Keikutsertaan perempuan dalam politik dapat menyumbangkan pemikiran terhadap permasalahan politik yang sangat diperlukan. Ada beberapa
hal yang menyebabkan perempuan harus ikut dalam pengambilan kebijakan : 1.
Perempuan adalah separuh penduduk dunia sehingga secara demokratis pendapat dari perempuan harus dipertimbangkan. Dalam demokrasi
pandangan kelompok-kelompok yang berbeda jenis harus diformulasikan dan dipertimbangkan dalam setiap kebijakan,
2. Partisipasi poliitik perempuan diharapkan dapat mencegah kondisi yang
tidak menguntungkan bagi kaum perempuan dalam menghadapi masalah steriotipe terhadap perempuan, diskriminasi dibidang hukum, kehidupan
sosial dan kerja dan juga eksploitasi terhadap perempuan. 3.
Partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan politik dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan politik yang mengutamakan
maian. 4.
Keterwakilan politik perempuan dalam parlemen akan membuat perempuan lebih berdaya untuk terlibat dalam pembuatan budget
berperspektif gender. Penggunaan analisa berperspektif gender akan meningkatkan efektivitas kebijakan sehingga penggunaan uang publik
juga akan mempertimbangkan perspektif gender tersebut.
1.5.2. KINERJA LEMBAGA DPRD
1.5.2.1. Pengertian Kinerja
Menurut Mangkunegara kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja sangat dipengaruhi
oleh sikap dan karakternya dalam menyelesaikan pekerjaannya yang didasari oleh sebuah orientasi. Scott A. Snell dan Kenneth N. Wexley menyebutkan bahwa
kinerja ialah mencakup tiga elemen antara keterampilan skill, upaya dan sifat keadaan eksternal.
10
Menurut Rue dan Byars kinerja didefenisikan sebagai pencapaian hasil atau the degree of accomplishment.
11
Kinerja atau Performance menurut Suyadi Prawirosentono adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Dengan kata lain kinerja
merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi. Atau dengan kata lain kinerja merupakan suatu tingkatan sejauh mana proses kegiatan organisasi itu
memberikan hasil atau dalam mencapai tujuan.
12
1.5.2.2. Pengukuran Kinerja
Dalam melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan atau kinerja seorang pegawai harus memiliki pedoman dan dasar-dasar penilaian. Pedoman
dan dasar-dasar penilaian tersebut dapat dibedakan dalam aspek-aspek penilaian. Menurut Soeprianto aspek-aspek yang perlu dinilai untuk level pimpinan atau
manager dalam suatu organisasi ialah: Tanggungjawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa atau inisiatif dan kepemimpinan. Untuk dapat mengetahui
kinerja suatu organisasi, harus diketahui ukuran keberhasilan untuk dapat menilai
10
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, evaluasi Kinerja SDM, cetakan ketiga, PT.Refika Aditama, Bandung.
11
Dalam Yeremias T Keban, 1995, Indikator Kinerja Pemerintah Daerah : Pendekatan Manajement Dan Kebijakan, Seminar Sehari Kinerja Organisasi Sektor Publik, Kebijakan Dan
Penerapan, 20 Mie 1995, Yogyakarta , MAP-UGM. Hal 1
12
Suyudi Prawirosentono, 1992, Kebijakan Kinerja Karyawan : Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang gangan Bebas Dunia BPFE, Yogyakarta. HAL 2.
kinerja tersebut. Sehingga ada indikator atau tolok ukur atau ukuran yang jelas dan tentunya harus dapat merefleksikan tujuan dan misi dari organisasi yang
bersangkutan. Dalam organisasi publik tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi dan melindungi kepentingan publik
maka kinerja organisasi publik dikatakan berhasil ketika mampu mewujudkan misi dan tujuannya dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik. Menurut
Lenvine dalam Dwiyanto dalam mengukur kinerja organisasi publik ada tiga konsep yaitu responsivenees, responsibility dan accountability.
13
a. Akuntabilitas
Untuk memperjelas penggunaan indikator tersebut berikut dikemukakan beberapa hal
yang berhubungan dengan teori dan konsep dari masing-masing indikator sebagai berikut :
Menurut Affan Ghafar akuntabilitas adalah setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat mempertanggung jawabkan kebijaksanaan
yang hendak dan telah ditempuhnya. Tidak hanya itu juga ia harus dapat mempertanggung jawabkan ucapan atau kata-katanya. Dan tidak kalah
pentingnya juga adalah prilaku dalam kehidupan dan yang pernah dan bahkan yang sedang akan dijalanainya.
14
13
Agus Dwiyanto, 1995, Penilaian Kinerja Organisasi Publik, Makalah Dalam Seminar Sehari : Kinerja Organisasi Sektor Publik, Kebijakan Dan Penerapannya, Fisipol UGM, Yogyakarta Hal
7.
14
Affan Gaffar, 2000, Politik Indonesia : Transisi Menuju Demokrasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hal 7.
Dalam konteks di Indonesia menurut Agus Dwiyanto mengatakan bahwa konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk
melihat seberapa besar kebijaksanaan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Karena itu dilihat dari dimensi ini kinerja
organisasi publik tidak bisa hanya dilihat dari ukuran internal yang