Metode Pembuatan Tablet Uraian Tablet

1994. Disintegran tablet yang paling banyak digunakan adalah pati. Pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal dan povidon sambung-silang Depkes, 1995 a . Bahan lain yang digunakan sebagai pengembang yaitu : amilum, gom, derivat selulosa, dan clays Soekemi, dkk., 1987. d. Pelincir Ditambahkan untuk meningkatkan daya alir granul-granul pada corong pengisi, mencegah melekatnya massa pada punch dan die, mengurangi pergesekan antara butir-butir granul, dan mempermudah pengeluaran tablet dari die. Bahan pelicin yaitu : metalik stearat, talk, asam stearat, senyawa lilin dengan titik lebur tinggi, amilum maydis, dan Avicel. Avicel selain sebagai bahan pengisi dapat juga berfungsi sebagai bahan pengikat, bahan penghancur maupun sebagai lubrikan, sehingga sering digunakan untuk mencetak tablet secara langsung Soekemi, dkk., 1987.

2.4.2 Metode Pembuatan Tablet

Tablet dibuat dengan 3 cara yaitu granulasi basah, granulasi kering mesin rol atau mesin slag dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa Depkes, 1995 a . a. Granulasi basah Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Setelah kering diayak kembali untuk Universitas Sumatera Utara memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin kemudian dicetak dengan mesin tablet Syamsuni, 2006. Granulasi basah adalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul Banker dan Anderson, 1994. Keuntungan metode granulasi basah adalah memperoleh aliran yang baik, meningkatkan kompressibilitas, untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai, mengontrol pelepasan, mencegah pemisahan komponen campuran selama proses, dan distribusi keseragaman kandungan. Kekurangan metode granulasi basah adalah banyaknya tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi, biaya cukup tinggi, zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan metode ini Andayana, 2009. b. Granulasi kering Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar slug yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan Syamsuni, 2006. Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan atau lembap atau juga tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, dan atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk dikempa Universitas Sumatera Utara langsung. Sebagai contoh, acetosal dan vitamin pada umumnya dibuat menjadi tablet dengan granulasi kering Banker dan Anderson, 1989. Keuntungan metode granulasi kering adalah peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu, baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab, mempercapat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat. Kekurangan metode granulasi kering adalah memerlukan mesin cetak khusus untuk membuat slug, tidak dapat mendistribusi zat warna seragam, proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang Andayana, 2009. c. Kempa Langsung Pembuatan tablet dengan mengempa langsung adalah dengan mencampur zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan lebih awal terlebih dahulu Andayana, 2009. Sekarang istilah kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika tablet dikempa langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai termasuk pengisi, desintegran, dan lubrikan, yang akan mengalir dengan seragam kedalam lubang kempa dan membentuk suatu padatan yang kokoh Siregar, 2010. Kemajuan pesat kempa langsung dipicu oleh penemuan eksipien mikrokristalin selulosa Avicel PH mikrokristalin cellulose walaupun laktosa kering beku sudah ditemukan satu tahun sebelumnya. Keduanya sering digunakan dalam bentuk campuran dalam formulasi tablet kempa langsung. Eksipien kempa langsung yang sering dikatakan sebagai pengisi-pengikat sudah digunakan sejak beberapa puluh tahun terakhir. Keuntungan proses kempa langsung adalah lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit, prosesnya singkat karena proses Universitas Sumatera Utara yang dilakukan lebih sedikit maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit, dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab, waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul tetapi lanngsung menjadi partikel. Kerugian metode kempa langsung adalah sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat mudah mengalir, kompressibilitas yang baik, kohesifitas dan adhesifitas yang baik Andayana, 2009.

2.4.3 Uji Preformulasi