Dampak Strategi Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Meningkatkan Prestasi Balajar Siswa SMP Negeri 4

3. Dampak Strategi Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Meningkatkan Prestasi Balajar Siswa SMP Negeri 4

Batu

Dengan strategi pengelolaan kelas diharapkan dapat mengantarkan kepada pembelajaran aktif, menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran dan prestasi belajar dapat tercapai dengan maksimal. Dalam uraian dampak dari strategi yang dilakukan akan diklasifikasikan menjadi 2 dampak atau efek:

a. Dampak Langsung

Dampak langsung ini di fokuskan pada prestasi yang berupa aspek kognitif dan psikomotorik. Dari strategi pengelolaan kelas yang dilakukan Dampak langsung ini di fokuskan pada prestasi yang berupa aspek kognitif dan psikomotorik. Dari strategi pengelolaan kelas yang dilakukan

Siswa dalam mempelajari agama Islam di sekolah diharapkan dapat memahami materi yang dipelajari, tentu saja acuan tujuannya sesuai dengan KD dan indikator yang ada di RPP. Untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi, yaitu pada waktu proses pembelajaran dapat digunakan tanya jawab, dengan ini kita dapat mengetahui siswa yang aktif dan yang tidak atau tes tulis cepat, yaitu guru memberikan pertanyaan dan siswa langsung menjawabnya di kertas. Dengan begitu kita bisa melihat dan mengukur pemahaman siswa, bahkan dalam aspek psikomotoriknya. Kita bisa lihat seperti mereka mampu menulis ayat-ayat dengan tepat dan benar, menulis niat sholat sunnat rowatib di waktu yang berbeda atau

praktik sholat. 173

Menurut Bapak Akh.Masrur menyatakan bahwa: Dalam pertemuan tentang praktik sholat biasanya dibuat kelompok belajar,

mereka saling menilai temannya ketika mempraktikkan dan membaca bacaan dalam sholat. Nah disinilah guru melakukan penilaian kelompok

belajar terhadap apa yang dipraktikkan. 174

Dari paparan ini disimpulkan siswa dalam mempelajari agama Islam di sekolah mempunyai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang direncanakan guru sebelumnya, siswa dapat memahami dan menguasai materi yang dipelajari, sehingga mampu mengaplikasikan dalam kehidupan. Untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari digunakan tanya jawab, tes tulis. Sedangkan mengukur keterampilannya, dilakukan penilaian dalam pembelajaran berkelompok atau dengan tanya jawab, tes lisan, dan

Masrukin, Op.Cit., tanggal 28 November 2008. 174 Akh. Masrur, Op.Cit., tanggal 21 November 2008.

praktik. Kita bisa lihat seperti kemampuan menulis niat sholat rawatib di waktu yang berbeda.

Dilihat dari diri siswa, berdasarkan hasil angket telah dihasilkan bahwa 65,9 % siswa menanggapi semakin bertambah tingkat pengetahuan dan ketekunannya mengamalkan ajaran agama yang dipelajarinya, 34,1 % siswa menanggapi sedikit bertambah tingkat pengetahuan dan ketekunannya mengamalkan ajaran agama yang dipelajarinya, sedangkan tidak ada siswa yang menanggapi tidak bertambah tingkat pengetahuan dan ketekunannya mengamalkan ajaran agama yang dipelajarinya.

TABEL XII

Tanggapan siswa tentang tingkat pengetahuan dan ketekunan mengamalkannya terhadap ajaran agama Islam

No. Item

N F 100% 10 a. Semakin bertambah

Alternatif jawaban

132 87 65,9 b. Sedikit bertambah

45 34,1 c. Tidak bertambah

JUMLAH

Adapun hasil angket di bawah ini tentang kemampuan siswa dalam mempraktikkan materi yang dipelajari bahwa 27,3 % siswa selalu mampu mempraktekkan/melakukan setiap hari ajaran agama Islam yang dipelajari, dan 72,7 % siswa kadang mampu melakukan setiap hari ajaran agama Islam yang dipelajari, sedangkan tidak ada siswa yang tidak pernah mampu melakukan setiap hari ajaran agama Islam yang dipelajari.

