan media presentasi membuat bingung dan pusing.

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan media presentasi dalam proses belajar mengajar efektif, itu terbukti bahwa kebanyakan siswa proses pembelajarannya tidak merasa bingung dan pusing.


(61)

Tabel. 4.3

c. Pembelajaran dengan media presentasi menjadi lebih efektif No Kategori Frekuensi Prosentase %

1 Sangat efektif 17 23 %

2 Efektif 20 27 %

3 Kurang efektif 34 46 %

4 Tidak efektif 3 4 %

Frekuensi 74 100 %

Melalui tabel di atas, menyatakan bahwa prosentase siswa menjawab hampir separuh (46%) responden menyatakan bahwa pembelajaran dengan media presentasi kurang efektif, sedangkan (27%) responden menyatakan efektif, (23%) menyatakan sangat efektif dan (4 %) menyatakan tidak pernah efektif.

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media presentasi efektif, karena 50% siswa menjawab efektif dan 50% siswa lagi menjawab kurang efektif. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa dengan media presentasi dalam proses belajar mengajar efektif, dikarenakan siswa aktif, paham dan peka untuk menerima materi yang jelas mereka tidak jenuh dalam menangkap materi pelajaran.

Tabel. 4.4

d. Kesiapan guru dalam menyajikan mata pelajaran dengan menggunakan media presentasi baik

No Kategori Frekuensi Prosentase %

1 Selalu 10 13,5 %

2 Sering 13 17,6 %

3 Jarang 41 55,4 %

4 Tidak pernah 10 13,5 %


(1)

cukup efektif, anak jelas lebih paham dalam menangkap materi yang kita sampaikan, lebih tanggap lebih peka untuk menerima materi, dan yang jelas mereka tidak jenuh. Kalau kita memakai metode ceramah terus mereka juga bosen, jenuh dan cenderung ngobrol sendiri 2.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa efektifitas pemanfaatan media presentasi pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan sudah efektif dilaksanakan.

2


(2)

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari analisis data, dapat diketahui bahwa efektifitas pemanfaatan media presentasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan adalah efektif. Dalam proses belajar mengajar di MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan sehari-harinya dari guru ataupun dari siswanya selalu menggunakan media presentasi (powerpoint) tersebut. Karena dengan adanya media presentasi (powerpoint) tersebut siswa lebih aktif dalam belajar, lebih paham, lebih tanggap, lebih peka untuk menerima materi yang jelas mereka tidak jenuh, tidak bosan dengan media presentasi (powerpoint) tersebut dan tentunya lebih efektif dalam proses belajar mengajar.

2. MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan sudah cukup baik dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media presentasi (powerpoint), itu terbukti bahwa guru-guru di MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan dianjurkan untuk menggunakan laptop dan LCD proyektor sebagai sarana pembelajaran.


(3)

3. Dengan adanya media presentasi (powerpoint), tersebut nilai siswa meningkat. Dengan kata lain media presentasi ini efektif dalam proses belajar mengajar.

b. Saran

1. Dalam setiap proses pembelajaran hendaknya menggunakan media presentasi (powerpoint) karena dengan itu siswa akan lebih aktif dalam belajar. Sehingga tidak ada siswa yang merasa jenuh, bosan dalam belajar di kelas.

2. Guru diharapkan bisa mengoperasikan LCD ataupun memperbaiki ketika LCD ada kerusakan, karena selama ini di MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan kalau ada kerusakan di tengah-tengah belajar, guru belum bisa memperbaiki atau mengoperasikannya. 3. Untuk Kepala Sekolah diharapkan untuk menambah adanya sarana

prasarana penunjang seperti genset. Selama ini kalau ada lampu mati mendadak, aktifitas belajar di kelas juga tidak berjalan, itu dikarenakan semua kelas memakai media presentasi (LCD) tersebut, dan genset tersebut sangat diperlukan sekali dalam hal ini. 4. Peran guru dan Kepala Sekolah, keteladanan dan pembiasaan

masih tetap diperlukan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk sikap dan perilaku siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abied, Tujuan Pendidikan Agama Islam, http://meetabied.wordpress.com/ 2009/10/30/tujuan-pendidikan-agama-islam/2009

Amini, Ayatullah Ibrahim, Agar Tidak Salah Mendidik Anak, Jakarta : Al-Huda, 2006

Anderson,Ronald H., Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran,

Jakarta : Rajawali, 1987

Arifin, Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam

Undang-Undang Sisdiknas, Jakarta : Departemen Agama RI, Direktorat

Jenderal Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian ”Suatu Pendekatan Praktek”, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1996

Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000

Daradjat,Zakiah, et.all., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1996

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 1996

Habibullah, Ahmad dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam, Jakarta : PT. Pena Citasatria, 2008

http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/18/efektifitas-pembelajaran/

http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/

http://id.wikipedia.org/wiki/Presentasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint

http://starawaji.wordpress.com/2009/03/01/efektivitas-pembelajaran/

http://www.uin-suka.ac.id/detail_kabar.php?id=144

Kenthut, Aristo Rahadi, Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008 Pembuatan Media Presentasi,


(5)

Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997

Miarso,Yusuf hadi, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan : Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta : CV. Rajawali, 1986

Moeliono, Anton, et.all., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990

Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2004

___________, Nuansa Baru Pendidikan Islam:Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006

Mujib, Abdul, et all, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana 2006

Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007

Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta : Gaung Persada Press, 2008

Nizar, Samsul, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001

Sadiman, Arief S. dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996

Soejanto, Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses, Jakarta : Rineka Cipta, 1992

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006

Susanto, Eko, http://de2azhar.blogspot.com/2010/01/pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html

Sutikno, M. Sobry, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, Mataram : NTP Press, 2007


(6)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana, 2009

Zuhairini, Abdul Ghafir dan Slamet As Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan

Agama, Surabaya : Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel