Model Pembelajaran Eksperimen Terbimbing dengan Pendekatan Problem Solving

Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. 2 Merencanakan pemecahannya Setelah siswa mampu memahami masalahnya dengan benar, selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan melakukan fase ini sangat tergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah 3 Menyelesaikan masalah sesuai rencana Jika rencana penyelesaian suatu masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat. 4 Memeriksa kembali hasil yang diperoleh looking back Dengan cara looking back maka berbagai kesalahan yang tidak perlu dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai masalah yang diberikan.

2.4 Model Pembelajaran Eksperimen Terbimbing dengan Pendekatan Problem Solving

Pembelajaran dengan pendekatan problem solving ini dapat dilakukan dengan melaksanakan suatu eksperimen. Siswa diberikan suatu permasalahan kemudian mereka melaksanakan eksperimen dan studi pustaka untuk memecahkan masalah tersebut. Kegiatan pembelajaran problem solving yang dapat dilaksanakan antara lain : a. Guru memberikan suatu permasalahan mengenai alasan mengapa pada spion sepeda motor menggunakan cermin cembung, bukannya cermin datar, ataupun cermin cekung. b. Guru dapat memberikan permasalahan-permasalahan lain untuk dipecahkan siswa. Sedangkan secara operasional langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Pembentukan kelompok 4-5 orang setiap kelompok, 2 Penjelasan prosedur pembelajaran petunjuk kegiatan, 3 Pendidik menyajikan situasi problematik dan menjelaskan prosedur solusi kreatif kepada peserta didik memberi pertanyaan dan tugas, 4 Pengumpulan data dan verifikasi mengenai situasi peristiwa yang dilihat dan dialami dilakukan pengumpulan data di lapangan, 5 Eksperimentasi alternatif pemecahan masalah dengan diperkenankan pada elemen baru ke dalam situasi yang berbeda diskusi kelompok kecil, 6 Memformulasikan penjelasan dan menganalisis proses solusi kreatif dilakukan dengan diskusi kelas yang didampingi oleh pendidik. Pada pembelajaran ini, pendidik menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator belajar baik secara berkelompok. Sebagai fasilitator, pendidik membantu memberikan kemudahan siswa dalam proses pembelajaran langkah yang diperlukan menyajikan beberapa alternatif sumber belaja, langkah pembelajaran, menyediakan media pembelajaran. Sebagai motivator, pendidik berperan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai dinamisator, pendidik berusaha memberi rangsangan dalam mencari, mengumpulkan, dan menentukan informasi untuk pemecahan masalah berupa kondisi problematik dalam bentuk pemberian tugas dan umpan balik dalam memecahakan masalah. Bentuk keikutsertaan peserta didik dalam penilaian dilakukan dilakukan dengan memberikan tanggapan secara tertulis dan lisan mengenai permasalahan yang diajukan, selama mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran metode penugasan, diskusi, tanya jawab, pengamatan, dan penyusunan laporan. Adapun keunggulan dari model pembelajaran ini, 1 Siswa lebih terlatih dalam problem solving skills, 2 Mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis, 3 Mendorong siswa berpikir alternatif, 4 Melatih keruntutan berpikir logis siswa. Sedangkan kekurangan model pembelajaran ini adalah: 1 Kadang siswa kurang menyadari akan adanya masalah, 2 Siswa sering mengalami kebingungan strategi yang akan digunakan.

2.5 Pemantulan Cahaya