Uji Heteroskedastisitas Hasil Analisis Data 1. Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama

menggunakan Durbin Watson test. Hasil pengujian autorkorelasi dapat dilihat pada Tabel IV.9 sebagai berikut: Tabel IV.9. Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis Penelitian Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .620a .384 .368 16.61698476 1.873 Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Menurut Ghozali 2009:100, autokorelasi tidak terjadi bila Durbin Watson terletak antara du dan 4-d U dimana d U DW 4- d U . Hasil pengujian menurut tabel adalah data jumlah sampel = 155n, jumlah variabel bebas = 4 k, pada tingkat signifikansi α = 0,05 diperoleh d L = 1,571 dan d U = 1,679. Ketentuan kriteria d U DW 4-d U , hasil pengujian 1,679 1,873 2,321 dari hasil tersebut maka pengujian autokorelasi memenuhi kriteria yang berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi penelitian ini.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual data yang ada. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami gejala heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik dapat dilihat pada Gambar IV.6 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 -3 R e gression Studenti zed Res idual 4 2 -2 Scatterplot Dependent Variable: ROA Y Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Gambar IV.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Penelitian menggunakan Scatterplot Berdasarkan Gambar IV.6 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi hipotesis penelitian terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan pengujian Glejser. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel IV.6 berikut ini: Tabel IV.10. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Penelitian Menggunakan Glejser Test Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant 3.556 .772 4.606 .000 NPM X 1 .309 .272 .264 1.013 .321 TATO X 2 .393 .372 .112 1.056 .292 SGX 3 .154 1.630 .007 .094 .925 DTA X 4 -2.021 1.061 -.201 -1.906 .059 Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel IV.10 menunjukkan bahwa tidak ada satu pun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat Absolut Ut AbsUt yang terlihat dari nilai signifikansi di atas 0,05. Hasil ini sejalan dengan pengujian heteroskedastisitas menggunakan metode grafik dan disimpulkan bahwa persamaan regresi hipotesis penelitian terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. IV.4. Hasil Analisis Data IV.4.1. Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama Hipotesis pertama menyatakan cash position, return on assets, firm size berpengaruh positif signifikan dan debt to equity berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji koefisien regresi hipotesis penelitian ini dapat dilihat pada Tabel IV.11 sebagai berikut : Tabel IV.11. Hasil Regresi Hipotesis Pertama Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 Constant -8.526 7.336 -1.162 .247 CP X 1 5.198 .978 .364 5.316 .000 ROA X 2 .727 .178 .283 4.093 .000 FS X 3 1.374 .483 .194 2.847 .005 DER X 4 -.028 .013 -.145 -2.222 .028 a Dependent Variable: DPR Y Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel IV.11 maka persamaan regresi linear berganda untuk hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Y = -8,526 + 5,198X 1 + 0,727X 2 + 1,374X 3 - 0,028X 4 + e Interpretasi model: Konstanta bernilai -8,526, hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel bebas yaitu cash position, return on assets, firm size dan debt to equity maka nilai dividend payout ratio sebesar -8,526. Variabel cash position bernilai 5,198, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 nilai cash position, maka nilai dividend payout ratio akan meningkat sebesar 5,2. Variabel return on assets bernilai 0,727, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 nilai return on assets maka nilai dividend payout ratio akan meningkat sebesar 0,7. Variabel firm size bernilai 1,374, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 kali Ln firm size maka nilai dividend payout ratio akan meningkat sebesar 1,4. Variabel debt to equity bernilai -0,028, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 nilai debt to equity maka nilai dividend payout ratio akan menurun sebesar 0,03. IV.4.1.1. Koefisien determinasi hipotesis pertama Uji determinasi R 2 dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variasi variabel bebas yaitu cash position, return on assets, firm size dan debt to equity dalam menjelaskan variasi variabel terikatnya yaitu dividend payout ratio. Nilai koefisien determinasi R-Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat dari Tabel IV.12 dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel IV.12. Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .614a .377 .360 16.53424 a Predictors: Constant, CP X 1 , ROA X 2 , FS X 3 , DER X 4 b Dependent Variable: DPR Y Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Nilai R-Square yang diperoleh pada Tabel IV.12 sebesar 0,377 atau 37,7. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel bebas yaitu cash position, return on assets, firm size dan debt to equity dalam menjelaskan variasi variabel terikatnya dividend payout ratio sebesar 37,7, sedangkan sisanya sebesar 62,3 dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Variabel – variabel tersebut antara lain kebutuhan pelunasan hutang, keadaan pemegang saham, keadaan tak terduga uncertainity seperti jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan lain - lain. IV.4.1.2 Pengujian hipotesis pertama secara serempak Hasil uji hipotesis penelitian dengan menggunakan pengujian secara serempak simultan dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher Uji F dengan tingkat keyakinan confident level sebesar 95 adalah untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : F hitung ≤ F tabel maka H diterima, sedangkan F hitung F tabel maka H 1 diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Berdasarkan Tabel IV.8 maka hasil uji F dapat diketahui sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel IV.13. Hasil Uji F Hipotesis Pertama Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 19139.650 4 4784.912 22.651 .000a Residual 31686.602 150 211.244 Total 50826.252 154 a Predictors: Constant, CP X 1 , ROA X 2 , FS X 3 , DER X 4 b Dependent Variable: DPR Y Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel IV.13 diperoleh nilai F hitung sebesar 22,651, sedangkan nilai F tabel pada α = 0,05 dan df1 = k = 4; df2 = n-k-1 = 155-4-1 = 150 lihat tabel Distribution F maka diketahui nilai F tabel = 2,43. Dari data tersebut maka nilai F hitung F tabel yaitu 22,651 2,43 dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel-variabel bebas yaitu cash position, return on assets, firm size dan debt to equity secara serempak simultan berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. IV.4.1.3. Pengujian hipotesis pertama secara parsial Hasil uji hipotesis penelitian dengan menggunakan pengujian secara parsial individual adalah untuk menunjukkan apakah suatu variabel bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel terikat dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : t hitung ≤ t tabel maka H diterima, sedangkan t hitung t tabel atau t hitung ≤ -t tabel maka H 1 diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Berdasarkan Tabel IV.14 maka hasil uji secara parsial hipotesis penelitian dapat diketahui sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel IV.14. Hasil Uji t Hipotesis Pertama Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant -8.526 7.336 -1.162 .247 CP X 1 5.198 .978 .364 5.316 .000 ROA X 2 .727 .178 .283 4.093 .000 FS X 3 1.374 .483 .194 2.847 .005 DER X 4 -.028 .013 -.145 -2.222 .028 a Dependent Variable: DPR Y Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel IV.10 dapat dilihat bahwa variabel cash position memiliki nilai t hitung sebesar 5,316, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,976 ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df = 155-4 = 151 pada α = 0,025. Dari data tersebut maka nilai t hitung t tabel yaitu 5,316 1,976 dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel cash position secara parsial individual berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel cash position juga merupakan faktor dominan yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel return on assets memiliki nilai t hitung sebesar 4,093, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,976 ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df = 155-4 = 151 pada α = 0,025. Dari data tersebut maka nilai t hitung t tabel yaitu 4,093 1,976 dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel return on assets secara parsial individual berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara Variabel firm size memiliki nilai t hitung sebesar 2,847, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,976 ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df = 155-4 = 151 pada α = 0,025. Dari data tersebut maka nilai t hitung t tabel yaitu 2,847 1,976 dan tingkat signifikansinya 0,005 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel firm size secara parsial individual berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel debt to equity memiliki nilai t hitung sebesar -2,222, sedangkan nilai - t tabel sebesar -1,976 ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df = 155-4 = 151 pada α = 0,025. Dari data tersebut maka nilai t hitung ≤ -t tabel yaitu -2,222 ≤ -1,976 dan tingkat signifikansinya 0,028 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel debt to equity secara parsial individual berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. IV.4.2. Hasil Analisis Data Hipotesis Kedua Hipotesis kedua menyatakan net profit margin, total assets turnover, sales growth berpengaruh positif signifikan dan debt to total assets berpengaruh negatif signifikan terhadap return on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara Tabel IV.15. Hasil Regresi Hipotesis Kedua Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant 3.975 1.248 3.185 .002 NPM X 1 52.116 5.986 .634 8.706 .000 TATO X 2 3.094 .515 .547 6.013 .000 SGX 3 .641 2.142 .019 .299 .765 DTA X 4 -4.272 1.417 -.264 -3.014 .003 a Dependent Variable: ROA Y Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel IV.15 maka persamaan regresi linear berganda untuk hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = 3,975 + 52,116X 1 + 3,094X 2 + 0,641X 3 – 4,272X 4 + e Interpretasi model: Konstanta bernilai 3,975, hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel bebas yaitu net profit margin, total assets turnover, sales growth dan debt to total assets maka nilai return on assets sebesar 3,975. Variabel net profit margin bernilai 52,116, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 nilai net profit margin, maka nilai return on assets akan meningkat sebesar 52,1. Variabel total assets turnover bernilai 3,094, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 nilai total assets turnover maka nilai return on assets akan meningkat sebesar 3,1. Variabel sales growth bernilai 0,641, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 nilai sales growth maka nilai return on assets akan meningkat sebesar 0,6. Variabel debt to total assets bernilai -4,272, hal ini menunjukkan bahwa setiap Universitas Sumatera Utara kenaikan 1 nilai debt to total assets maka nilai return on assets akan menurun sebesar 4,3. IV.4.1.1 Koefisien determinasi hipotesis kedua Uji determinasi R 2 dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variasi variabel bebas yaitu net profit margin, total assets turnover, sales growth dan debt to total assets dalam menjelaskan variasi variabel terikatnya yaitu return on assets. Nilai koefisien determinasi R-Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat dari Tabel IV.16 dibawah ini: Tabel IV.16. Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .620a .384 .368 16.61698476 a Predictors: Constant, NPM X 1 , TATO X 2 , SG X 3 , DR X 4 b Dependent Variable: ROA Y Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Nilai R-Square yang diperoleh pada Tabel IV.16 sebesar 0,384 atau 38,4. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variasi variabel bebas yaitu net profit margin, total assets turnover, sales growth dan debt to total assets dalam menjelaskan variasi variabel terikatnya return on assets sebesar 38,4, sedangkan sisanya sebesar 61,6 dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Variabel – variabel tersebut antara lain tingkat bunga, tingkat pajak dan lainnya. IV.4.1.2 Pengujian hipotesis kedua secara serempak Hasil uji hipotesis penelitian dengan menggunakan pengujian secara serempak simultan dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher Uji F dengan tingkat Universitas Sumatera Utara keyakinan confident level sebesar 95 adalah untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : F hitung ≤ F tabel maka H diterima, sedangkan F hitung F tabel maka H 1 diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Berdasarkan Tabel IV.17 maka hasil uji F dapat diketahui sebagai berikut: Tabel IV.17. Hasil Uji F Hipotesis Kedua Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2955.059 4 738.765 23.415 .000a Residual 4732.578 150 31.551 Total 7687.637 154 a Predictors: Constant, NPM X 1 , TATO X 2 , SG X 3 , DR X 4 b Dependent Variable: ROA Y Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel IV.17 diperoleh nilai F hitung sebesar 23,415, sedangkan nilai F tabel pada α = 0,05 dan df1 = k = 4; df2 = n-k-1 = 155-4-1 = 150 lihat tabel Distribution F maka diketahui nilai F tabel = 2,43. Dari data tersebut maka nilai F hitung F tabel yaitu 23,415 2,43 dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel-variabel bebas yaitu net profit margin, total assets turnover, sales growth dan debt to total assets secara serempak simultan berpengaruh signifikan terhadap return on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara IV.4.1.3. Pengujian hipotesis kedua secara parsial Hasil uji hipotesis penelitian dengan menggunakan pengujian secara parsial individual adalah untuk menunjukkan apakah suatu variabel bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel terikat dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : t hitung ≤ t tabel maka H diterima, sedangkan t hitung t tabel atau t hitung ≤ -t tabel maka H 1 diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Berdasarkan Tabel IV.18 maka hasil uji secara parsial hipotesis penelitian dapat diketahui sebagai berikut: Tabel IV.18. Hasil Uji t Hipotesis Kedua Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 Constant 3.975 1.248 3.185 .002 NPM X 1 52.116 5.986 .634 8.706 .000 TATO X 2 3.094 .515 .547 6.013 .000 SGX 3 .641 2.142 .019 .299 .765 DR X 4 -4.272 1.417 -.264 -3.014 .003 a Dependent Variable: ROA Y Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel IV.14 dapat dilihat bahwa variabel net profit margin memiliki nilai t hitung sebesar 8,706, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,976 ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df = 155-4 = 151 pada α = 0,025. Dari data tersebut maka nilai t hitung t tabel yaitu 8,706 1,976 dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel net profit margin secara parsial individual berpengaruh signifikan terhadap return on assets pada perusahaan Universitas Sumatera Utara manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel net profit margin juga merupakan faktor dominan yang mempengaruhi return on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel total assets turnover memiliki nilai t hitung sebesar 6,013, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,976 ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df = 155-4 = 151 pada α = 0,025. Dari data tersebut maka nilai t hitung t tabel yaitu 6,013 1,976 dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel total assets turnover secara parsial individual berpengaruh signifikan terhadap return on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel sales growth memiliki nilai t hitung sebesar 0,299, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,976 ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df = 155-4 = 151 pada α = 0,025. Dari data tersebut maka nilai t hitung t tabel yaitu 0,299 1,976 dan tingkat signifikansinya 0,765 0,05. Keputusan yang diambil adalah H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini memberikan arti bahwa variabel sales growth secara parsial individual tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel debt to total assets memiliki nilai t hitung sebesar -3,014, sedangkan nilai -t tabel sebesar -1,976 ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df = 155-4 = 151 pada α = 0,025. Dari data tersebut maka nilai t hitung ≤ -t tabel yaitu -3,014 ≤ -1,976 dan tingkat signifikansinya 0,003 0,05. Keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini memberikan arti bahwa variabel Universitas Sumatera Utara debt to total assets secara parsial individual berpengaruh signifikan terhadap return on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. IV.5. Pembahasan Hasil Penelitian IV.5.1. Pengaruh Cash Position, Return on Assets, Firm Size dan Debt to Equity terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa variabel cash position X 1 , return on assets X 2 , firm size X 3 dan debt to equity X 4 berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio Y. Hal ini berarti cash position, return on assets, firm size dan debt to equity menentukan naik atau turunnya dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Dengan demikian pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkan kondisi likuiditas, kondisi profitabilitas, ukuran perusahaan dan kondisi leverage perusahaan pada saat menentukan besarnya jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica 2009, Hadiwidjaja 2007, dan Sutrisno 2001. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Nasution 2004, perbedaan hasil ini dapat disebabkan berbedanya tahun penelitian yang dilakukan, dimana penelitian Nasution 2004 dilakukan pada periode tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 serta perbedaan dapat terjadi dikarenakan berbedanya variabel independen yang digunakan terhadap variabel terikat dan berbedanya jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian.. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis regresi berganda memperlihatkan cash position X 1 , return on assets X 2 dan firm size X 3 mempunyai koefisien regresi positif terhadap dividend payout ratio Y yang artinya hubungan variabel bebas searah terhadap variabel terikat, hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel bebas akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat dan sebaliknya setiap penurunan nilai variabel bebas akan dapat menurunkan nilai variabel terikat. Sedangkan untuk variabel debt to equity X 4 memiliki koefisien regresi negatif terhadap dividend payout ratio Y yang artinya hubungan variabel bebas berlawanan arah terhadap variabel terikat, hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel bebas akan dapat menurunkan nilai variabel terikat dan sebaliknya setiap penurunan nilai variabel bebas akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat. Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel cash position berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan teori yang telah dikemukakan, maka perusahaan harus mempertimbangkan cash position perusahaan pada saat menentukan kebijakan pembayaran dividen setiap tahunnya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sutrisno 2001 dan penelitian Marlina dan Danica 2009. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk dapat membagikan dividennya. Pihak manajemen harus dapat mengelola kondisi likuiditasnya agar dana yang dimiliki sesuai dengan tingkat kebutuhan perusahaan dan pastinya pada saat jatuh tempo pembagian dividen perusahaan harus memiliki jumlah kas yang sesuai untuk pembagian dividen. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh Nasution 2004 yang menunjukkan hasil bahwa secara parsial cash position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Marlina dan Danica 2009 dan Hadiwidjaja 2007 yang menyatakan variabel return on asset berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Pihak manajemen dalam menetapkan kebijakan pembayaran dividen harus memperhatikan nilai return on assets. Return on assets adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan selama periode tertentu. Return on assets juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Semakin tinggi nilai return on assets, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan manufaktur dan semakin baik pula posisi perusahaan manufaktur tersebut dari sisi penggunaan asset sehingga dengan peningkatan return on assets tersebut maka akan semakin besar nilai dividend payout ratio yang dibayarkan kepada para investor sebagai pemegang saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sutrisno 2001 dan Nasution 2004. Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel firm size berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution 2004 dan Sutrisno 2001. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita 2009 yang menyatakan Universitas Sumatera Utara perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik mampu membayar dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya, sehingga antara ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memiliki hubungan yang positif. Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun – tahun mendatang karena tingkat kepastian laba sangat tinggi. Dengan demikian semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan dapat menghasilkan laba yang lebih besar sehingga dapat membagikan dividen dalam jumlah yang lebih besar juga Sembiring, 2008:35. Dengan demikian ukuran perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam memutuskan kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel debt to equity berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasution 2004 dan Sutrisno 2001 yang menyatakan variabel debt to equity berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Debt to equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar hutang yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah laba bersih yang tersedia bagi para Universitas Sumatera Utara pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban membayar hutang lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga debt to equity mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio Sutrisno, 2001:5. Dengan demikian perusahaan seharusnya dapat menurunkan nilai debt to equity perusahaannya sehingga memberikan indikasi penurunan jumlah hutang yang dimiliki perusahaan. Semakin menurunnya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan maka akan mengurangi beban bunga yang harus dibayarkan sehingga laba bersih yang dibagikan sebagai dividen kepada para investor sebagai pemegang saham dapat ditingkatkan pembayarannya. IV.5.2. Pengaruh Net Profit Margin, Total Assets Turnover, Sales Growth dan Debt to Total Assets terhadap Return on Assets pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Pengujian secara serempak menunjukkan net profit margin X 1 , total assets turnover X 2 , sales growth X 3 dan debt to total assets X 4 berpengaruh signifikan terhadap return on assets Y. Hal ini berarti net profit margin, total assets turnover, sales growth dan debt to total assets menentukan naik atau turunnya return on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Dengan demikian pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkan efisiensi biaya operasional dalam aktivitas penjualan, efektivitas penggunaan aktiva, pertumbuhan penjualan dan pembiayaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan dari tahun ke tahun Universitas Sumatera Utara sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akbar 2005. Hasil analisis regresi berganda memperlihatkan bahwa net profit margin X 1 , total assets turnover X 2 dan sales growth X 3 mempunyai koefisien regresi positif terhadap return on assets Y yang artinya hubungan variabel bebas searah terhadap variabel terikat, hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel bebas akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat sebaliknya setiap penurunan nilai variabel bebas akan dapat menurunkan nilai variabel terikat. Sedangkan debt to total assets X 4 mempunyai koefisien regresi negatif terhadap return on assets Y yang artinya hubungan variabel bebas berlawanan arah terhadap variabel terikat, hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel bebas akan dapat menurunkan nilai variabel terikat dan sebaliknya setiap penurunan nilai variabel bebas akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat. Hasil uji parsial menunjukkan variabel net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap return on assets. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah dikemukakan. Rasio net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari penjualan setelah dikurangi semua biaya operasional, semakin tinggi net profit margin maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Dengan demikian untuk meningkatkan laba yang dihasilkan perusahaan maka pihak manajemen harus dapat melakukan efisiensi dalam pengeluaran biaya operasional untuk melakukan kegiatan penjualan. Peningkatan Universitas Sumatera Utara jumlah biaya operasional yang dikeluarkan harus sesuai dengan peningkatan penjualan yang dihasilkan sehingga jumlah laba yang dihasilkan dapat mengalami peningkatan atau minimal dalam keadaan stabil dari tahun ke tahun. Dengan terus meningkatnya laba maka kondisi profitabilitas perusahaan akan semakin baik dan akan dapat berdampak pada pembagian dividen yang semakin besar kepada para investor sebagai pemegang saham. Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel total assets turnover berpengaruh positif signifikan terhadap return on assets. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Rasio total assets turnover menunjukkan efektivitas pemakaian aktiva dalam menghasilkan volume penjualan, semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva perusahaan. Pihak manajemen dalam pelaksanaan operasional perusahaan harus melakukan evaluasi dan penilaian terhadap penggunaan aktivanya, investasi yang dilakukan pada aktiva harus dapat diperhitungkan manfaatnya dan harus terus dioptimalkan penggunaanya. Pihak manajemen harus melakukan pengelolaan aktiva yang tepat sehingga berperan dalam peningkatan penjualan perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba yang dihasilkan perusahaan dan akan dapat berdampak pada pembagian dividen yang semakin besar kepada para investor sebagai pemegang saham. Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel sales growth tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Sales growth merupakan rasio pertumbuhan yang menunjukkan suatu peningkatan penjualan yang dapat dicapai Universitas Sumatera Utara suatu perusahaan. Pertumbuhan penjualan dapat memberikan kontribusi dalam laba yang dihasilkan apabila pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut lebih besar dari peningkatan biaya operasional aktivitas penjualan yang dilakukan. Walaupun penjualan perusahaan mengalami peningkatan dalam jumlah tertentu tetapi peningkatan jumlah biayanya lebih besar maka laba yang dihasilkan belum tentu meningkat bahkan laba yang dihasilkan dapat menurun atau perusahaan akan merugi. Peneliti menduga bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami pertumbuhan penjualan tetapi pertumbuhan penjualan tersebut tidak signifikan terhadap laba yang dihasilkan karena peningkatan penjualan tidak sejalan dengan peningkatan laba yang dihasilkan sebagai akibat pengeluaran biaya operasional dalam aktivitas penjualan yang dilakukan. Beberapa perusahaan dalam sampel penelitian ini juga memperlihatkan nilai sales growth yang negatif, hal ini berarti terjadi penurunan jumlah penjualan perusahaan khususnya pada tahun 2009 banyak perusahaan yang mengalami sales growth negatif. Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel debt to total assets berpengaruh negatif signifikan terhadap return on assets. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Semakin besar rasio debt to total assets menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal kreditur dan semakin besar pula beban biaya hutang biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Debt to total assets merupakan rasio yang mengukur berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio debt to total assets dimana beban hutang juga semakin Universitas Sumatera Utara besar maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas earnings after tax semakin berkurang karena sebagian digunakan untuk membayar bunga, maka hak para pemegang saham dividen juga semakin berkurang Laksono, 2006:21. Dengan demikian pihak manajemen harus dapat mengelola jumlah hutang yang dimiliki perusahaan yang akan digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan, pihak manajemen seharusnya dapat menurunkan nilai debt to total assets dari tahun ke tahun melalui pengurangan jumlah hutang atau penambahan investasi pada aktiva yang diperlukan untuk operasional aktivitas penjualan. Dengan semakin berkurangnya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan maka laba bersih yang dihasilkan dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan pembayaran dividen perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Pada hipotesis pertama secara serempak, cash position, return on assets, firm size dan debt to equity berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat pengaruh yang sangat signifikan high significant. Secara parsial variabel cash position berpengaruh lebih dominan daripada variabel return on assets, variabel firm size dan variabel debt to equity. Hal ini berarti kondisi likuiditas perusahaan lebih menentukan untuk meningkatkan pembayaran dividen perusahaan atau dengan kata lain pihak manajemen harus dapat mengelola kondisi likuiditas yang stabil sehingga dapat memiliki dana tunai yang cukup dalam membayarkan dividen, semakin besar cash position yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen. 2. Pada hipotesis kedua secara serempak, net profit margin, total assets turnover, sales growth dan debt to total assets berpengaruh terhadap return on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat pengaruh yang sangat signifikan high significant. Secara parsial variabel sales growth tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets, sedangkan variabel net profit margin berpengaruh lebih dominan daripada variabel total assets turnover dan debt to total assets. Hal ini berarti efisiensi dalam biaya operasional 104 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 65 120

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

2 30 130

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2009 – 2011.

0 1 16

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2009 – 2011.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 23

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 9

ANALISIS CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 81

PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR.

0 1 126

ANALISIS CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, ASSETS GROWTH, CASH RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 18