Pemilu merupakan sarana dan jalur langsung untuk mencapai posisi elit penguasa. Dengan begitu maka Pemilu diharapkan bisa berlangsung
pergantian atau sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan demokratis d.
Sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat. Pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat yang bersifat langsung, umum,
bebas, dan rahasia. Yang diharapkan bisa mencerdaskan pemahaman politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi.
36
4. Asas Pemilu
Asas Pemilu yatiu: a.
Berkala teratur. Bahwa pemilihan umum itu dilaksanakan secara teratur sesuai dengan konstitusi dan ketentuan yang diatur oleh negara
bersangkutan. b.
Langsung. Pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara dalam
memilih wakil-wakil yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat dan di pemerintahan.
c. Umum. Pemilihan umum diikuti oleh setiap orang yang sudah memenuhi
syarat. d.
Bebas. Maksudnya dalam memberikan suaranya, si pemilih tidak ada tekanan dari pihak manapun yang memungkinkan dia memberikan suara
tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dia benar-benar bebas dalam menentukan pilihannya.
36
Syamsudin Haris, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998, h. 8.
e. Rahasia. Artinya kerahasiaan pemberi suara atas calon atau organisasi atau
partai peserta pemilihan umum yang dipilihnya tidak akan diketahui oleh siapapun, termasuk panitia pemungutan suara. Sehingga pemilih bebas
dari ketakutan atau ancaman dari pihak manapun dalam memberikan suaranya dan setelah dia memberi suaranya.
f. Jujur. Maksudnya adalah tidak boleh terjadi kecurangan-kecurangan
dalam pemilihan umum tersebut. Baik oleh penyelenggara yang memanipulasikan suara-suara untuk kepentingan partaiorganisai tertentu,
atau oleh organisasipartai peserta pemilihan umum yang berbuat kecurangan-kecurangan dengan memberikan informasi tentang dirinya
yang mungkin belum berhak memilih tetapi sudah memperoleh keterangan yang menyatakan ia berhak memilih.
g. Adil. Dalam penyelenggaraan pemilihan umum setiap pemilihan dan partai
politik peserta pemilihan umum mendapatkan perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.
37
5. Tipe-Tipe Sistem Pemilu
Umumnya anggota partai politik duduk dilembaga perwakilan melalui pemilihan umum, tetapi karena ada kelompok fungsional dalam masyarakat yang
dibutuhkan duduk di lembaga perwakilan maka dikenal cara pengangkatan atau penunjukkan oleh organisasi fungsionalnya atau perwakilan etnis atau daerah.
Sehubungan dengan itu cara yang bisa dianut untuk mengisi keanggotaan lembaga perwakilan menurut G.Y. Wolhoff, yaitu melalui pengangkatan penunjukkan
37
Ibid, h. 311-312.
biasa disebut sistem pemilihan organis dan pemiihan umum biasa disebut sistem pemilihan mekanis.
38
Berikut ini akan peneliti jelaskan tipe-tipe sistem Pemilu: a.
Sistem Pemilihan Organis Dalam sistem pemilihan organis ini pertain-partaiorganisasi politik
tidak perlu dikembangkan, karena pemilihan diselenggarakan dan dipimpin oleh setiap persekutuan hidup dalam lingkungan sendiri.
Badan perwakilan menurut sistem organisme ini berifat badan perwakilan kepentingan-keprntingan khusus persekutuan hidup yang
biasa disebut dewan korporatif. b.
Sistem Pemilihan Mekanis Dalam
sistem mekanisme,
partai-partaiorganisasi politik
mengorganisir pemilih-pemilih dan di sini partai-partai politik berkembang baik menurut sistem satu partai, dua partai atau multi
partai. Lembaga perwakilan rakyat yang terbentuk bersifat leaga perwakilan kepentingan rakyat seluruhnya atau menghasilakan
parlemen atau dalam lembaga perwakilan dengan satu kamar disebut Dewan Perwakilan Rakyat DPR.
c. Sistem Distrik
Sistem distrik biasa disebut juga sistem pemilihan mayoritas atau single-member constituency. Sistem pemilihan distrik adalah suatu
sistem pemilihan umum di mana wilayah suatu negara yang menyelenggarakan pemilihan untuk memilih wakil di parlemen, dibagi
38
Ibid, h. 314.
