10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Definisi Pajak
Definisi pajak menurut para ahli seperti yang diungkapkan oleh Waluyo 2010:2 di antaranya sebagai berikut:
Menurut Edwin R. A. Seligman “Tax is compulsary contribution from the person, to government to depray
the expenses incurred in the common interestof all, without reference to special benefit conferred
”. Dari definisi di atas terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditunjukkan kepada negara tanpa adanya manfaat yang
ditunjukkan secara khusus kepada seseorang, memang demikian halnya bahwa bagaimanapun juga pajak itu ditujukan manfaatnya kepada
masyarakat. Menurut N. J. Feldman
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum, tanpa
adanya kontrapretasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-
pengeluaran umum”.
Menurut M. J. H. Smeets “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-
norma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontrapretasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah
untuk membiayai pengeluaran pemerintah”.
Menurut Soeparman Soemahamidjaja “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang, yang dipungut penguasa
berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang- barang dan jasa-
jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”.
11 Menurut Rochmat Soemitro
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal
kontra-pretasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”. Sedangkan definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakkan Nomor 6 Tahun 1983 adalah
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
.” Dari definisi tersebut, terdapat empat unsur yang melekat pada pajak,
diantaranya adalah: a. Pajak
dipungut berdasarkan
undang-undang serta
aturan pelaksanaannya yang sifanya dapat dipaksa
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah d. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur
Pada dasarnya setiap definisi pajak yang dikemukakan para ahli memuat empat unsur di atas. Adanya keempat unsur tersebut menjadikan
pajak mempunyai kekuatan hukum yang kuat, untuk itu apabila wajib pajak atau masyarakat tidak melakukan kewajiban perpajakannya sesuai
dengan Undang-Undang yang berlaku, maka dapat dikenakan sanksi yang berupa sanksi administrasi maupun pidana.
12
2. Jenis-Jenis Pajak