Cash Position Return on Assets

Disamping itu analisis yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan dapat digunakan untuk menentukan tingkat kredibilitas atau potensi investasi. Keown et al 2008:75 menyatakan rasio keuangan membantu kita untuk mengindentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan serta kita dapat menggunakan rasio untuk menjawab beberapa pertanyaan penting tentang operasi perusahaan: 1 seberapa likuid perusahaan?; 2 apakah manajemen menghasilkan laba operasional yang cukup atas aktiva perusahaan yang ada?; 3 bagaimana perusahaan mendanai aktiva–aktivanya?; 4 apakah pemilik pemegang saham mendapatkan pengembalian yang cukup atas investasi mereka?. Mannes 1990:35 menyatakan “The financial health of a corporation is vitally important to managers, creditors and owners since they all have a vested interest in its well-being. Financial analysis is the general term used to described the process of interpreting the past, present and future financial condition of a company. The analyst is given a set of financial statements to analyze. The analyst calculates a few financial ratios which give an overview of the financial condition of the firm. If any problem are spotted, the analyst calculates additional ratios aimed at better understanding the problem areas. Once the problem areas are uncovered, the analyst formulates recommendations aimed at correcting problems”.

II.2.2. Cash Position

Cash position merupakan rasio kas akhir tahun dibandingkan dengan laba bersih setelah pajak. Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang semakin kuat Universitas Sumatera Utara maka akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan dividen. Sutrisno 2001:5 menyatakan posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Partington 1989:169 dalam Hartadi 2006:30 menyatakan dividen merupakan cash outflow dengan demikian semakin kuat posisi kas perusahaan akan semakin besar kemampuannya untuk membayarkan dividen dan rasio posisi kas merupakan perbandingan saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak. Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi kas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden Riyanto, 2001:267. Menurut Stanley dan Geoffrey 1987 dalam Sutrisno 2001:5 rasio posisi kas dirumuskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

II.2.3. Return on Assets

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Faktor profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan Puspita, 2009:35. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen Sudarsi 2002:79. Menurut Hanafi 2005:375 perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham. Universitas Sumatera Utara Menurut Syamsudin 2000:63 “return on assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Husnan dan Pudjiastuti 2004:74 menyatakan return on assets menunjukkan seberapa besar laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Kemudian Sundjaja dan Barlian 2002:122 berpendapat bahwa return on assets adalah ukuran keseluruhan keefektifan menajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. Beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas telah menjelaskan bahwa return on assets merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan total aktiva. Pengukuran rasio return on assets merupakan sebagai indikator efektifitas penggunaan aktiva yang dimiliki perusahaan dan dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengevaluasi investasi pada aktiva yang dilakukan agar dapat dioptimalkan untuk tahun berikutnya. Menurut Van Horne dan Wachowicz 2005:148 “rasio return on asssets digunakan untuk mengukur keseluruhan keefektifan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia”. Syamsudin 2000:63 menyatakan pentingnya pengukuran rasio ini didalam suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio return on assets, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Perhitungan rasio return on assets adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Untuk mengevaluasi tingkat return on assets pihak manajemen dapat memperhatikan perkembangan net profit margin dan total assets turnover dari tahun ke tahun. Brigham dan Houston 2001:94 menyatakan pendekatan Du Pont memperlihatkan bagaimana hubungan diantara tingkat return on assets, net profit margin dan total assets turnover. Kemudian Atmadja 2005:419 berpendapat Du Pont Analys memperlihatkan bagaimana hubungan net profit margin dan total assets turnover dikombinasikan untuk menentukan tingkat return on assets. Du Pont memecah tingkat return on assets menjadi berbagai rasio lainnya yaitu net profit margin dan total assets turnover. Van Horne dan Wachowizc 2005:226 menyatakan bahwa return on assets merupakan fungsi dari net profit margin, dan total assets turnover. Akbar 2005 dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi profitabilitas return on assets perusahaan yaitu net profit margin, assets turnover, sales growth dan financial leverage debt to total assets. Net profit margin, assets turnover dan sales growth mempunyai pengaruh positif terhadap return on assets, hal ini berarti semakin meningkatnya net profit margin, assets turnover dan sales growth maka akan meningkatkan return on assets sedangkan debt to total assets mempunyai pengaruh negatif terhadap return on assets, hal ini berarti semakin menigkatnya debt to total assets maka akan menurunkan return on assets. Universitas Sumatera Utara

II.2.4. Firm Size

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 65 120

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

2 30 130

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2009 – 2011.

0 1 16

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2009 – 2011.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 23

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 9

ANALISIS CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 81

PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR.

0 1 126

ANALISIS CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, ASSETS GROWTH, CASH RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 18