Pengertian Intervensi Mikro Intervensi Mikro

13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Intervensi Mikro

1. Pengertian Intervensi Mikro

Intervensi merupakan istilah yang digunakan dalam berbagai disiplin ilmu termasuk psikologi klinis dan Pekerjaan Sosial. Penggunaan istilah intervensi pada kedua disiplin ilmu tersesbut, tidak jauh berbeda bahkan saling psikologi terutama psikologi klinis. Kajian dan disiplin ilmu terapan psikologi klinis mengartikan intervensi sebagai upaya perubahan prilaku, pikiran dan emosi. 1 Sedangkan kajian dalam ilmu Pekerja Sosial memberikan pengertian intervensi sebagai : “ interceding in or coming between grouf or people, even, planning, activities, or on individual‟s internal conflicts. In social work, the term is analogous to the pyisician‟s term “treatment” because it includes treatmen and also encompasses the other activities social workers use to solve or preven problems or achieve goa ls for social betterment.” 2 Intervensi mencoba menjadi penengah antara sekelompok orang, peristiwa-peristiwa, aktivitas terencana, atau konflik internal. Didiplin ilmu pekerja social menganaligikan istilah intrvensi dengan istilah “perawatan” dengan ilmu psikiatri. Intervensi dalam ilmu Pekerja Sosial meliputi “perawatan” dan aktivitas lainnya yang pekerja social gunakan untuk mengatasi, merncegah masalah secara mencapai keberfungsian 1 Tirtiadi A. Ardani, lin T. Rahayu, Yulia Sholichatun, Psikologi Klinis, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007h.138 2 Robert L. Barker, The Social Work Dictionary, Washington DC: NASW Prees, 1995, 14 sosial yang lebih baik Istilah dan metode intervensi kemudian berkembang menjadi intervensi sosial. Sebuah proses perubahan sosial terencana, dan teroganisir dengan level pendekatan mikro, nesso, dan makro. Dimana pendekatan intervensi mikro menjadi level paling dasar dari keseluruhan upaya intervensi sosial. Intervensi mikro bahkan mengawali lahirnya disipliln ilmu terapan pekerjaan sosial. Intervensi mikro hadir melalui pandangan Mary Richmond dalam buku diagnosisi sosial social Diagnosis pada tahun 1917. Mary Richmond mengarahkan kerangka berpikirnya pada bahasan intervensi mikro sebuah pendekatan yang fokus pada usaha intervensi sosial di level individu, dan keluarga. Namun, pada perkembangannya kelompok atau komunitas kecil juga menjadi fokus pendekatan ini pembahasan pada level miko kemudian mempengaruhi perklembangan pekerjaan sosial pada awal-awal dekade 1900-an. 3 Pada masa selanjutnya, istilah mikro sebagai bagian dari lepel peraktik dan orientasi pekerjaan sosial, memiliki pengertian sebagai: “The term used by social workers to identify professional activities that are designed to help solve the problems faced frimarily by individuals. Families, and small grouf. Usually micro practice focuses on direct intervention on a case-by-case or in a clinical setting. Micro orientation in social work. An emphasis on the indifidual clienis and on the enhancemen of technical skills for use in efficien treatment of these problems. 4 Istilah mikro dalam peraktik pekerjaan sosial merupakan upaya identifikasi aktifuitas propesional dan terencana untuk membantu individu, 3 Adi Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h.72. 4 Robert L. Barker, The social Work Dictionari, h. 234 15 keluarga, dan kelompok kecil mengatasi masalahnya. Umumnya praktik pada level mikro lebih fokus pasa tataran klinis atau intrvensi, langsung kasus perkasus. Sedangkan orientasi level mikro memberikan perhatian pada individu dan keterampilan teknis yang bekerja sosial gunakan dalam meningkatkan evisiensi penanganan masalah individu tersebut. Pada perkembangannya, intervensi pada level mikro menjadi salah satu pilihan utama dalam mengatasi masalah-masalah sosial. Terutama yang terjadi akibat ketidakmampuan individu dalam memenuhi peranan sosialnya sesuai dengan tuntutan lingkungan. 5 Dalam hal ini, intervensi pada level mikro berupaya mengatasi masalah-masalah tersebut untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu, keluarga, dan kelompok. Intervensi mikro menggunakan bimbingan dan konseling sebagai media dalam proses pelaksanaannya. Sampai saat ini, tidak sedikit bidang-bidang kesejahteraan sosial yang mengandalkan intervensi mikro. Bidan-bidang tersebut antara lain pekerjaan sosial sekolah, konseling anak, rehabilitasi ketergantungan narkotika, rehabilitasi penyandang cacat, dan lain sebagainya. 6 Secara umum, konsep intervensi mikrio merupakan pendekatan terencana pada level awal dari keseluruhan upaya intervensi sosial yang saling terkait dan menyeluruh. Intervensi mikro mengupayakan penyelesain masalah-masalah sosial yang terjadi karena ketidak mampuan dalam memenuhi peranan sosial, atau karena konflik internal pada 5 Mendosa 1981:4 dalam Isbandi Rukminto Adi Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Jakarta: FISIP UI Pres,2004, h. 72. 6 Adi Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 71, 80 16 tingkatan individu, keluarga, dan kelompok kecil. Pendekatan intervensi mikro mengandalkan bimbingan dan konseling sebagai media intervensi klinis kasus perkasus. Sehingga tujuan efisiensi perawatan dan penanganan masalah dalam meningkatkan keberfungsian sosial individu,keluarga, dan kelompok kearah yang lebih baik, dapat tercapai. Sebagai bagian dari pendekatan intervensi sosial terencana, intervensi mikro memiliki metode serta proses yang unik dan khas. Pendekatan ini menekankan pada upaya perubahan sosial terencana pada tingkatan individu, keluarga, dan komunitas dengan menggunakan metode intervensi individu social casework, metode intervensi keluarga family Casework, danmetode intervensi kelompok Group Work. 7

2. Metode intervensi individu Social Casework