diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat dari hasil kerja kelompok yang
dipresentasikan
5. Guru membimbing
siswa dalam , menyimpulkan ,
merefleksi dan mengevaluasi pembelajaran. misalnya
dengan merangkum materi, menggunakan permainan, atau
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah
dipelajari Siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari. Siswa menanggapi refleksi dari
guru. misalnya menjawab pertanyaan yang diberikan
guru, menyebutkan poin- poin materi, atau menulis
rangkuman materi.
Ulangi
6. Pemberian umpan balik positif
kepada siswa. Guru mengondisikan akhir
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
untuk merayakan kegiatan pembelajaran di kelas.
misalnya dengan bernyanyi bersama, memberikan pujian,
atau memberikan reward berupa tepukan
Siswa bersama guru merayakan akhir kegiatan
pembelajaran.
Rayakan
2.1.10. Teori yang Mendasari Model Quantum Teachingdengan MediaAudio
Visual
2.1.10.1. Teori Humanistik
Dalam pembelajaran yang diutamakan adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Dalam praktiknya teori humanistik menolak drill soal
untuk siswa. Siswa diarahkan untuk tahu bagaimana cara belajar sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan potensi siswa. Dalam Rifa’i, dkk. 2009:145
disebutkan bahwa pendekatan humanistik menjauhkan siswa dari belajar dalam
tekanan keluarga dan masyarakat. Hasil belajar yang diharapkan berupa perkembangan sosial emosi. Pendekatan humanistik mengkombinasikan metode
pembelajaran individual dan kelompok kecil. Pembelajaran merupakan wahana bagi peserta didik untuk melakukan aktualisasi diri, sehingga pendidik harus membangun
kecenderungan tersebut dan mengorganisasi kelas agar peserta didik melakukan kontak dengan peristiwa-peristiwa yang bermakna. Apabila kelas terbangun seperti
harapan, maka peserta didik akan memiliki keinginan untuk belajar, ingin tumbuh, berupaya menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, memiliki
harapan untuk menguasainya, dan ingin untuk menciptakan sesuatu. Penggunaan metode humanistik dalam pendidikan memungkinkan peserta didik menjadi individu
beraktualisasi diri self actualized persons. Kreativitas individu yang beraktualisasi diri telah melekat pada setiap anak, tidak memerlukan bakat dan kemampuan tertentu.
Kreativitas itu memerlukan lingkungan yang mendukung perkembangan. Dalam teori humanistik guru memiliki posisi sebagai fasilitator sehingga siswa
mempelajari apa yang mereka butuhkan, belajar dengan cara belajar siswa sendiri, evaluasi dilakukan dan siswa dapat mengetahui kemampuan diri sendiri, muncul
keseimbangan antara domain afektif dan kognitif, mendapat kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan. Hal ini tercermin jika dilaksanakan prinsip-prinsip
belajar yaitu swa arah, belajar tentang cara belajar, evaluasi diri, pentingnya perasaan, dan bebas dari ancaman Rifa’i dkk, 2009:150-154.
2.1.10.2. Teori Konstruktivisme
Menurut pandangan teori konstruktivisme, belajar berarti mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan-masukan yang masuk dalam otak. Belajar adalah
lebih dari sekedar mengingat. Peserta didik yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari harus mampu memecahkan masalah, menemukan
sesuatu untuk dirinya sendiri, dan berkutat dengan berbagai gagasan. Pendidik adalah bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada peserta didik, sebab
peserta didik yang harus mengkonstruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri. Sebaliknya tugas utama pendidik adalah :
1 Memperlancar peserta didik dengan cara mengajarkan cara-
cara membuat informasi bermakna dan relevan dengan peserta didik. 2
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri.
3 Menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi
belajarnya sendiri. Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus
menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Teori ini memandang peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi
baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip- prinsip tersebut apabila dianggap tidak dapat digunakan lagi. Hal ini memberikan
implikasi bahwa peserta didik harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran Rifa’i, 2009:137.
Berdasarkan dua teori belajar tersebut, pembelajaran PKn menggunakan modelQuantum Teaching dengan media audio visual memungkinkan siswa untuk
membangun sendiri pengetahuannya, karena siswa belajar dengan mengaktualisasikan diri tanpa tekanan dari siapapun, dan melatih siswa untuk
memiliki rasa tanggung jawab.
2.2. KAJIAN EMPIRIS