runcingtumpulmembundar, tulang daun menyirip, tepi bergerigi dangkal, daging daun tipis, dan permukaan daun berambut halus Depkes, 1995
b
.
2.1.4 Kandungan kimia
Daun ruku-ruku Ocimum sanctum L. mengandung minyak atsiri 2, tanin 4,6, flavonoid, streoidtriterfenoid Depkes, 1995
b
. Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dari daun ruku-ruku Ocimi sancti L. adalah adanya
senyawa golongan alkaloida, flavonoida, glikosida, triterpenoidasteroida, tanin, dan saponin Darmiati, 2007.
2.1.5 Khasiat
Secara tradisional infusa dari daun tumbuhan ruku-ruku Ocimum sanctum L. ini digunakan untuk mengobati sakit perut, sakit gigi, batuk dan pencuci luka.
Sari dari daun tumbuhan digunakan sebagai peluruh dahak, peluruh haid, peluruh kentut, pencegah mual, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan,
pereda kejang, laksatif, dan secara eksternal digunakan untuk reumatik. Sedangkan biji digunakan sebagai pelembut kulit, peluruh air seni, peluruh
keringat dan pereda kejang Christine, 1985; karminatif, dan antipiretik Depkes, 1995
b
.
2.2 Nata de Coco
Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari
air kelapa, santan kelapa, tetes tebu molases, limbah cair tahu, atau sari buah nanas, melon, markisa, pisang, jeruk, jambu biji, stroberi, dan lain-lain.
Pemberian nama untuk nata tergantung dari bahan baku yang digunakan. Nata de
Universitas Sumatera Utara
pinna untuk yang berasal dari nanas, nata de tomato untuk tomat, serta nata de soya yang dibuat dari limbah tahu Anonim, 2009
b
. Nata de coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan
cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun
selama ini yang paling banyak dipelajari adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk genus Acetobacter. Bakteri Acetobacter xylinum
bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus Anonim, 2010
b
. Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang
telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk. Bila mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung
gula, organisme ini dapat mengubah 19 gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan ke dalam media berupa benang-benang yang bersama dengan
polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata Anonim, 2009
b
. Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika
ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon C dan nitrogen N, melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri
tersebut akan menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa, dari jutaan renik yang tumbuh pada air
kelapa tersebut akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai
nata Anonim, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk
membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba growth promoting factor
akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme
di dalam sel Acetobacter xylinum untuk menghasilkan selulosa Anonim, 2010
b
. Sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan
aktivitas bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organik, seperti misalnya protein dan ekstrak yeast, maupun nitrogen anorganik seperti misalnya ammonium fosfat,
urea, dan ammonium sulfat. Namun, sumber nitrogen anorganik sangat murah dan fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organik, bahkan
diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu ammonium sulfat. Kelebihan yang dimaksud adalah murah, mudah larut, dan
selektif bagi mikroorganisme lain Anonim, 2008. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan nata
de coco yaitu kondisi peralatan serta ruangan yang cukup steril. Apabila kondisi ruangan kurang steril sehingga memungkinkan sirkulasi udara berjalan seperti
biasa maka peluang untuk terjadinya kontaminasi pada nata yang diproduksi cukup besar, begitu pula jika peralatan yang digunakan kurang steril maka juga
dapat menimbulkan kontaminasi kerusakan pada lapisan nata yang diproduksi Anonim, 2009
a
. Proses bagaimana sebenarnnya aktivitas dari Acetobacter xylinum dalam
memproduksi nata de coco seperti diuraikan dibawah ini. Proses terbentuk-nya
Universitas Sumatera Utara
nata de coco adalah sel-sel Acetobacter xylinum mengambil glukosa dari larutan gula, kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada
membran sel, dan keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut adalah GDP-
glukosa. Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca
2+
, Mg
2+
. Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor membentuk selulosa Anonim, 2008.
Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5–7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri
Acetobacter xylinum pada suhu 28°–31°C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau
meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glasial 99,8. Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun
untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5–5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asam asetat, asam-asam organik dan anorganik lain
bisa digunakan Anonim, 2010
a
. Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28,
sumber mineral yang beragam antara lain Mg
2+
3,54 grL, serta adanya faktor pendukung pertumbuhan merupakan senyawa yang mampu meningkatkan
pertumbuhan bakteri penghasil nata Acetobacter xylinum Anonim, 2010
b
. Jika dilihat dari sudut gizinya, nata ini sangat miskin zat gizi. Kandungan gizi nata
yang dihidangkan dengan sirup adalah sebagai berikut: 67,7 persen air, 0,2 persen lemak, 12 mg kalsium, 5 mg zat besi, 2 mg fosfor, sedikit vitamin B1, sedikit
protein, serta hanya 0,01 mikrogram riboflavin per 100 gramnya Anonim, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Metode Ekstraksi