ISO 9001:2000 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

11. ISO 10015 : 1999, manajemen mutu – pedoman pelatihan, pedoman dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi dan sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.

2.1.3. ISO 9001:2000

ISO 9001:2000 adalah standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk barang danatau jasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk barang danatau jasa.Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga tidak dapat menginspeksikan suatu produk terhadap standar-standar produk, ISO 9001:2000 hanya merupakan standar manajemen kualitas. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Semakin maraknya perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu setidaknya ikut memicu suatu perusahaan untuk menerapkan hal yang serupa. Penerapan sistem manajemen mutu ini tidak ada bedanya dengan melakukan perubahan yang berorientasi kedepan. Karena dengan menerapkan sistem manajemen mutu, setidaknya merupakan langkah awal ke arah sana. Sebuah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu hendaknya memperhatikan lingkungan perusahaannya karena acuan yang ada dalam standar hanya menyangkut hal-hal yang umum saja, dan aplikasinya sangat tergantung pada : 1. Besar kecilnya suatu perusahaan. 2. Kerumitan dan hubungan masing-masing proses dan bagaimana memetakannya. Setiap perusahaan memiliki perbedaan proses yang ada dalam perusahaannya, walaupun memproduksi produk yang sama, apalagi perusahaan yang bergerak dalam bidang yang berbeda, seperti perusahaan manufaktur dan jasa. 3. Kecanggihan proses yang ada di perusahaan. Teknologi yang digunakan dapat menjadi perbedaan dalam bentuk perencanaan dan penerapan sistem manajemen mutu. Secara umum, acuan pada standar internasional sama dan dapat dijadikan patokan pada perusahaan. Sebuah perusahaan dapat saja menerapkan sendiri sistem manajemen mutu yang ada atau dengan menggunakan bantuan konsultan karena, pada dasarnya, menerapkan sistem manajemen mutu sama sederhananya dengan : Universitas Sumatera Utara 1. Mengetahui persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO 9001 yang merupakan persyaratan minimum yang dimiliki oleh perusahaan; 2. Mengerti kemampuan perusahaan dan prosesnya; 3. Memiliki komitmen dari semua sumber daya yang ada; 4. Merencanakan sistem manajemen mutu yang diterapkan; 5. Mempelajari secara seksama guna melakukan peningkatan secara terus-menerus.

2.1.4.1. Langkah-Langkah Membangun dan Mengembangkan Sistem Manajemen Mutu

Definisi dari Standar ISO 9000 untuk sistem manajemen mutu Quality Management System, QMS adalah: struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur- prosedur; proses-proses dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen mutu Gaspersz: 2003. Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktik-praktik standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Sistem manajemen mutu mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan praktik manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen mutu: Universitas Sumatera Utara 1. Sistem manajemen mutu mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitasaktivitas dalam organisasi moderen. Mutu dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama: a. transcendent quality, yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan; b. product-based quality, yaitu suatu atribut produk yang memenuhi mutu; c. user-based quality, yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk; d. manufacturing-based quality, yaitu kesesuaian terhadap persyaratan- persyaratan standar, dan e. value-based quality, yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif. 2. Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja. 3. Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa banyak sistem manajemen mutu tidak akan efektif 100 pada pencegahan semata, sehingga sistem manajemen mutu juga harus berlandaskan pada tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem manajemen mutu merupakan suatu closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik dan koreksi. Bagaimanapun proporsi yang terbesar lebih dari 85 harus diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal. Universitas Sumatera Utara 4. Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen: tujuan objectives, pelanggan costumers, hasil-hasil out-put, pemasok suppliers dan pengukuran untuk umpan balik measurements for feedback and feedforward

2.1.4.2. Hambatan dalam Menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Biasanya, dalam merancang dan menerapkan sistem manajemen mutu kuranglah efektif, terutama untuk budaya bangsa Indonesia yang kurang peduli akan pentingnya sistem manajemen ini. Oleh karena itu, dalam penerapan sistem manajemen mutu, peran aktif manajemen puncak harus benar-banar dirasakan sampai ke tingkat bawah. Hal-hal yang sering jadi penghambat dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 antara lain : 1. Kurangnya komitmen 2. Kurangnya sumber daya 3. Kurangnya partisipasi 4. Keterbatasan waktu 5. Kurangnya pemahaman 6. Kurangnya pemantauan 7. Pembatasan eksternal Untuk mengatasi hambatan dalam menerapkan sistem manajemen mutu SMM ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengadakan infrastruktur untuk implementasi; Universitas Sumatera Utara 2. Mengadakan pelatihan; 3. Membuat indikator kerja; 4. Menyediakan sumber daya yang cukup. Suksesnya implementasi dapat dicapai dengan adanya budaya kerja mutu dalam perusahaan, komunikasi yang baik internal dan eksternal, dan adanya komunikasi dari seluruh komponenpersonel perusahaan.

2.1.5. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Manfaat dari penerapan ISO 9001:2000 telah diperoleh banyak perusahaan. Beberapa manfaat dapat dicatat sebagai berikut: 1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu yang terorganisir dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik. 2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2000 diizinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari perusahaan itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global. 3. Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dilakukan secara periodik oleh registrar dari lembaga registrasi, Universitas Sumatera Utara sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem mutu. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit. 4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin mencari pemasok bersertfikat ISO 9001:2000, akan menghubungi lembaga registrasi. Jika nama perusahaan itu telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka hal itu berarti terbuka kesempatan pasar baru. 5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten serta pengurangan dan pencegahan pemborosan. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan. 6. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik. 7. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.

2.1.5. Persyaratan Standar dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000