Standar Mutu BahanProduk Uraian Proses Produksi

special purpose. Disisi lain, keterampilan berproduksi dari manusia dialihkan ke mesin sehingga tidak terlalu membutuhakan skill yang tinggi dari operator. Pabrik PT. Gold Coin Indonesia, jenis proses produksinya adalah tipe batch production, karena proses produksi dilakukan berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen dimana volume dan laju produksinya tinggi.

2.5.1. Standar Mutu BahanProduk

Standar mutu dibutuhkan supaya bahan baku yang digunakan maupun produk yang dihasilkan tidak menjauhi dari spesifikasi standar yang telah ditetapkan. Yang menjadi kualitas daripada bahan baku dan produk pada PT. Gold Coin Indonesia diperiksa di laboratorium setiap hari untuk tetap menjaga mutu dari bahan baku dan produk yang dihasilkan oleh pabrik. Standar mutu bahan baku dan produk pada PT. Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.2. dan Tabel 2.3.

2.5.2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan produksi pakan ternak pada PT. Gold Coin Indonesia meliputi bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang disesuaikan dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Bahan- bahan tersebut mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh ternak. Zat- zat gizi yang dibutuhkan tersebut adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. Universitas Sumatera Utara

2.5.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan adalah: 1. Jagung Jagung merupakan sumber energi yang baik karena mengandung zat karbohidrat dengan persentase yang tinggi dan zat protein. Jenis jagung yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia dibedakan atas jagung lokal dan juga jagung impor. Jagung lokal berasal dari Sidikalang, Berastagi, Kabanjahe. Sedangkan jagung impor berasal dari India. 2. Dedak Dedak yang digunakan dibedakan atas dua jenis yaitu dedak beras dan dedak gandum. Dedak beras dibedakan atas dua jenis yaitu dedak halus dan dedak kasar. Dedak halus merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses penggilingan beras, bahan ini diperoleh dari agen lokal yang ada di daerah Medan. Sedangkan dedak kasar merupakan hasil hancuran padi. Pada dedak gandum yang digunakan adalah wheat pollard, yaitu dedak yang berasal dari kulit ari gandum yang diimpor dari USA. 3. Bungkil Kacang Kedelai Disebut juga Soya Bean Meal SBM. SBM mengandung nilai protein yang tinggi, karena didalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang paling essensial diantara asam-asam amino yang lainnya. Bahan ini diimpor dari USA. Universitas Sumatera Utara 4. Tepung Ikan Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan yang diolah menjadi tepung. Kandungan tepung ikan meliputi protein, lemak dan juga kalsium. Bahan ini diperoleh dari agen lokal yang ada di Medan. 5. Tepung Daging dan Tulang Disebut juga Meat Bone Meal MBM. MBM merupakan hasil pengolahan dari daging yang diolah menjadi tepung. MBM ini mengandung protein, lemak dan juga kalsium. Meat Bone Meal diimpor dari negara Australia. 6. Kopra Kopra digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ternak karena mengandung persentase serat yang tinggi. Kopra dipesan dari agen lokal yang ada di Medan yang bekerjasama dengan para penjual kopra. 7. Minyak Sawit CPO CPO merupakan bahan yang penting karena memiliki nilai biologis yang tinggi yang diperlukan dalam pembuatan pakan ternak. CPO diperoleh dari agen lokal penjualan CPO di daerah Medan. 8. Ampas Sawit Disebut juga Palm Kernel. Ampas sawit ini mengandung nilai protein dan lemak yang tinggi yang sangat diperlukan dalam pembuatan pakan ternak. Bahan ini juga dipesan dari agen lokal yang ada di daerah Medan. Universitas Sumatera Utara

2.5.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat mempengaruhi kualitas produk dan juga dapat menambah nilai jual dari produk dan merupakan bagian dari produk akhir. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah: 1. Karung plastik sebagai pembungkus produk yang sumbernya berasal dari pabrik karung plastik lokal yang dekat dengan perusahaan. 2. Benang jahit digunakan untuk menjahit karung yang sumbernya dari pabrik benang yang ada di pulau Jawa. 3. Stiker atau cap pabrik diperoleh dengan melakukan kerjasama dengan percetakan lokal. 4. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry mineral yang berasal dari negara USA. 5. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase yang berasal dari Australia. 6. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil yang berasal dari USA. 7. Zat aditif, seperti tapioca yang berasal dari Spayol. 8. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl yang berasal dari USA.

