45
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
2.1.4 Model pembelajaran Cooperative Learning
Menurut Suprijono 2012: 54-55 model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan
teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model
pembelajaran dapat diartikan sebuah pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran
ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta
didik mendapatkan
informasi, ide,
keterampilan, cara
berfikir, dan
mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencnakan segala aktivitas
belajar mengajar. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru,dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu
peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas Suprijono, 2012: 57.
46
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragamaan, dan
penegmbangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama dan interdependensi peerta didik
dalam struktur tugas ,struktur tujuan, dan struktur rewardnya.Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu
pada derajat kerjasama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward Suprijono, 2012: 61
Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur
model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.
Menurut Suprijono 2012: 58-61 unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif antara lain:
a. Unsur pertama pembelajaraan kooperatif adalah saling ketergantungan
positif. Unsur ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama,mempelajari bahan yang ditugaskan
kepada kelompok. Kedua,menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
b. Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individual.
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk
semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab
47
perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar
bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. c.
Unsur ketiga pembelajaraan kooperatif adalah interaksi promotif.Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saing ketergantungan positif.
d. Unsur keempat pembelajaran kooperatiff adakah keterampilan sosial.Untuk
mengoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus: saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara
akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, mampu menyelesaikan konflik secara konstuktif.
e. Unsur kelima pembelajaraan kooperatif adalah pemrosesan kelompok.
Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapai diidentifikasi dari nurutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari
anggota kelompok. Siapa diantara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah
meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Ada dua tingkat
pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan
48
2.1.5 Model Problem Based Intruction