Analisa Lingkungan

2.3 Analisa Lingkungan

Menurut Umar (2003), Lingkungan merupakan suatu kekuatan, keadaan dan peristiwa yang saling berkaitan satu sama lain dimana organisasi atau perusahaan

mempunyai atau

tidak mempunyai kemampuan untuk

mengenalikannya. Lebih lanjut Husein Umar juga menjelaskan suatu kekuatan, kondisi, keadaan dan peristiwa yang saling brhubungan dimana organisasi atau perusahaan tidak mempunyai atau sedikit mempunyai kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhinya disebut lingkungan eksternal. Sementara itu, suatu kekuatan, kondisi, keadaan atau peristiwa yang saling berhubungan dimana perusahhaan atau organisasi mempunyai kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhinya disebut lingkungan internal.

Menurut Porter (1980), analisa lingkungan bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan merupakan faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan. Dalam menentukan tujuan, ssasaran, dan strategi-strategi yang akan diambil, diperlukan suatu analisa mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada.

commit to user

26

penting dalam proses evaluasi serta perencanaan strategi, yaitu:

1. Perusahaan tidak berdiri sendiri, akan tetapi selalu berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya dan lingkungan itu sendiri selalu berubah setiap saat.

2. Pengaruh lingkungan yang sangat kompleks dan dapat mempengaruhi kinerja pada masing masing bagian yang ada pada perusahaan

Secara garis besar menurut Porter (2001), dengan melakukan analisa lingkungan eksternal, perusahaan dapat mengidentifikasi semua peluang (opportunity) yang sedang berkembang dan menjadi trend (kecenderungan) pada saat sekarang, semua ancaman (threat) dari para pesaing. Sedangkan analisa lingkngan internal lebih memfokuskan pada kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dari perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing.

2.3.1 Analisa Lingkungan Eksternal

Analisa lingkungan eksternal merupakan salah satu unsur penting dalam proses perumusan dan perencanaan strategi usaha. Dari analisa yang dilakukan terhadap lingkungan eksternal perusahaan ini akan menghasilkan sejumlah informasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi atau perusahaan. Tujuan analisa lingkungan eksternal adalah agar organisasi atau perusahaan mampu memanfaatkan informasi untuk mendapatkan keunggulan bersaing di masa depan.

Analisa lingkungan eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi dan menaganalisis faktor-faktor yang berada di luar kendali perusahaan yang dapat memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Sehingga perusahaan mampu mengembangkan dan menyusun strategi dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang ataupun jangka pendek.

Lingkungan eksternal perusahaan meliputi:

1. Lingkungan Umum

2. Lingkungan Industri

3. Lingkungan Pesaing

commit to user

27

Menurut Porter (2001), lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi atau perusahaan yang memiliki faktor-faktor dengan ruang lingkup luas dimana faktor faktor tersebut pada dasarnya terlepas dari kegiatan operasional perusahaan.

Lebih jauh Porter menjelaskan bahwa Faktor-faktor tersebut diantaranya :

2.3.1.2 Lingkungan Industri

Lingkungan industry adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi atau perusahaan yang merupakan faktor-faktor yang secara normal memiliki dampak yang relative lebih spesifik dan langsung terhadap kegiatan operasional perusahaan. Analisis lingkungan industry dapat dilakukan dengan menggunakan model yang umum digunakan merupakan model yang dikembangkan oleh Porter (1980) yaitu :

1. Lima Kekuatan Persaingan (five competitive forces)

2. Daya tarik Industri (driving force)

3. Faktor-faktor keberhasilan industry (key success faktor).

2.3.1.3 Analisa Persaingan

Menurut Pearce dan Robinson (2007), dalam mengidentifikasi pesaing dan calon pesaing perusahaan, para pengambil keputusan perlu mempertimbangkan beberapa variable penting yakni:

commit to user

28

lebih lanjut oleh Pearce dan Robinson bahwa semakin mirip ddefinisi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaa, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan perusahaan tersebut melihat satu sama lain sebagai pesaing.

2. Seberapa mirip manfaat yang diperoleh pelanggan dari produk dan jasa yang ditawaekan oleh perusahaan yang lain. Dijelaskan lebih lanjut oleh Pearce dan Robinsin bahwa semakin mirip manfaat produk atau jasa yang diperleh oleh pelanggan, maka akan semakin tinggi tingkat subsitusi di antara produk atau jasa tersebut. Tingkat subsitusi yang tinggi akan memaksa perusahaan-perusahaan untuk bersaing secara ketat guna merebut pelanggan.

3. Seberapa besar komitmen perusahaan perusahaan terhadap industri tersebut serta bagaimana pengembangan kedepan yang akan dilakukan oleh perusahaan pesaing.

Menurut Porter (1980), analisa pesaing dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Siapa yang dipilih sebagai lawan dalam industry serta alasan dalam memilihnya.