TABEL XIII

Tanggapan siswa tentang kemampuannya dalam mempraktekkan atau melakukan setiap hari ajaran agama Islam yang telah dipelajari

No. Item

N F 100% 11 a. ya, selalu

Alternatif jawaban

132 36 27,3 b. Kadang-kadang

96 72,7 c. Tidak pernah

JUMLAH

Sesuai dengan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil penilaian oleh guru Pendidikan Agama Islam yang kebetulan pada saat itu membahas tentang materi mengenal tatacara sholat sunnat (sholat rawatib) bahwa nilai prestasi (hasil belajar) yang diperoleh para siswa pada aspek kognitif rata-rata mereka berhasil mencapai nilai baik sekali, jauh diatas KKM yang telah ditetapkan guru, meskipun masih ada tiga anak yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM.

Namun pada aspek psikomotorik sesuai hasil penilaian, tentang kemampuan siswa dalam mempraktikkan shalat rawatib, prestasi yang diperoleh siswa adalah banyak diantara mereka memperoleh nilai baik sekali, jauh diatas KKM dan terdapat juga diantara mereka tujuh siswa memperoleh nilai dibawah KKM. Hal ini perlu perhatian dan dukungan dari semua pihak. Sedangkan nilai yang dicapai siswa terhadap pelajaran agama Islam adalah mencapai standar KKM yang ditentukan sekolah.

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan guru PAI memberikan dampak bagi siswa dari aspek kognitif bahwa siswa merasa pengetahuan agamanya bertambah dan sedikit sekali siswa yang menanggapi sedikit bertambah. Hal ini menunjukkan pengetahuan siswa terdapat suatu peningkatan, dan hal ini dapat dilihat dari hasil observasi hasil penilaian, yang mana siswa rata-rata telah mencapai prestasi kognitifnya dengan baik sekali. Sedangkan dari aspek psikomotorik siswa belum mampu mengamalkan dan mempraktikkan secara maksimal dari materi-materi yang telah dipelajarinya, karena meskipun terdapat nilai yang bagus masih terlihat nilai prestasinya Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan guru PAI memberikan dampak bagi siswa dari aspek kognitif bahwa siswa merasa pengetahuan agamanya bertambah dan sedikit sekali siswa yang menanggapi sedikit bertambah. Hal ini menunjukkan pengetahuan siswa terdapat suatu peningkatan, dan hal ini dapat dilihat dari hasil observasi hasil penilaian, yang mana siswa rata-rata telah mencapai prestasi kognitifnya dengan baik sekali. Sedangkan dari aspek psikomotorik siswa belum mampu mengamalkan dan mempraktikkan secara maksimal dari materi-materi yang telah dipelajarinya, karena meskipun terdapat nilai yang bagus masih terlihat nilai prestasinya

b. Dampak tidak Langsung

Dampak atau efek tidak langsung hanya difokuskan pada pencapaian prestasi aspek afektif yaitu sikap dan nilai. Dari strategi pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru, disamping siswa memperoleh pemahaman dan keterampilan mempraktikkannya pada saat itu juga, siswa diharapkan mampu menanamkan sikap pada dirinya dan peka menilai dan menyimpulkan terhadap sesuatu yang telah dipelajari, baik pada saat siswa belajar maupun

disaat selanjutnya. Bardasarkan wawancara dengan Drs. Masrukin mengenai cara mengukur sikap afektif adalah: Untuk mengajak siswa dan membawa siswa untuk mengaplikasikan materi

yang dipelajari, tidak hanya membutuhkan semangat dan motivasi dari guru di kelas saja, tetapi juga guru bersama siswa mengaplikasikan dalam kehidupan sekolah khususnya. Seperti saja dalam hal sholat sunnat, guru tidak hanya menyuruh siswa untuk sholat dzuha, guru harus ikut bergabung dengan siswa untuk melaksanakannya. Bahkan orang tua harus mendukung mereka dirumah. Sedangkan untuk mengukurnya bisa kita lihat pada ekstrakurikuler keagamaan, seberapa rajin dan peduli mereka ketika diadakan kegiatan BTA, sholat jama’ah dzuhur dan juma’ah, sholat

dzuha, dan sebagainya…semua kegiatan ini menggunakan absensi. 175

Berdasarkan hasil observasi hasil penilaian yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penilaian terhadap ektrakurikuler keagamaan ini menggunakan penilaian dengan kategori huruf A (Baik Sekali), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang).

Penilaian yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi afektif siswanya adalah adanya kesemangatan dan kerajinan yang

175 Masrukin, Op.Cit., tanggal 24 November 2008.

bagus pada siswa dalam mengikuti program keagamaan yang merupakan salah satu program pengembangan diri di sekolah, seperti program pembiasaan sholat berjamaah juma’at dan Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Tidak terdapat siswa yang bolos dalam mengikuti ekstrakurikuler keagamaan. Namun sikap atau nilai ini masih hanya diukur dari sikap atau kerajinan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah saja, belum diukur dari sikap dan kepribadian siswa dalam melaksanakan ibadah di luar sekolah (di rumah dan di masyarakat).

