Keterwakilan Perempuan Dalam Politik

menyusui, hamil, melahirkan dan menstruasi. Perbedaan gender adalah perbedaan simbolis atau sosial yang berpangkal pada perbedaan seks tetapi tidak selalu identik dengannya. 6 Dalam khasanah ilmu-ilmu sosial, istilah gender diperkenalkan untuk mengacu pada perbedaan-perbedaan antara perempuan dan laki-laki tanpa konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis. Jadi bila dimaknai lebih dalam bahwa rumusan gender merujuk pada perbedaan-perbedaan antara perempuan dan laki-laki yang merupakan konstruksi dan terbentuknya masyarakat secara sosial, ekonomi dan politik .7 Gender adalah perbedaan peran, perilaku, tingkah laki-laki dan perempuan oleh budaya masyarakat melalui interpretasi terhadap perbedaan biologis laki-laki dan perempuan. Jadi gender tidak diperoleh sejak lahir tetapi dikenal melalui proses belajar sosialisasi dari masa anak-anak hingga dewasa 8

1.5.1.1. Keterwakilan Perempuan Dalam Politik

. Di indonesia kesetaraan gender sudah mulai dirasakan sejak emansipasi yang dicita-citakan oleh kartini sedikit banyak telah melahirkan perubahan-perubahan pada aspek kehidupan perempuan indonesia. Ditambah lagi dengan adanya undang-undang untuk memasukkan perempuan dalam lembaga politik formal, sehingga semakin tampak perjuangan keadilan terhadap gender. Pada UUD 1945 Pasal 28 jelas mengatakan pengakuan Hak Asasi bagi setiap warga negaranya adalah sama. Setiap warganya baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa ada batasan. Sehingga hak politik perempuan ditetapkan melalui instrumen hukum 6 Harmona Daulay, Op.Cit.,hal 3 7 Leo Agustino, Politik Ilmu Politik: sebuah bahasan memahami ilmu politik, PT.Graha Ilmu, Yogyakarta 2007, hal.227 8 Harmona Daulay, Perempuan Dalam Kemelut Gender, USU Press, Medan 2007, hal.4 dengan meratifikasi berbagai konvensi yang menjamin hak-hak dalam perpolitikan tersebut. Hak-hak perpolitikan perempuan dibuktikan dengan telah diratifikasinya konvensi PBB yang menjelaskan beberapa hal : 1. Perempuan berhak dalam memberikan suara dalam semua pemilihan dengan syarat-syarat yang sama bagi laki-laki, tanpa suatu diskriminasi. 2. Perempuan berhak untuk dipilih bagi semua badan yang telah dipilih secara umum, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama dengan laki-laki dan tanpa ada diskriminasi. 3. Perempuan berhak untuk memegang jabatan publik dan menjalankan semua fungsi publik, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama dengan laki-laki. 9 Pada tanggal 4 Januari di undangkan sebuah Undang-Undang partai politik baru yaitu UU No. 2 Tahun 2008 sebagai pengganti UU.No. 31 tahun 2002. Dan juga UU. No 2 Tahun 2008 tentang pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah merupakan peluang bagi perempuan untuk berkiprah dikancah perpolitikan karena jika dilihat dalam UU tersebut maka indonesia berusaha keluar dari sistem yang bersifat patriarki.

1.5.1.2. Partisipasi Politik Perempuan