2.5.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan sebagai pelengkap produk saja. Adapun bahan penolong yang digunakan adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Solar sebagai bahan bakar berasal dari Pertamina. 2. Minyak pelumas sebagai pelumas juga berasal dari Pertamina. 3. Air yang berasal dari tanah.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Tahapan dalam proses pembuatan pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia yaitu: 1. Penuangan Intake Pada proses penuangan, bahan yang dituangkan adalah bahan baku. Terdapat tiga buah intake, yaitu intake untuk penuangan bahan baku jagung, intake I dan intake II untuk penuangan bahan baku selain jagung seperti dedak, kopra tepung ikan, dll. Bahan baku ini akan dibawa ke tempat penyaringan dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. 2. Penyaringan Setelah itu, bahan baku akan melewati suatu sistem magnet dimana kotoran- kotoran besi dan logam yang tercampur dengan bahan baku akan terpisah. Selanjutnya bahan baku akan disaring melalui drum siever atau drum pengayak untuk memisahkan bahan baku dari kotoran non-logam seperti kayu, plastik dan benda keras lainnya. 3. Pengeringan Setelah melewati proses penyaringan, bahan baku selain jagung akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Sedangkan bahan baku jagung akan disimpan terlebih dahulu di silo. Universitas Sumatera Utara Silo terdapat dua buah yaitu silo untuk jagung basah dan jagung kering. Jagung basah harus dikeringkan terlebih dahulu agar tidak mengalami penurunan kualitas. Jagung kering memiliki kadar air normal yaitu sekitar 17-25. Oleh karena itu, jagung basah akan dibawa ke tempat pengeringan dengan chain conveyor dan bucket elevator lalu dikeringkan dengan menggunakan dryer dengan cara menyemprotkan udara panas. Setelah jagung basah dikeringkan maka jagung tersebut akan dibawa ke silo jagung kering dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Di silo jagung kering ini, jagung akan di-blower yaitu didinginkan agar jagung tidak panas akibat bertumpuknya jagung-jagung. Selanjutnya dari silo jagung kering akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. 4. Penimbangan dosing Semua bahan baku telah menempati bin-bin sesuai dengan yang telah ditentukan. Kemudian akan dilakukan penimbangan dosing. Timbangan terdapat dua buah yaitu timbangan I dan timbangan II. Sesuai dengan formula yang telah ditetapkan bahan akan ditimbang untuk 1 batch sebanyak 3 ton. Lalu dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Adapun formula pembuatan pakan ternak ini secara umum terdiri dari: a. Jagung : 50 dari jumlah komposisi. b. SBM Soya Bean Meal : 6 dari jumlah komposisi. c. MBM Meat Bone Meal : 3 dari jumlah komposisi. Universitas Sumatera Utara d. Kopra : 1,5 dari jumlah komposisi. e. CPO Crude Palm Oil : 2 dari jumlah komposisi. f. Tepung ikan : 2,5 dari jumlah komposisi. g. Zat aditif :34,99 dari jumlah komposisi. h. Enzim finase : 0,01 dari jumlah komposisi. 5. Penggilingan Proses penggilingan dimulai setelah bahan baku masuk ke dalam vibrator shifter untuk memisahkan bahan baku dengan ukuran yang kasar, sedang dan halus. Bahan baku dengan ukuran kasar dan sedang akan mengalami proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan baku halus dapat langsung menuju mesin mixer. Proses pengilingan dilakukan dengan dua buah mesin hammer mill yang berkapasitas 22 tonjam dan berputar dengan kecepatan 3000 rpm dengan daya sebesar 132 kW. Bahan baku yang masuk akan mengalami proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku akan terpukul dan terlempar ke arah saringanpengayak yang dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Mesin penggiling ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil pengilingan dihisap oleh blower malalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh ke hopper penampung. Pada proses ini, blower berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang Universitas Sumatera Utara kasar akan cepat terpukul oleh pisau-pisau. Hasil pengilingan disimpan terlebih dahulu di hammer mill pack sebelum masuk ke proses lebih lanjut. 6. Pencampuran mixing Hasil penggilingan dari hammer mill pack akan dicampur hingga rata di mixer. Pada saat proses mixing ini bahan tambahan cair berupa CPO, rhodimet dan choline Cl, zat aditif, garam, mineral dan vitamin dicampur dengan bahan baku. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 6000 liter dengan daya 30 kW. Mesin ini terdiri dari pisau-pisau pengaduk yang berputar pada sumbunya. Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang panel. Jika produk yang diinginkan dalam bentuk mash tepung, hasil pencampuran dari mesin mixer akan dibawa ke bin finished product. Untuk produk berbentuk pellet, bahan hasil campuran akan melalui proses peletizing sedangkan untuk produk berbentuk crumble akan melalui proses peletizing dan crumbling. 7. Pembutiran Peletizing Hasil campuran dari mesin mixer akan dibawa ke mesin pellet mill dan dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet. Bahan terlebih dahulu dipanaskan dengan steam berasal dari boiler. Steam yang digunakan bersuhu 85 C. Pemanasan dilakukan agar proses penekanan menjadi lebih mudah. Setelah itu dilakukan proses penekananpress. Proses pemeletan dilakukan dengan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran tertentu, dimana die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15 tonjam dengan daya 200 kW, Universitas Sumatera Utara pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol yang berputar searah dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang sama dan saling menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada ring die press, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong hasil pellet, sehingga ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Setelah itu butiran bentuk pellet dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai temperatur udara luar 28 C. Hasil dari mesin cooler ini akan dibawa ke bin finished product jika produk yang diinginkan dalam bentuk pellet. Namun jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble, maka hasil dari mesin cooler ini akan dibawa ke mesin crumble. 8. Proses Pembentukan Crumble Untuk mendapatkan bentuk crumble, butiran pellet dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan dengan menggunakan mesin crumble yang berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 kW. Setelah proses crumble selesai, bahan dibawa dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator ke vibrator untuk disaring kembali. Hasil pengayakan dibawa ke bin finished product untuk proses sacking. 9. Pengepakan Sacking Off Hasil akhir proses produksi dapat berupa mash, pellet, crumble dan konsentrat akan dibawa ke proses sacking off. Produk jadi akan dituang ke karung plastik ataupun karung kertas dengan belt conveyor dimana proses tersebut berlangsung secara otomatis lalu dilanjutkan dengan penimbangan berat neto Universitas Sumatera Utara produk yang diinginkan, yaitu 50 kgkarung. Lalu karung dijahit dengan sewing machine dan diangkut ke gudang produk jadi dengan forklift.

2.5.4. Mesin dan Peralatan