24 kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri; 4
Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; 5
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan kemampuan dan
keterampilan pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah siswa mengalami aktivitas atau kegiatan belajar.
2.1.5 Karakteristik Anak Usia SD
Anak usia SD pada umumnya berusia antara 7-11 tahun. Menurut Piaget 1988 dalam Rifa’i dan Anni 2011: 29 pada usia ini anak berada pada tahap
perkembangan operasional
konkrit. Pada
tahap ini
anak mampu
mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkrit. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, namun hanya pada situasi
konkrit dan kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah ada namun belum bisa memecahkan masalah abstrak. Pemikiran mereka pada tahap praoperasional
hanya berfokus pada tinggi atau lebarnya tempat, namun untuk pemikiran pada tahap
operasional sudah
mengkoordinasikan kedua
dimensi, yaitu
mengklasifikasikan atau membagi sesuatu menjadi sub yang berbeda-beda dalam memahami hubungannya.
Hurlock 1980 dalam Soeparwoto 2007: 55 menyatakan bahwa tahap perkembangan anak yang berusia 6 sampai 1012 tahun berada pada tahap akhir
25 masa kanak-kanak. Usia tersebut merupakan usia anak SD di mana mereka senang
bermain, senang bergerak dan mulai bersosialisasi dengan lingkungannya, sehingga mereka tidak hanya bergantung kepada orangtua maupun keluarganya,
namun lebih banyak dipengaruhi oleh teman. Hurlock membagi tahap perkembangan anak menjadi beberapa label, diantaranya yaitu, berdasarkan label
yang digunakan orang tua, anak pada usia ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1
Usia yang menyulitkan, masa di mana anak tidak lagi menuruti perintah, lebih banyak dipengaruhi teman sebaya dari pada orang tua atau anggota
keluarga yang lain. 2
Usia tidak rapi, masa di mana anak cenderung tidak mempedulikan, ceroboh dalam penampilan dan kamarnya berantakan.
3 Usia bertengkar, masa dimana banyak terjadi pertengkaran antar keluarga
dan suasana rumah tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga. Berdasarkan pendapat yang digunakan oleh para pendidik, anak pada usia
ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1
Usia sekolah dasar. diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
2 memperoleh keterampilan penting tertentu.
3 Periode kritis dalam dorongan berprestasi. Masa di mana anak membentuk
kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses. Perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan
perilaku berprestasi pada masa dewasa. Label yang digunakan oleh para ahli psikologi, anak pada usia ini memiliki
26 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1 Usia berkelompok. Masa di mana perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya.
2 Usia penyesuaian diri. Anak menyesuaikan diri dengan standar yang
disetujui kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa sekolah
dasar masih berpikir secara konkrit nyata selain itu juga masih memikirkan pemikiran mereka sendiri dan mempelajari cara belajar memperoleh dasar-dasar
pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan. Anak usia sekolah dasar merupakan tahap yang menyulitkan. Mereka cenderung sulit diatur
karena lebih mudah terpengaruh oleh teman sebayanya. Siswa cenderung meniru sikap yang banyak dilakukan oleh teman sebayanya. Hal ini juga disebabkan
karena mereka ingin diakui dalam kelompok bermainnya.
2.1.6 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam