IV.1.2. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 31 perusahaan dengan gambaran umum perusahaan:
Tabel IV.1. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur
Tahun No Code
Emitten Kegiatan
Produksi Status Berdiri
Listing
1 AQUA Aqua Golden Missisipi Tbk
Air minum kemasan PMDN
1974 1-Mar-90
2 DLTA
Delta Jakarta Tbk Industri minuman
PMA 1980
27-Feb-84 3
INDF Indofood Suksess Makmur Tbk Mie, penggilingan terigu
PMDN 1990
20-May-94 4
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
Industri minuman PMA
1931 12-Jan-01
5 MYOR Mayora Indah Tbk
Industri makanan, kembang gula dan biskuit
PMDN 1977 30-Dec-92 6
RMBA Bentoel International Investama Industri rokok PMA
1980 29-Dec-93 7
GGRM Gudang Garam Tbk Industri rokok
PMDN 1971
27-Aug-90 8
BATA Sepatu Bata Tbk
Industri alas kaki PMA
1939 24-Mar-82
9 CLPI
Colorpak Indonesia Tbk Industri tinta print
PMDN 1988
30-Nov-01 10
IGAR Kageo Igar Jaya Tbk
Industri plastik dan kaca PMDN
1975 26-May-92
11 TRST
Trias Sentosa Tbk Industri kertas, pita
perekat dan pita film PMDN 1986 24-Aug-93
12 INTP Indocement Tunggal
Perkasa Industri semen,
konversi batu bara
PMA 1973 12-May-94
13 SMGR
Semen Gresik Tbk Industri semen
PMDN 1953
2-Jun-95 14
CTBN Citra Tubindo Tbk
Industri pipa dan pengolahan tanah
PMDN 1983 2-Jun-90 15
JPRS Jaya Pari Steel Tbk
Industri baja PMA
1973 8-Apr-89
16 LMSH
Lion Mesh Prima Tbk Industri baja
PMDN 1985
30-Nov-90 17
LION Lion Metal Works Tbk
Peralatan kantor PMA
1972 20-Aug-93
18 ARNA
Arwana Citramulia Tbk Industri keramik
PMDN 1995
17-Jul-01 19
TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
Industri saluran sanitasi, pipa pembuangan sistem
dapur PMA 1977
30-Oct-90 20 SCCO Supreme
Cable Manufacturing
Commerce Tbk Industri kabel
PMDN 1970
20-Jan-89 21
IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
Industri kabel PMA
1981 21-Jan-91
22 ASII Astra International
Tbk Industri otomotif, alat
berat dan infrastructure PMDN 1957 18-Dec-91
23 AUTO
Astra Otoparts Tbk Industri spare part otomotif
PMDN 1996
15-Jun-98 24
GJTL Gajah Tunggal Tbk
Industri ban PMDN
1990 4-Jan-90
25 HEXA
Hexindo Adiperkasa Tbk Industri alat berat
PMA 1988
13-Feb-95 26
MASA Multistrada Arah Sarana Tbk Industri ban
PMA 1988
9-Jun-04 27
UNTR United Tractors Tbk
Industri alat berat PMDN
1972 25-Mar-92
28 KAEF
Kimia Farma Tbk Farmasi
PMDN 1969
4-Jul-01 29 MERK Merck
Tbk Farmasi
PMA 1970 22-Dec-00 30
TCID Mandom Indonesia Tbk
Industri barang-barang konsumen
PMA 1969 30-Sep-93
31 UNVR
Unilever Indonesia Tbk Industri barang-barang
konsumen PMA 1934
2-Jan-98
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.1 memperlihatkan bahwa 31 sampel perusahaan manufaktur terdiri dari berbagai jenis industri, 14 perusahaan 45 berstatus Perusahaan Milik Asing
PMA dan 17 perusahaan 55 berstatus Perusahaan Milik Dalam Negeri PMDN. Dari 31 sampel perusahaan manufaktur tersebut sebanyak 4 perusahaan berdiri pada
tahun 1980-an 12,9, 21 perusahaan berdiri pada tahun 1990-an 67,7 dan 6 perusahaan berdiri pada tahun 2000-an 19,4.
IV.2. Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian ini yaitu: dividend payout ratio DPR, cash position CP, return on assets ROA, firm size FS, debt to equity DER, net profit
margin NPM, total assets turnover TATO, sales growth SG dan debt to total assets DTA pada perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel IV.2. Deskripsi Variabel Penelitian
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
DPR 155
1.92 142.17
35.0048 22.85121
CP 155
.03 4.88
1.6805 1.20804
ROA 155
.13 37.49
12.2007 7.06534
FS 155
11.19 18.40
14.1275 1.64425
DER 155
5.77 844.26
100.5465 92.79195
NPM 155
.00223 .58337
.0966777 .08589615
TATO 155
.22006 6.73513
1.7731852 1.24997334
SG 155
-141.92 58.03
9.7237 21.15290
DTA 155
6.25 235.87
56.8781 41.45114
Valid N listwise 155
Sumber: Hasil Penelitian 2010 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel IV.2 terlihat bahwa nilai variabel dividend payout ratio terkecil minimum yaitu sebesar 1,92 dan nilai variabel dividend payout ratio terbesar
maksimum yaitu sebesar 142,17 atau rata – rata sebesar 35,0048 dengan standar deviasi sebesar 22,85. Dividend payout ratio terbesar selama 5 tahun dimiliki oleh
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI yaitu pada tahun 2005 sebesar 76,63, tahun 2006 sebesar 75,60, tahun 2007 sebesar 89,89, tahun 2008 sebesar
142,17 dan pada tahun 2009 sebesar 83,55. Dividend payout ratio terkecil pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL yaitu sebesar 4,59, tahun
2006 dimiliki oleh PT. Multistrada Arah Laksana Tbk MASA yaitu sebesar 2,13, tahun 2007 dimiliki oleh PT. Semen Gresik Tbk SMGR yaitu sebesar 5,01, tahun
2008 dimiliki oleh PT. Lion Mesh Prima Tbk LMSH yaitu sebesar 6,24 dan pada tahun 2009 dimiliki oleh PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL yaitu sebesar 1,92.
Dividend payout ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI pada tahun 2008 yaitu sebesar 142,17. Dividend payout ratio merupakan
perbandingan antara dividend per share dengan earning per share. Dividend payout ratio PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI sebesar 142,17 mengindikasikan
bahwa seluruh earning per share yang dihasilkan perusahaan dibayarkan menjadi dividen kas bahkan ada penambahan. Dari data laporan keuangan PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk MLBI diperoleh data bahwa pada tahun 2007 earning per share sebesar Rp 6.320,- tidak seluruhnya dibagikan menjadi dividen kas hanya sebesar Rp
3.600,- yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen kas tahun 2007, sisanya dialokasikan ke dalam laba ditahan. Sampai dengan akhir tahun 2008 laba
Universitas Sumatera Utara
ditahan tersebut belum ditentukan penggunaaanya dan kemudian keseluruhan jumlah laba ditahan pada akhir periode 2008 digunakan untuk menambah dividen kas tahun
2008 yang dibagikan kepada para pemegang sahammnya pada bulan Mei 2009, sehingga jumlah earning per share tahun 2008 sebesar Rp 10.551,- tetapi dividend
per share yang dibagikan sebesar Rp 15.000,-, hal ini mengakibatkan dividend payout ratio PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI pada tahun 2008 diatas 100.
Nilai variabel cash position terkecil minimum yaitu sebesar 0,03 kali dan nilai variabel cash position terbesar maximum yaitu sebesar 4,88 kali atau rata–rata
sebesar 1,6805 kali dengan standar deviasi sebesar 1,20804 kali. Cash position terbesar pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Bentoel Indonesia Investama Tbk
RMBA yaitu sebesar 4,31 kali dan terkecil dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI yaitu sebesar 0,12 kali. Pada tahun 2006 terbesar dimiliki oleh
PT. Trias Sentosa Tbk TRST yaitu sebesar 3,53 kali dan terkecil dimiliki oleh PT. Multistrada Arah Laksana Tbk GJTL yaitu sebesar 0,03 kali. Pada tahun 2007
terbesar dimiliki oleh PT. Trias Sentosa Tbk TRST yaitu sebesar 4,00 kali dan terkecil dimiliki oleh PT. Jaya Pari Steel Tbk JPRS yaitu sebesar 0,11 kali. Pada
tahun 2008 terbesar dimiliki oleh PT. Mandom Indonesia Tbk TCID yaitu sebesar 4,35 kali dan terkecil dimiliki oleh PT. Sepatu Bata Tbk BATA yaitu sebesar 0,06
kali. Pada tahun 2009 terbesar dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR yaitu sebesar 4,88 kali dan terkecil dimiliki oleh PT. Sepatu Bata Tbk BATA yaitu
sebesar 0,18 kali.
Universitas Sumatera Utara
Nilai variabel return on assets terkecil minimum yaitu sebesar 0,13 dan nilai variabel return on assets terbesar maximum yaitu sebesar 37,49 atau rata –
rata sebesar 12,2 dengan standar deviasi sebesar 7,065. Return on assets terbesar selama 5 tahun dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR yaitu pada tahun
2005 sebesar 37,49, tahun 2006 sebesar 37,22, tahun 2007 sebesar 36,79, tahun 2008 sebesar 37,01 dan pada tahun 2009 sebesar 34,65. Return on assets terkecil
pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Sumi Indo Kabel Tbk IKBI yaitu sebesar 4,33, tahun 2006 dimiliki oleh PT. Lion Mesh Prima Tbk LMSH yaitu sebesar 2,46,
tahun 2007 dan 2008 dimiliki oleh PT. Multistrada Arah Sarana Tbk MASA yaitu sebesar 1,62 dan 0,13 dan pada tahun 2009 dimiliki oleh PT. Bentoel
Internasional Indonesia Tbk RMBA yaitu sebesar 0,58. Nilai variabel firm size terkecil minimum yaitu sebesar 11,19 dan nilai
variabel firm size terbesar maximum yaitu sebesar 18,40 atau rata–rata sebesar 14,275 dengan standar deviasi sebesar 1,64425. Firm size terbesar selama 5 tahun
dimiliki oleh PT. Astra International Tbk ASII yaitu pada tahun 2005 sebesar 17,93, tahun 2006 sebesar 17,87, tahun 2007 sebesar 17,97, tahun 2008 sebesar 18,16 dan
pada tahun 2009 sebesar 18,40. Firm size terkecil pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Lion Mesh Prima Tbk LMSH yaitu sebesar 11,26, tahun 2006 dan tahun 2007
dimiliki oleh PT. Colorpak Indonesia Tbk CLPI yaitu sebesar 11,33 dan 11,40, tahun 2008 dan 2009 dimiliki oleh PT. Lion Mesh Prima Tbk LMSH yaitu sebesar
11,99 dan 11,20.
Universitas Sumatera Utara
Nilai variabel debt to equity terkecil minimum yaitu sebesar 5,77 dan nilai variabel debt to equity terbesar maximum yaitu sebesar 844,28 atau rata–rata
sebesar 92,71156 dengan standar deviasi sebesar 72,79105. Debt to equity terbesar pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO yaitu
sebesar 292,71 dan terkecil dimiliki oleh PT. Mandom Indonesia Tbk TCID yaitu sebesar 18,79. Pada tahun 2006 terbesar dimiliki oleh PT. Hexindo Adiperkasa
Tbk HEXA yaitu sebesar 248,46 dan terkecil dimiliki oleh PT. Jaya Pari Steel Tbk JPRS yaitu sebesar 5,77. Pada tahun 2007 terbesar dimiliki oleh PT.
Supreme Cable Tbk SCCO yaitu sebesar 267,34, tahun 2008 terbesar dimiliki oleh PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL yaitu sebesar 428,28 dan tahun 2009
terbesar dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI yaitu sebesar 844,26. Debt to equity terkecil selama tiga tahun yaitu tahun 2007, tahun 2008 dan
tahun 2009 dimiliki oleh PT. Mandom Indonesia Tbk TCID yaitu sebesar 7,65, 11,59 dan 12,92.
Nilai debt to equity tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI pada tahun 2009 yaitu sebesar 844,26. Debt to equity merupakan perbandingan total hutang terhadap ekuitas pemegang saham. Nilai debt to equity
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI sebesar 844,26 mengindikasikan bahwa proporsi perbandingan utang dengan ekuitas yaitu 8:1, jumlah persentasi rasio debt to
equity ini meningkat sangat besar dari tahun 2008 yang hanya sebesar 173,52. Peningkatan rasio debt to equity terjadi karena adanya peningkatan hutang pada tahun
2009 yaitu dari Rp 597.211,- menjadi Rp 888.254,- dan adanya penurunan jumlah
Universitas Sumatera Utara
ekuitas PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI yaitu dari Rp 344.178,- menjadi Rp 105.211,-. Penurunan jumlah ekuitas PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI pada
tahun 2009 ini terkait dengan kebijakan pembagian dividen di tahun 2008, dimana sebagian besar jumlah keseluruhan laba ditahan digunakan untuk pembagian dividen
kas tahun 2008 kepada para pemegang sahammnya. Nilai variabel net profit margin terkecil minimum yaitu sebesar 0,00223 kali
dan nilai variabel net profit margin terbesar maximum yaitu sebesar 0,58337 kali atau rata – rata sebesar 0,966777 kali dengan standar deviasi sebesar 0.08589615 kali.
Net profit margin terbesar pada tahun 2005, tahun 2006 dan tahun 2007 dimiliki oleh PT. Semen Gresik Tbk SMGR yaitu sebesar 0,46895 kali, 0,54170 kali dan 0,58337
kali, pada tahun 2008 dan tahun 2009 dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP yaitu sebesar 0,27595 kali dan 0,25970 kali. Net profit margin terkecil
pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF yaitu sebesar 0,01727 kali, pada tahun 2006 dimiliki oleh PT. Kimia Farma Tbk KAEF
yaitu sebesar 0,00223 kali, pada tahun 2007 dimiliki oleh PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL yaitu sebesar 0,01965 kali, pada tahun 2008 dimiliki oleh PT. Multistrada
Arah Laksana Tbk MASA yaitu sebesar 0,00223 kali dan pada tahun 2009 dimiliki oleh PT. Bentoel Internasional Indonesia Tbk RMBA yaitu sebesar 0,00414 kali.
Nilai variabel total assets turnover terkecil minimum yaitu sebesar 0,22066 kali dan nilai variabel total assets turnover terbesar maximum yaitu sebesar 6,73513
kali atau rata – rata sebesar 1,7731852 kali dengan standar deviasi sebesar 1,24497339 kali. Total assets turnover terbesar pada tahun 2005 dimiliki oleh PT.
Universitas Sumatera Utara
Indofood Sukses Makmur Tbk INDF yaitu sebesar 6,73513 kali dan terkecil dimiliki oleh PT. Multistrada Arah Laksana Tbk MASA yaitu sebesar
0,22006 kali. Total assets turnover terbesar pada tahun 2006, tahun 2007, tahun 2008 dan tahun 2009 dimiliki oleh PT. Kimia Farma Tbk KAEF yaitu sebesar 5,59194
kali, 5,29534 kali, 5,80825 kali dan 5,70099 kali. Total assets turnover terkecil pada tahun 2008 dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP yaitu
sebesar 0,62686 kali, pada tahun 2006, tahun 2007 dan pada tahun 2009 dimiliki oleh PT. Semen Gresik Tbk yaitu sebesar 0,31742 kali, 0,37644 kali dan 0,62686 kali.
Nilai variabel sales growth terkecil minimum yaitu sebesar -141,92 dan nilai variabel sales growth terbesar maximum yaitu sebesar 58,03 atau rata–rata
sebesar 9,72i dengan standar deviasi sebesar 21,15. Sales growth terbesar pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Kimia Farma Tbk KAEF yaitu sebesar 44,04 dan
terkecil dimiliki oleh PT. United Tractor Tbk UNTR yaitu sebesar 1,58. Pada tahun 2006 terbesar dimiliki oleh PT. Multistrada Arah Laksana Tbk MASA yaitu
sebesar 58,03 dan terkecil dimiliki oleh PT. Lion Mesh Prima Tbk LMSH yaitu sebesar-31,33. Pada tahun 2007 terbesar dimiliki oleh PT. Multistrada Arah
Laksana Tbk MASA yaitu sebesar 36,77 dan terkecil dimiliki oleh PT. Sumi Indo Kabel Tbk IKBI yaitu sebesar -20,36. Pada tahun 2008 terbesar dimiliki oleh PT.
Jaya Pari Steel Tbk JPRS yaitu sebesar 40,93 dan terkecil dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP yaitu sebesar -15,78. Pada tahun 2009
terbesar dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP yaitu sebesar
Universitas Sumatera Utara
40,19 dan terkecil dimiliki oleh PT. Jaya Pari Steel Tbk JPRS yaitu sebesar - 141,92.
Nilai Sales Growth untuk terkecil pada tahun 2006 oleh PT. Lion Mesh Prima
Tbk LMSH, tahun 2007 oleh PT. Sumi Indo Kabel Tbk IKBI, tahun 2008 oleh PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP dan tahun 2009 oleh PT. Jaya Pari
Steel Tbk JPRS bernilai negatif, hal ini dikarenakan pertumbuhan penjualan tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sehingga hasil rasio Sales
Growth menunjukkan nilai yang negatif. Nilai variabel debt to total assets terkecil minimum yaitu sebesar 6,25
dan nilai variabel debt to total assets terbesar maximum yaitu sebesar 235,86 atau rata–rata sebesar 56,51 dengan standar deviasi sebesar 41,41. Debt to total assets
terbesar pada tahun 2005 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF yaitu sebesar 205,81 dan terkecil dimiliki oleh PT. Semen Gresik Tbk SMGR
yaitu sebesar 11,36. Pada tahun 2006 terbesar dimiliki oleh PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL yaitu sebesar 156,92 dan terkecil dimiliki oleh PT. Jaya Pari Steel Tbk
JPRS yaitu sebesar 6,25i. Debt to total assets terbesar pada tahun 2007, tahun 2008 dan tahun 2009 dimiliki oleh PT. Supreme Cable Tbk SCCO yaitu sebesar
211,47, 235,86 dan 168,76. Debt to total assets terkecil pada tahun 2007 dimiliki oleh PT. Semen Gresik Tbk SMGR yaitu sebesar 7,04, pada tahun 2008
dimiliki oleh PT. Merck Tbk MERK yaitu sebesar 9,36 dan pada tahun 2009 dimiliki oleh PT. Mandom Indonesia Tbk TCID yaitu sebesar 11,44.
Universitas Sumatera Utara
IV.3. Hasil Uji Asumsi Klasik IV.3.1. Hasil Uji Asumsi Klasik Variabel Cash Position, Return on Assets, Firm
Size dan Debt To Equity Terhadap Dividend Payout Ratio
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya
asums-asumsi dalam model regresi dan untuk menginterpretasikan agar data lebih relevan dalam menganalisis.
a. Uji Normalitas