26 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1 Usia berkelompok. Masa di mana perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya.
2 Usia penyesuaian diri. Anak menyesuaikan diri dengan standar yang
disetujui kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa sekolah
dasar masih berpikir secara konkrit nyata selain itu juga masih memikirkan pemikiran mereka sendiri dan mempelajari cara belajar memperoleh dasar-dasar
pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan. Anak usia sekolah dasar merupakan tahap yang menyulitkan. Mereka cenderung sulit diatur
karena lebih mudah terpengaruh oleh teman sebayanya. Siswa cenderung meniru sikap yang banyak dilakukan oleh teman sebayanya. Hal ini juga disebabkan
karena mereka ingin diakui dalam kelompok bermainnya.
2.1.6 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam IPA. Ilmu
pengetahuan alam atau natural science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, yakni ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini
Samatowa, 2011:3. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan
bumi, di dalam perut bumi, dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Sedangkan Wahyana 1986
27 dalam Trianto 2013: 136 mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh
adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Susanto 2013:167 menyatakan bahwa ilmu pengetahuan alam dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Donosepoetro 1990 dalam Trianto 2013: 137 menyatakan pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk
ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam mupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses,
berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur
dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu riset pada umumnya yang lazim disebut metode ilmiah scientivic method.
Secara umum, Trianto 2013: 137 membagi IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika merupakan salah satu cabang dari
IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah
28 observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam,dan IPA dapat dikatakan sebagai produk ilmiah, proses ilmiah, sikap ilmiah, dan prosedur ilmiah.
2.1.7 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar SD