Pembagian Intervensi Prinsip Intervensi

23 3 Asesmen assessment Asesmen bertujuan untuk mencapai pemahaman terhadap situasi tertentu dan mencanangkan intervensi yang efektif. Kegiatan utama asesmen adalah pengumpulan, pengorganisasian dan pengkajian data atau informasi apapun yang terkait dengan anggota kelompok dan kelompok tersebut sebagi satu kesatuan. 4 Tahapan Menengah Middel Stage Proses intervensi kelompok pada tahapan menengah middle stage, menitikberatkan kegiatan pada upaya pencapaian tujuan- tujuan kelompok. 5 Evaluasi Evaluation Tahapan evaluasi merupan proses untuk mendapatkan informasi atau tanggapan feerback tentang pengaruh seluruh proses intervensi baik terhadap individu dalam kelompok maupun kelompok tersebut sercara keseuruhan. 6 Tahap Akhir Ending Tahapan akhir atau tahapan terminasi termination merupakan tahapan penting dari keberlagsungan suatu kelompok.

5. Pembagian Intervensi

Bila ilmu kedokteran menekankan pada diagnosis dan penyembuhan, disiplin ini menekankan pada penilaian „‟assessment‟‟ dan intervensi. Intervensi merupakan metode perubahan sosial terencana yang bertujuan memfungsikan kembali fungsi sosial seseorang, kelompok, 24 maupun masyarakat. Ilmu kesejahteraan sosial dalam kaitannya dengan intervensi memiliki 3 pembagian, yaitu mikro, mezzo, dan makro. Level mikro membahas intervensi sosial di tingkat individu, keluarga, dan kelompok kecil; level mezzo membahas intervensi sosial di tingkat komunitas dan level makro membahas intervensi sosial di tingkat masyarakat yang lebih luas. 8

6. Prinsip Intervensi

Prinsip-prinsip dalam metode intervensi mikro mendasari relasi antar pekerja sosial dan klien dalam upaya intervensi sosial terhadap individu, keluarga, dan kelompok kecil. Bertitik tolak dari pandangan bahwa seorang klien adalah individu yang unik, yang dapat mengambil keputusan bagi dirinya sendiri, dan intervensi itu merupakan salah satu bentuk tanggung jawab masyarakat, intervensi itu dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar berikut 9 : a. Acceptance; prinsip ini memberikan tuntunan kepada penyantun agar pada pertemuan awal dengan klien dia dapat memahami bentuk penampilan klien. Penyantun diharapkan dapat menerima klien dengan penampilan apa adanya; b. Individualisasi; seorang individu berbeda dari individu lainnya karena keunikannya. Karena itu pelayanan bantuan terhadap seorang klien harus disesuaikan dengan keunikannya tersebut; 8 http:id.wikipedia.orgwikiIlmu_kesejahteraan_sosial 9 http:umatun.wordpress.com20101023pengertian-ruang-lingkup-dan-studi-intervensi 25 c. Komunikasi; ada dua macam bentuk komunikasi, yang verbal dan non verbal. Kedua bentuk komunikasi itu bersifat komplementer dan penyantun berkewajiban untuk merekam bentuk non verbal sebaik- baiknya karena informasi yang diperolehnya akan memperlengkapi informasi yang disampaikan secara verbal;\ d. Partisipasi; pada akhir dari proses bantuan klien diharapkan dapat pulih keberfungsian sosialnya. Untuk mencapai kemampuan itu klien dilatih secara bertahap untuk berpartisipasi dalam kegiatan memecahkan masalahnya sendiri; e. Kerahasiaan; sesuai dengan etika profesi yang dianut penyantun berkewajiban untuk tetap merahasiakan segala informasi mengenai identitas klien dan permasalahannya, sebagai wujud dari prinsip memegang rahasia jabatan; f. Self-awareness; prinsip ini mengingatkan kepada pekerja sosial bahwa ia adalah manusia biasa, yang memiliki kelemahan dan kekuatan. Dalam menjalankan tugasnya pekerja sosial diharapkan tidak menjadi sombong ataupun takabur, tetapi berpegang pada deskripsi tugasnya.

B. Perilaku Menyimpang