Adapun hasil angket dibawah ini tentang semangat siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah bahwa; 23,48 % siswa selalu semangat dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah dan 76,52 % siswa merespon biasa-biasa saja dalam semangat mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah sedangkan tidak ada siswa yang merespon ketidak semangatan mereka dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah.

TABEL XIV

Tanggapan siswa tentang semangatnya dalam mengikuti kegiatan

keagamaan di sekolah

No. Item

N F 100% 9 a. selalu semangat

Alternatif jawaban

132 31 23,48 b. Biasa saja (sedang)

101 76,52 c. Tidak semangat

- JUMLAH

Dari keterangan ini disimpulkan bahwa secara tidak langsung pembelajaran yang diusahakan secara maksimal oleh guru diharapkan dapat memberikan suatu pengaruh terhadap siswa agar bisa dan sanggup mengaplikasikan materi-materi agama yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, dimana saja mereka berada, baik disekolah maupun dirumah.

Untuk mengukur hal ini guru secara dhohirnya hanya bisa mengukurnya melalui sikap atau nilai siswa ketika mengikuti ekstrakurikuler keagamaan. Sedangkan dr umah dan di masyarakat guru sulit untuk mengidentifikasinya. Namun guru tetap berusaha untuk itu menganjurkan kepada orang tua untuk selalu mengontrol anaknya dirumah.

4. Faktor-faktor yang Menghambat dan Mendukung Strategi Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Meningkatkan Prestasi Balajar Siswa SMP Negeri 4 Batu

Dalam pelaksanaan strategi pengelolaan kelas akan ditemui berbagai faktor yang mendukung dan menghambat proses pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dari sebuah pelaksanaan strategi pengelolaan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Negeri 4 Batu

a. Faktor Pendukung

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Masrukin selaku guru PAI SMP Negeri 4 Batu yang menyatakan bahwa: Faktor yang mendukung pembelajaran PAI dalam strategi pengelolaan kelas

sebagai suatu usaha peningkatan prestasi belajar siswa, baik dukungan fisik maupun non fisik, diantaranya, peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah telah banyak membantu guru dalam mendisiplinkan siswa terutama selama mereka berada disekolah, adanya musholla karena siswa 98 % beragama

Islam, program keagamaan yang direncanakan kurikulum terlaksana 176

Bapak Mahmud Huda, S.Ag. juga menambahkan bahwa Adanya ruangan multimedia dan komputer-internet juga mendukung

belajarnya siswa, meskipun itu harus diarahkan hanya pada materi tertentu, karena tidak semua materi agama Islam menggunakan referensi dari

176 Ibid.

internet, dikhawatirkan pemahaman seusia mereka belum waktunya, terutama masalah aqidah dan tauhid, tapi kalau thoharoh dan sejarah

biasanya juga saya arahkan untuk browsing. 177

Menurut Bapak Drs. Masrur juga menyatakan bahwa: Untuk mencapai prestasi dan tujuan pembelajaran agama Islam, yaitu agar

siswa mempunyai akhlak mulia dan mereka mampu menerapkan ajaran agama Islam yang dipelajari, siswa diantarkan pada penguasaan materi dan praktik dengan suatu metode yang digunakan oleh guru, baik di kelas maupun dilingkungan sekolah, sehingga diharapkan akan menghasilkan

suatu sikap yang sanggup ditaati oleh dirinya sendiri. 178

Hasil angket di bawah ini juga menunjukkakan bahwa 78,03 % siswa selalu memiliki keinginan (cita-cita) memiliki pengetahuan agama Islam yang tinggi, dan 21,21 % siswa kadang-kadang berkeinginan memiki pengetahuan agama Islam yang tinggi. Sedangkan hanya 1 siswa yang tidak pernah punya keinginan memiliki pengetahuan agama Islam yang tinggi.

TABEL XV

Tanggapan siswa tentang keinginannya (cita-cita) memiliki pengetahuan agama Islam yang tinggi

No. Item

N F 100% 15 a. Selalu

Alternatif jawaban

132 103 78,03 b. Kadang-kadang

28 21,21 c. Tidak pernah

Sedangkan pada data dokumen SMP Negeri 4 Batu mempunyai dan menerapkan visi ” bertakwa, berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur), dan berprestasi“, dengan misi ” melaksanakan ajaran agama, menaati norma yang berlaku di sekolah dan/atau di masyarakat”.

