pembentukan karakter bangsa, guna membentuk siswa menjadi warga negara yang cerdas, terampil, bertanggungjawab, sadar akan hak dan kewajibannya, serta taat
kepada nilai-nilai Pancasila dan prinsip-prinsip dasar demokrasi. Dari ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, materi yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah materi Menghargai dan Mentaati Keputusan bersama pada kelas V semester 2 yang masuk dalam ruang lingkup kebutuhan warga
negara.
2.1.7. Model Pembelajaran Quantum Teaching
2.1.7.1.Pengertian Model Pembelajaran Quantum Teaching Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas satu atau yang
lain. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran, para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaranRusman, 2010:133. Ada
banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil pembelajaran siswa, diantaranya adalah model pembelajaran
Quantum Teaching .
Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan
mengoptimalkan unsur pada siswa dan lingkungan belajarnya yang menjadikan proses pembelajaran menyenangkan. Model ini juga memadukan belajar dan
kecakapan hidup, menghasilkan siswa-siswa sebagai pebelajar dan bertanggung jawab bagi pendidikannya sendiri.
Quantum Teaching merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar,
yang memadukan unsur seni dan pencapaian terarah, untuk segala mata pelajaran. Quantum Teaching
adalah penggubahan cara belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalm kerangka untuk belajar
DePorter, 2010:31. Menurut DePorter 2010:34 asas utama pada model pembelajaran Quantum
Teaching adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan hantarkan dunia kita ke
dunia mereka”. Maksudnya yaitu mengingatkan pendidik
pada
pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Hal ini menunjukkan betapa pembelajaran
dengan model Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang harus dipelajari oleh siswa, tetapi jauh dari itu siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan
hubungan emosional yang baik ketika belajar. Prinsip-
prinsip
model pembelajaran Quantum Teaching menurut DePorter 2010:36 dijelaskan sebagai berikut :
1 segalanya berbicara
Segala sesuatu mulai dari lingkungan pembelajaran hingga bahasa tubuh pengajar,penataan ruang sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan pengajar
sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan untuk belajar. 2
segalanya bertujuan Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan. Tidak ada
kejadian yang tidak bertujuan, baik pengajar maupun pembelajar harus menyadari bahwa kegiatan yang dibuatnya selalu memiliki tujuan.
3 pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita bisa berkembang pesat dengan adanya rangsangan komunikasi yang akan menggerakkan rasa ingin tahu, oleh karena itu proses belajar paling baik
terjadi ketika siswa telah mendapat informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk mereka mempermudah mempelajari.
4 akui setiap usaha
Belajar mempunyai aturan, belajar berarti melangkah keluar dari kenyatan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka pantas mendapat pengakuan atas
kecakapan dan kepercayaan diri mereka sehingga merasa bangga dengan kemampuan yang mereka miliki bisa menimbulkan minat yang lebih besar.
5 jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Guru sebaiknya sering memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil dalam menyelesaikan tugas dengan cepat dan benar. Dengan pemberian hadiah berupa
pujian mereka akan merasa dihargai, sehingga mereka akan selalu berusaha agar dapat memecahkan masalah dari tugas yang diberikan.
2.1.7.2. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching Menurut DePorter 2010:127 kerangka Quantum Teaching dikenal dengan
konsep TANDUR, yang merupakan akronim dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan. Kerangka TANDUR sedapat mungkin membawa
siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas, dengan beragam budayanya, menjadikan isi pelajaran nyata bagi
mereka sendiri, dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan dalam belajar. Kerangka
Pembelajaran Quantum Teaching
TANDUR adalah sebagai berikut DePorter, 2010:128-136 :
1 Tumbuhkan
Menumbuhkan minat dengan menanamkan manfaat dari belajar suatu materi untuk kehidupan siswa AMBAK, Apa Manfaatnya BAgiKu. Melalui penyertaan
pertanyaan, pantomim, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita. 2
Alami Maksudnya proses pembelajaran akan lebih bermakna jika guru dapat
mendatangkan atau menciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua siswa. Misalnya memerankan unsur-unsur pelajaran baru dalam bentuk
sandiwara, memberi tugas kepada peserta didik secara kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki.
3 Namai
Penanaman konsep, kata kunci, rumus, atau identitas saat siswa larut masuk dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya dengan mengunakan susunan gambar,
warna, alat bantu, kertas tulis dan poster di dinding. Hal tersebut membuat peserta didik penasaran dan penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka.
4 Demonstrasikan
Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dengan aktualisasi diri yaitu mengaitkan antara pengalaman dan nama dengan
cara menunjukkan dan melakukannya. 5
Ulangi Pendidik menunjukkan kepada pelajar cara-cara mengulang materi dan
menegaskan, pengulangan memperkuat bahwa mereka telah tahu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajarkan
pengetahuan baru mereka kepada orang lain, atau guru dan murid melakukan penyimpulan pembelajaran secara bersama- sama.
6 Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisiapasi, pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan memberikan rasa rampung dengan menghormati usaha,
ketekunan, dan kesuksesan. Betuk- bentuk perayaan menurut DePorter 2010:64 dapat berupa: tepuk tangan, tiga kali hore, jentikan jari, catatan pribadi,
persekongkolan, kejutan, pengakuan kekuatan, katakan kepada teman sebangku dan pujian kepada teman sebangku.
2.1.7.3. Kelebihan dan Kekurangan model Quantum Teaching Di bawah ini beberapa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan model
Quantum Teaching :
1 Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama. 2
Karena Quantum Teaching
lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. 3
Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan- keterangan yang banyak.
4 Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5 Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri. 6
Karena model pembelajaranQuantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka
secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya. 7
Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa. Sedangkan kekurangan dari model Quantum Teachingmenurut Susanti 2012
adalah sebagai berikut: 1
Materi yang dapat disampaikan dalam satu pertemuan tidak terlalu banyak, karena terbatas oleh waktu. Suatu materi diulas berulang-ulang pada sintaks
namai, demonstrasikan, ulangi.
2 Banyak memakan waktu dalam hal persiapan
3 Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, Karena tanpa ditunjang
hal semacam itu pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Dari beberapa kelemahan yang disebutkan, untuk meminimalisir hal
tersebut,yang pertama materi yang disampaikan dalam satu pertemuan tidak terlalu banyak. Hal tersebut dapat teratasi karena materi dalam mata pelajaran PKn tidak
begitu banyak dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Yang kedua,banyak memakan waktu dalam hal persiapan. Untuk mengatasinya terlebih dahulu guru harus
mempersipkan segala kebutuhan yang diperlukan selama proses pembelajaran seperti media dan lembar evaluasi tanpa mengganggu jam pelajaran. Untuk menunjang
keterampilan guru dalam mengajar guru berusaha menggunakan media audio visual sebagai sarana penyampaian informasi dan menyelipkan permainan-permainan kreatif
agar kegiatan belajar lebih menyenangkan dengan tetap menggunakan sistem kerangka TANDUR
2.1.8. Media Audio Visual