Dasar Penagihan Pajak Bentuk Penagihan Pajak

31 menunggu jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak dan tahun pajak .

a. Dasar Penagihan Pajak

Dalam penagihan pajak perlu diketahui terlebih dahulu dasar yang digunakan dalam penagihan pajak. Sesuai dengan pasal 18 Undang- Undang KUP bahwa dasar penagihan pajak yang digunakan yaitu Waluyo, 2009:57: 1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB 2 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT 3 Surat Keputusan Pembetulan 4 Surat Keputusan Keberatan, Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah. Dasar hukum yang digunakan dalam penagihan pajak yaitu Undang-Undang no.19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Sebagai pelaksana eksekusi dari putusan yang sama kedudukanya dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dilaksanakan oleh juru sita. Juru sita diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang bertugas Waluyo, 2009:58: 1 Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligus 2 Memberitahukan Surat Paksa 3 Melaksanakan penyitaan atas barang penanggung pajak berdasar surat perintah melaksanakan penyitaan 32 4 Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan.

b. Bentuk Penagihan Pajak

Penagihan pajak dapat dibedakan menjadi 2 dua yaitu penagihan pasif dan penagihan aktif, adapun penjelasanya adalah sebagai berikut Suandi, 2008:174: 1 Penagihan Pasif Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, surat keputusan pembetulan yang menyebabkan pajak terutang lebih besar, surat keputusan keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, surat keputusan banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka 7 hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan surat teguran. 2 Penagihan Aktif Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetap, akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 33 a Surat Teguran Apabila utang pajak yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, tidak dilunasi sampai melewati 7 tujuh hari dari batas waktu jatuh tempo satu bulan sejak tanggal diterbitkannya. b Surat Paksa Apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 dua puluh satu hari dari tanggal surat teguran maka akan diterbitkan Surat Paksa yang disampaikan oleh Juru Sita Pajak Negara dengan dibebani biaya penagihan paksa sebesar Rp 50.000,00 lima puluh ribu rupiah, utang pajak harus dilunasi dalam waktu 2 x 24 jam. c Juru Sita Apabila utang pajak belum juga dilunasi dalam waktu 2 x 24 jam dapat dilakukan tindakan penyitaan atas barang-barang WP, dengan dibebani biaya pelaksanaan sita sebesar Rp 100.000,00 seratus ribu rupiah. d Lelang Dalam waktu 14 empat belas hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi maka akan dilanjutkan dengan tindakan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum 34 dibayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang dalam surat kabardan biaya lelang pada saat pelelangan.

c. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelaksanaan PenyuluhanDalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib PajakUntuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 72 67

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 70 56

Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 35 88

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

pengaruh kepatuhan Formal Wajib Pajak Dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (studi kasus pada Kantor pelayanan Pajak Pratama Garut)

0 7 46

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA GENTENG.

1 3 81