D. Visi Kemasyarakatan
1. Dalam pergaulan sosial masyarakat religius, yang muda yunior
menghormati yang tua senior yang tua menyayangi memaklumi, mendorong, memberi kesempatan kepada yang muda. Nilai ini berasal
dari hadis nabi; laisa minna man lam yuwaqir kabirana walam yarham shaghirana artinya tidak termasuk golonganku orang yang tidak bisa
menghormati yang lebih tua dan tidak bisa menyayangi yang lebih muda. 2.
keluarga merupakan barometer kesuksesan sosial, seorang pemimpin masayarakat adalah yang juga bisa menjadi pemimpin dan teladan dalam
rumah tangganya. 3.
solidaritas sosial berlangsung tanpa memandang perbedaan identitas sosial, tetapi berdasar pada nilai kemanusian universal. Siapapun yang
memerlukan bantuan kemanusiaan berhak untuk menerima bantuan sosial dari orang lain yang memiliki kemampuan.
E. Visi Etika Sosial Politik.
1. pada dasarnya manusia adalah mahluk politik, setiap ada kelompok
masyarakat pasti akan terbangun sistem kepemimpinan dan kekuasaan. 2.
pemimpin adalah yang memegang suatu kekuasaan, tetapi fungsinya adalah pelayan mayarakat, pemimpin tidak hanya berkuasa tetapi wajib
melayani kepentiangan yang dipimpin. Visi ini berasal dari etika agama,
27
sayyidul qaumi khadimuhum. Artinya pemimpin masyarakat pada hakikatnya adalah pelayan mereka.
3. yang berhak menjadi pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk memberi kepada yang dipimpin rasa aman, kemakmuran, perlindungan, contoh teladan dll. Rekruitmen pemimpin selalu
memperhatikan faktor kemampuan berkomunikasi, ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dan senioritas.
4. masyarakat harus menghormati lembaga kepemimpinan. Mempermalukan
pemimpin yang telah dipilih bermakna mempermalukan diri sendiri. Bangsa yang jatuh pemimpinnya dengan cara tidak terhormat dijamin
penggantinya tidak lebih baik dari yang dijatuhkan. 5.
pemimpin yang tidak mampu mengakomodasi apalagi bertentangan dengan aspirasi yang dipimpin, seyogyanya secara terhormat
mengundurkan diri sebelum diturunkan. 6.
dalam hubungan kerjasama sosial politik baik dengan kawan maupun dengan lawan poltik hendaknya selalu saling mengingatkan, mengkritisi
tapi dengan tujuan baik, konsisten beroreintasi kepada kebaikan dan kepatutan dan mencegah terjadinya kemunkatran. Visi ini berasal dari
konsep amar ma’ruf nahi munkar artinya selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Amar makruf nahi munkar
adalah sistem pengawasan dengan motivasi agama, bukan mencari cari kesalahan, bukan sabotase, ada beberapa istilah alquran tentang norma,
28
yaitu alkhair, alma’ruf, almunkar dan fakhsiah. a alkhair adalah
kebaikan universal seperti kejujuran, keadilan, menolong yang lemah dsb.
b alma’ruf adalah sesuatu secara sosial dipandang baik dan patut,
seperti ukuran sopan dan tidak sopan ukuran besar dan kecil, banyak dan
sedikit, ukuran penting dan tidak penting. Sedangkan c munkar adalah
perbuatan jahat yang dibalut dengan argumen sehingga tidak terkesan seperti kejahatan padahal sangat berbahaya, seperti komisi, mark up,
sumbangan sukarela tanpa tekanan susu tante uang semir, pelicin, dan
sebagainya dan d fahisiyah adalah sesuatu yang secara universal
dipandang sebagai kekejian , misalnya zina. Karena universal, maka pezinapun marah jika istrinya dizinahi orang. Mengingatkan lawan poltik,
meski tujuannya baik tetap harus dengan cara yang beretika, jadi nahi munkar pun harus dilakukan dengan cara ma’ruf, amar ma’ruf dengan cara
munkar akan menghasilkan kemunkaaran, apalagi nahi munkar dengan cara munkar.
7. dalam menejemen kerja, harus mendahulukan penghargaan, reward,
basyiran dan menomorduakan hukuman, punishment nadziran. Visi ini berasal dari akhlak nabi basyiran wa nadziran, mendahulukan
memberikan kegembiraan , baru mengingatkan bahaya. 8.
mengembangkan kearifan yang dapat disimpulkan dalam kalimat: keliru memberi maaf itu lebih baik dari pada keliru menghukum, menyesal
29
karena diam itu lebih baik dari pada menyesal karena terlanjur bicara. Visi ini juga berasal dari hadis nabi.
9. mengembangkan kebajikan, yakni kebajikan yang menakjubkan; seperti
memaafkan kesalahan musuh menghapus dendam politik menyantuni orang yang pernah didzalimi dan lain sebagainya. Visi ini berasal dari
bybel dan hadis nabi. 10.
pihak yang kalah secara demokratis hendaknya mengakui kekalahannya dan mendukung secara positif pada lawannya yang menang, sedangkan
pihak yang menang hendaknya merendahkan diri dengan ungkapan bahwa kami bukanlah yang terbaik, tetapi beruntung memperoleh kemenangan
berkat rahmat Allah. 11.
tidak terjebak pada cinta berlebihan dan benci berlebihan. Visi ini berasal dari tasauf al Gazali ahbib habibaka haunan ma ‘asa an yakuna
baghidaka yauman ma, wa abghid baghidaka haunan ma’ asa an yakuna yauman ma. Artinya, cintailah kekasihmu sederhana saja, siapa tahu
dibelakang hari ia menjadi orang yang paling kau benci, bencilah musuhmu sederhana saja, siapa tahu dibelakang hari ia akan menjadi
kekasihmu. 12.
berfikir ulang sebelum merespon final, visi ini berasal dari wahyu Q2:216. Apa yang kau sukai mungkin berakibat buruk bagimu, dan apa
yang tidak kau sukai mungkin justru baik untukmu.
30
F. Visi Etika Sosial Ekonomi