Dari paparan yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendukung strategi pengelolaan kelas adalah:

Mahmud Huda, Op.Cit., tanggal 24 November 2008. 178 Akh Masrur, Op.Cit., tanggal 21 November 2008.

Peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah telah banyak membantu guru dalam mendisiplinkan siswa terutama selama mereka berada disekolah, Visi dan misi sekolah yang berdasarkan ketaqwaan dan akhlak mulia Tujuan pembelajaran agama Islam disekolah ini menekankan agar siswa dapat berakhlak mulia dan mampu menerapkan ajaran agama Islam Adanya musholla sebagai suatu tempat/sarana belajar dan ibadah siswa yang rata-rata mereka beragama Islam Adanya ruangan multimedia sebagai tempat belajar siswa untuk mengadakan kelompok belajar bervariatif

Ruang komputer dan internet sekolah sebagai sarana bagi siswa mencari referensi tugas yang sudah diarahkan guru PAI. Strategi dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran PAI, di kelas dan dilingkungan sekolah sangat membantu pencapaian prestasi, sehingga diharapkan menghasilkan suatu sikap sanggup ditaati bagi diri siswa.

Program keagamaan yang telah direncanakan dan dilaksanakan kurikulum membantu siswa untuk terbiasa mempraktikkan materi yang dipelajari. Siswa ternyata selalu memiliki keinginan (cita-cita) memiliki pengetahuan agama Islam yang tinggi, meskipun semangatnya mengikutinya tidak stabil.

b. Faktor Penghambat

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Masrukin, bahwa: dari aspek lingkungan kehidupan siswa sendiri kurangnya dukungan orang

tua siswa terhadap anaknya terutama masalah sholat, sehingga kita berusaha membiasakan diri siswa mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah. Dari pembelajaran sendiri, siswa kurang PD untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, tapi kita tetap berusaha dengan menunjuk langsung mereka, kemudian memberi nilai plus kepada siswa. Kalau tua siswa terhadap anaknya terutama masalah sholat, sehingga kita berusaha membiasakan diri siswa mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah. Dari pembelajaran sendiri, siswa kurang PD untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, tapi kita tetap berusaha dengan menunjuk langsung mereka, kemudian memberi nilai plus kepada siswa. Kalau

dilakukan, seperti sholat jama’ah sehingga perlu dibuat jadwal kegiatan. 179

Bapak Drs. Akh. Masrur juga menambahkan bahwa “ruangan atau media pembelajaran untuk praktik khusus pelajaran agama Islam belum ada, hanya sebatas pada musholla, sedangkan pelajaran fikih selain sholat sulit

untuk dipraktikkan seperti materi haji dan umroh. 180 Berdasarikan hasil angket di bawah ini diperoleh diketahui hal-hal

yang menjadi hambatan adalah : 23,48 % siswa selalu semangat dalam belajar dan mengerjakan tugas PAI dan 76,52 % siswa merespon biasa-biasa saja dalam semangar mengerjakan tugas PAI sedangkan tidak ada siswa yang merespon ketidak semangatan mereka dalam mengerjakan tugas PAI

TABEL XVI

Tanggapan siswa tentang semangatnya dalam mengikuti kegiatan

keagamaan di sekolah

No. Item

N F 100% 9 a. selalu semangat

Alternatif jawaban

132 31 23,48 b. Biasa saja (sedang)

101 76,52 c. Tidak semangat

JUMLAH

27,3 % siswa sangat bisa konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran PAI, dan 72,7 % siswa kadang-kadang bisa konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran PAI, sedangkan tidak ada siswa yang tidak bisa konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran PAI.

Masrukin, Op.Cit., tanggal 24 November 2008 180 Akh. Masrur, Op.Cit., tanggal 21 November 2008

TABEL XVII

Tanggapan siswa tentang konsentrasinya dalam mengikuti

pembelajaran PAI

No. Item

N F 100% 14 a. sangat bisa

Alternatif jawaban

132 36 27,3 b. Kadang-kadang

96 72,7 c. Tidak bisa konsentarasi

JUMLAH

35,61 % siswa memiliki semangat/senang yang tinggi mengikuti pembelajaran PAI, dan 64,39 % siswa yang kadang-kadang

semangat/senang mengikuti pembelajaran PAI, sedangkan tidak terdapat siswa yang tidak pernah semangat/senang mengikuti pembelajaran PAI.