Pengguna Ovitrap Pemeriksa Ovitrap

5.4. Sistem Sosial

5.4.1. Pengguna Ovitrap

Dari tabel 4.24. diatas dapat diketahui bahwa menurut 12 orang responden 28,6 mengatakan bahwa tetangga disekitar rumahnya juga menggunakan ovitrap, 4 orang 9,5 mengatakan bahwa tetangganya tidak menggunakan ovitrap dan 26 orang 61,9 tidak tahu apakah tetangganya menggunakan ovitrap atau tidak. Hal ini menunjukkan bahwa alur informasi dan interaksi sosial antar tetangga tidak terjadi. Padahal komunikasi antar tetangga bisa menjadi salah satu bentuk komunikasi interpersonal yang sangat efektif untuk mengadopsi sebuah inovasi. Menurut Soekanto 1982, interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Pembagian informasi antar tetangga merupakan salah satu wujud interaksi sosial yang dimaksud diatas. Kehidupan kota yang berciri heterogen dan individualis memicu tidak adanya interaksi sosial. Menurut asumsi peneliti, salah satu rantai komunikasi yang terputus berasal dari sini. Namun, Moreno berpendapat bahwa didalam suatu kelompok pasti terdapat jarak sosial antara anggota kelompok tersebut. Hal ini terdapat pada arah pilihan, sikap, isolasi, dan keakraban antara masing-masing anggota yang pasti sangat mempengaruhi kontak sosial yang terjadi diantara mereka. Menurut hasil tabel 4.26, 19 orang responden 45,2 semua orang harusnya memakai ovitrap dirumahnya, 12 orang 28,6 mengatakan tidak perlu menggunakan ovitrap lagi dirumah dan menurut 11 orang 26,2 menjawab tidak tahu. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden menyadari keuntungan yang Universitas Sumatera Utara mereka peroleh jika menggunakan ovitrap Rogers, 1983. Prinsipnya, semakin besar keuntungan yang dapat diberikan oleh sebuah alat, maka keinginan untuk menggunakan dan memanfaatkannya akan semakin besar.

5.4.2. Pemeriksa Ovitrap

Dari tabel 4.27. diatas dapat diketahui bahwa menurut semua responden 100, tidak ada yang pernah memeriksa ovitrap dirumahnya. Dukungan sosial social support yang merupakan salah satu strategi pokok Promosi Kesehatan yang ditujukan pada tokoh masyarakat bertujuan agar para tokoh masyarakat setempat berperilaku positif dan dapat memicu masyarakat untuk meniru perilaku yang sama Notoatmodjo, 2007. Maka secara tak langsung, perilaku positif tersebut sudah tersebar diantara masyarakat. Namun dengan melihat hasil diatas, proses sosialisasi yang sudah dilakukan tidak terlihat berjalan dengan baik. Dari tabel 4.28, diketahui bahwa menurut 26 orang responden 61,9, mereka masih rutin melaksanakan kegiatan PSN, 14 orang 33,3 menjawab kadang- kadang dan 2 orang 4,8 mengaku tidak rutin melaksanakan kegiatan PSN. PSN merupakan upaya pengendalian DBD yang sudah dikenal masyarakat. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat diputuskan rantai penyebaran DBD melalui pemberantasan jentik yang ditemukan pada saat pengecekan kontainer yang potensial dijadikan tempat perindukan oleh nyamuk. Di Puskesmas yang menaungi lokasi penelitian, kegiatan PSN dilaksanakan setiap minggu pada hari jum’at. Pada saat pengecekan dilapangan, ovitrap yang terdapat dirumah warga juga seharusnya diperiksa oleh petugas PSN. Namun, melihat Universitas Sumatera Utara kenyataan bahwa menurut seluruh responden tidak ada satu orangpun yang memeriksa ovitrap mereka pasca survey jentik membangun asumsi peneliti bahwa kegiatan PSN sebenarnya tidak terlaksana dengan baik. Hal ini juga yang menurut peneliti mejadi pemicu hilangnya motivasi masyarakat untuk tetap memanfaatkan ovitrap.

5.4.3. Kategori Sistem Sosial