F. Visi Etika Sosial Ekonomi
1. Bahwa dalam setiap produk misalnya mobil, rumah, dlsb hingga berujud
sempurna prosesnya, telah melibatkan ratusan dan mungkin ribuan tangan manusia menurut teori ibnu khaldun produk seribu tangan oleh karena
itu setiap kekayaan yang miliki tidak sepenuhnya milik, tetapi didalamnya ada fungsi sosial.
2. Harta kekayaan adalah anugrah tuhan kepada manusia, dan merupakan
alat untuk merncapai keutamaan dalam kehidupan, bukan tujuan hidup, karena harta merupakan alat hidup, maka seberapa banyak orang boleh
memiliki kekayaan tergantung sejauh mana ia mencapai keutamaan. Jiak seseorang bercita cita melakukan karya besar dan keutamaan yang tinggi
dan banyak maka ia memerlukan banyak kekayaan. 3.
Bahwa di dalam harta si kaya terdapat bagian yang menjadi milik orang lain fakir miskin yang harus dibayarkan. Semakin meningkat kekayaan
seseoarang, maka semakin besar pula porsi milik orang lain yang membutuhkan. Oleh karena itu perlu diatur sistem yang menjamin
dibayarkannya hak orang lain, dalam agama Islam disebut zakat, infak, sedekah, dalam bybel disebut persepuluhan. Pada tatanan masyarakat yang
konsisten menjalankan sistem ini orang kaya dicintai orang miskin, mereka berterima kasih dan selalu mendoakan agar sikaya bertambah
kaya. Pada tatanan masyarakat yang tidak mempedulikan sistem ini,
31
kesenjangan sosial akan melebar, orang miskin dendam kepada sikaya, dan setiap melakukan anarkhi setiap peluang terbuka.
4. Harta kekayaan itu ibarat air, jika mengalir maka airnya bersih dan indah
dilihat. Harta itu ibarat pohon, jika sering digunting secara berkala beramal maka pohon itu akan menjadi segar karena tumbuhnya ranting
dan daun baru. Pohon yang tidak pernah digunting tumbuhnya tinggi tetapi tidak indah.
5. Kejujuran dalam kegiatan ekonomi bekerja atau berbisnis akan
mendatangkan keberkahan hidup, berbisnis secara curang meski mendatangkan keuntungan besar, dijamin akan mendatangakan
kegersangan dalam hidup, dirinya dan keluarganya. Berkah artinya terdaya gunanya nikmat tuhan secara optimal, orang yang hidupnya
berkah, tidak ada serupiahpun hartanya yang tercecer tidak bermanfaat, lawannya adalah mubazir, banyak biaya keluar tetapi tidak mendatangkan
manfaat.
32
BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUSITAS DALAM BERPOLITIK DI