2. Apa maksud dan tujuan dari tindakan strategis pesaing dan seberapa jauh perlu direspon oleh perusahaan.

Selanjutnya dijelaskan oleh Porter, bahwa analisa pesaing dilakukan dengan menganalisa empat komponen diagnostic, yaitu:

1. Tujuan jangka panjang

2. Strategi yang diimplementasikan saat ini.

3. Asumsi

4. Kapabilitas perusahaan Pemahaman atas keempat komponen tersebut diatas akan memungkinkan ramalan yang benar mengenai kemungkinan reaksi dari pesaing dan persaingan di dalam suatu industry tertentu.

commit to user

29

Menurut Porter (1980), lingkungan internal merupakan lingkungan organisasi atau perusahaan yang ada di dalam organisasi atau perusahaan dan secara formal memiliki implikasi atau dampak yang langsung secara khusus pada organisasi atau perusahaan. Perusahaan sendiri sesuai konsep masa kini merupakan kumpulan dari berbagai macam sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang kemudian dapat membentuk market position tertentu. Dengan demikian analisa lingkungan internal akan meliputi analisa sumber daya, kapabilitas dan kompentensi inti yang dimiliki oleh perusahaan. Masing masing komponen analisis lingkungan internal sebagai berikut:

Menurut Porter (1980), sumber daya perusahaan terdari dari tiga sumber daya yang merupakan pondasi utama dalam menemukan dan mengembangkan kompentensi inti dari perusahaan. Ketiga komponen sumber daya tersebut meliputi:

1. Aset yang terlihat (tangible asset) Aset yang terlihat adalah asset yang paling mudah diindentifikasi dan sering ditemukan pada laporan neraca perusahaan. Yang termasuk ke dalam asset ini diantaranya:

a. Fasilitas alat produksi

b. Sumber daya manusia

c. Financial

d. Sistem informasi penunjang Aset yang terlihat merupakan aset yang digunakan perusahaan untuk memberikan nilai kepada konsumennya.

2. Aset tak terlihat (intangible) Aset tak terlihat adalah merupakan aset yang tidak bias dilihat secara fisik. Yang termasuk ke dalam aset ini misalnya:

a. Merek

b. Reputasi

c. Nilai dan budaya organisasi

d. Peta peran

e. Sistem mutu

commit to user

30

g. Pengetahuan teknis

h. Hak paten

i. Merek dagang j. Akumulasi pengalaman dari suatu perusahaan Walaupun aset ini tidak dapat dilihat ataupun disentuh, aset-aset ini sering memberikan sumbangan yang penting terhadap keunggulan bersaing (kompetitif).

3. Sumber Daya Manusia Sumber daya mausia bukan merupakan input yang khas atau spesifik sebagaimana aset terlihat atau aset tak terlihat, tetapi sumber daya manusia yang mempunyai keahlian atau kemampuan untuk mengkombinasikan sumber daya perusahaan dalam menjalankan proses untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia berharga jika memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sumber daya tersebut dapat menambah nilai yang dapat digunakan untuk memanfaatkan kondisi ekternal perusahaan untuk memberikan penghasilan atau dapat digunakan untuk menetralisir faktor-faktor eksternal yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.

2. Sumber daya manusia tersebut langka (rare), tidak dimiliki oleh pesaing.

3. Sumber daya tersebut sukar untuk ditiru (hard to initiate)

4. Sumber daya manusia tersebut tidak hanya bernilai, langka dan sulit ditiru, tetapi perusahaan juga harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkannya (ability to exploit)

Keempat karakter tersebut merupakan indikator-indikator yang penting ddalam menentukan apakah sumber daya dapat dijadikan oleh perusahaan sebagai keunggulan bersaing atau tidak.

commit to user

31

Menurut Porter (1980), kapabilitas menunjukkan kapasitas atau kemampuan perusahaan dalam mengintegrasikan fungsi fungsi utama yang dimiliki perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kapabilitas bukan merupakan input yang spesifik sebagaimana aset terlihat maupun aset tak terlihat, tetapi merupakan keahlian berupa kemampuan dan cara mengkombinasikan semua sumber daya dan proses yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengubah input menjadi output. Melalui pendekatan value chain , dimana kapabilitas didasarkan pada serangkaian kegiatan yang berurutan yang merupakan sekumpulan aktivitas nilai (value activities) yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirim dan mendukung produk dan jasa. Atau apabila di dalam evaluasi dan analisis manajemen strategi dinamakan sebagai faktor kunci penentu keberhasilan atau key success factor.

Menurut Usmara (2003), Kapabilitas dapat terus dikembangkan sebagai hasil interaksi yang kompleks yang saling menguntungkan serta keterkaitan antara sumber daya terlihat dan tak terlihat berdasarkan perkembangannya, pertukaran atau berbagi informasi dan pengetahuan dalam suatu perusahaa.

Menurut Robbins (2005), kapabilitas ini akan menjadi penting ketika perusahaan dapat mengkombinasikan untuk menciptakan kompentensi inti yang memiliki nilai untuk menghasilkan keunggulan bersaing.