Perilaku Siswa dalam Pembelajaran

13 melakukan evaluasi dan menutup pelajaran keterampilan memberi penguatan, menutup pelajaran.

2.1.7.2 Perilaku Siswa dalam Pembelajaran

Edgar Dale Sani, 2013: 60-61 memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas merupakan segala perilaku yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Jenis-jenis aktivitas berupa perilaku yang dilakukan siswa saat belajar adalah Usman, 2013: 22: a. Visual activities, misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities, contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, misalnya menulis bacaan, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparsi, bermain, berkebun, beternak. g. Mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional ectivities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Sikap disiplin seorang pengajar akan “menurun” kepada peserta didiknya Iskandarwassid Sunendar, 2008: 23. Oleh karena itu perilaku atau sikap siswa di sekolah dalam mengikuti pembelajaran tergantung dari bagaimana guru bersikap ketika melakukan kegiatan belajar mengajar dengan siswa. Sikap atau perilaku merupakan kombinasi dari konsep, informasi, dan emosi yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan Rifa’i, 2012: 138. Definisi sikap menurut Azwar 2015: 4-5 dapat dikategorikan ke dalam tiga kerangka pemikiran. Yang pertama, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak. Kerangka pemikiran yang kedua, sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek degan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan manusia sebagai individu dalam bereaksi terhadap stimulus yang menghendaki adanya respon. Kerangka pemikiran yang ke tiga mendiskripsikan sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, affektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek Rubin dan Oxford dalam Iskandarwassid Sunendar, 2011: 127 mengemukakan bahwa tipe pembelajar yang baik adalah peserta didik yang mampu mengikuti apa yang dijelaskan oleh pengajar serta memiliki kebiasaan baik selama masa persiapan, pelaksanaan, dan pasca pengajaran. Dengan demikian, siswa yang baik memiliki kemampuan dalam mengikuti pembelajaran dengan ditandai dengan perubahan perilaku siswa ke arah positif pada setiap pertemuan pembelajaran. Perubahan perilaku siswa ke arah positif akan berpengaruh juga dalam keterampilan siswa dalam berbahasa. Dalam ilmu psikologi, perilaku manusia human behaviour merupakan reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik adalah sifat diferensialnya. Maksudnya, satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda ketika manusia berperilaku Azwar, 2015: 9-10. Gagne dalam Hamdani, 2011:68 menyebutkan bahwa perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk sebagai berikut. 1 Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun lisan. Misalnya, pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya. 2 Kecakapan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dalam menggunakan simbol-simbol. Misalnya, penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan, memahami konsep konkret, konsep abstrak, aturan dan hukum,. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. 3 Strategi kognitif, yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berpikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitik beratkan hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan proses pemikiran. 4 Sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih jenis tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam menghadapi suatu objek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak. 5 Kecakapan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar peserta didik. Sikap juga merupakan produk dari hasil belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, dan perilaku peran. Perilaku atau sikap seseorang dapat dimodifikasi atau diubah. Pengalaman baru secara konstan mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun sebaliknya. Sikap merupakan proses dinamik, sehingga media, dan kehidupan seseorang secara konstan akan selalu mempengaruhinya. Biasanya pengalaman belajar baru merupakan kegiatan yang banyak banyak risiko karena hasilnya kadang- kadang tidak menentu Rifa’i, 2012: 138-139. Dari pengertian sikap dan perilaku manusia tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap atau perilaku merupakan hasil belajar. Sikap atau perilaku siswa di dalam kelas akan mengalami perubahan hal ini dikarenakan sikap bersifat dinamik yang artinya dapat berubah karena dipengaruhi media dan kehidupan seseorang. Karena hal tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan model CIRC dengan Media Big Book untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV A SDN Purwoyoso 03 Semarang. Adapun perubahan perilaku siswa yang dapat diamati dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan membaca intensif melaui metode CIRC dengan media Big Book, antara lain: 1 mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran visual activities, listening activities; 2 memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dalam pembelajaran visual activities, listening activities; 3 bertanya tentang materi yang belum dipahami oral activities; 4 berkelompok untuk bekerja sama dan berdiskusi motor activities, oral activities; 5 membaca Big Book yang disajikan oleh guru visual activities; 6 berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menuliskan kalimat utama, memberikan tanggapan tentang isi bacaan, dan menceritakan kembali isi bacaan dan kesimpulan writing activities, mental activities, listening activities, oral activities; 7 menanggapi hasil diskusi kelompok lain mental activities, oral activities.

2.2 Kajian Empiris

Penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang keterampilan membaca intensif, metode Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC, dan media Big Book. Beberapa penelitian tersebut antara lain: Penelitian pembelajaran dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh What Work Clearinghouse WWC, 2012 tentang Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC yang bekerja sama dengan U.S. Department of Education dan Institute of Education Sciences IES, terdapat dua penelitian memenuhi kriteria WWC yang dipilih dari 38 penelitian yang berjudul tentang “The Effects of Cooperative Integrated Reading and Composition ”. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Stevens, Slavin, Farnish 1991 dan penelitian yang dilakukan oleh Bramlett 1994. Stevens, dkk 1991 melakukan penelitia n dengan judul “The Effects of Cooperative Integrated Reading and Composition ” dengan mengambil sampel secara acak dari 30 kelas yang terdiri atas 486 siswa kelas III dan kelas IV di empat SD Harrisburg, Pennsylvania. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 153 siswa di 10 kelas diberikan pembelajaran membaca menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC, sedangkan 167 siswa di 10 kelas lainnya diberikan pembelajaran keterampilan membaca sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan pemerintah. Penelitian