atas distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan kursi yang tersedia di parlemen, dan setiap ditrik memilih hanya satu wakil untuk
duduk di parlemen dari sekian calon untuk distrik tersebut, yaitu yang memperoleh
suara terbanyak
mayoritas dalam
pemilihan bersangkutan.
d. Sistem Pemilihan Mayoritas-Plularitas
Pada intinya, sistem mayoritas dilihat sebagai kompromi oleh kelompok yang ingin melakukan peningkatan terhadap sistem distrik
tetapi tidak menyukai sistem proporsional. e.
Sistem Representasi Proporsional Sistem ini biasa disebuut juga sebagai sistem pemilihan multi-
member constituency atau sistem perwakilan berimbang, dengan menggunakan distrik-distrik wakil majemuk, jumlah wakil yang
terpilih untuk suatu distrik ditentukan oleh presentase suara sah yang diraih oleh partai atau kendidat peserta Pemilu dalam distrik tersebut.
44
BAB III GAMBARAN UMUM DEWAN PIMPINAN CABANG DPC PPP
KABUPATEN TEGAL KABUPATEN TEGAL PADA PEMILU LEGISLATIF 2009
A. Sejarah dan Pembentukan DPC PPP Kabupaten Tegal
Partai Persatuan Pembagunan PPP secara nasional didirikan pada tanggal 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, Partai Nadhlatul
Ulama, Partai Muslimin Indonesia Parmusi, Partai Syarikat Islam Indonesia PSII dan Partai Islam Perti.
1
PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok Persatuan Pembangunan,
semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama, H.Mohammad Syafaat Mintaredja,
SH Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia Parmusi, H. Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII, H. Rusli Halil Ketua Umum Partai Islam Perti dan H.
Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR.
2
Sedangkan di Kabupaten Tegal, PPP berdiri setelah mendapatkan instruksi dari pimpinan pusat PPP,
dan diprakarsai oleh para tokoh masyarakat dan ulama’, adalah Kyai Muhgni, Kyai Usman Zahid, Kyai Miftah, KH Zainal Arifin,
1
Tubagus Fahmi, Pasang Surut Partai Persatuan Pembangunan , Tegal: DPC PPP KAB Tegal, 2006, h. 16.
2
Ibid, h. 16.
sedangkan tokoh dari H. Qosim Tafsir dan Agus Fatah, sedangkan Ketua Umum pertama DPC PPP Kabupaten Tegal adalah H. Qosim Tafsir.
3
B. Visi dan Misi DPC PPP Kabupaten Tegal
Secara umum dasar pemikiran visi dan misi DPC PPP Kabupaten Tegal sama dengan visi dan misi Dewan Pimipinan Pusat DPP PPP.
1. Visi PPP
Berdasarkan sejarah perjuangan dan jati diri di atas, maka visi PPP adalah Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara
Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia HAM, serta
menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman.
4
2. Misi PPP
a. PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina
manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan
ukhuwah Islamiyah persaudaraan sesama muslim.Dengan demikian PPP
mencegah berkembangnya
faham atheisme,
komunismemarxismeleninisme, serta sekularisme, dan pendangkalan
agama dalam kehidupan bangsa Indonesia.
3
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi, Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Tegal, 06 Maret 2011.
4
Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa Bakti 2005-2010, h. 3.
b. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memperhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam,
dengan mengembangkan ukhuwah basyariyah persaudaraan sesama manusia. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang
berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya
kekerasan.
c. PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman,
mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan
mengembangkan ukhuwah
wathaniyah persaudaraan
sebangsa. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan
keutuhan bangsa Indonesia yang ber-bhineka tunggal ika.
d. PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan mengembangkan
kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat yang sejati dengan prinsip musyawarah untuk mencapai
mufakat. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang setiap bentuk otoritarianisme, fasisme, kediktatoran, hegemoni, serta
kesewenang-wenangan yang mendzalimi rakyat.
e. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridlai oleh Allah SWT, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Dengan demikian PPP
mencegah berbagai bentuk kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi,