Kerangka Teori 1 Teori Kebijakan Publik

F. Kerangka Teori

Adapun kerangka teori yang menjadi landasan berfikir penulis dalam penelitian ini adalah:

F. 1 Teori Kebijakan Publik

Kebijakan adalah suatu keputusan yang mencerminkan sikap suatu organisasi terhadap suatu persoalan yang telah, sedang atau akan dihadapi .Kebijakan publik adalah keputusan yang di buat oleh Negara, khususnya pemerintah, sebagai strategi untuk mengantarkan masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju pada masyarakat yang dicita-citakan. 4 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI kebijakan diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Menurut Carl Frederich memandang kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seorang kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan - kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan atau suatu maksud tertentu. 5 4 Riant Nugraoho,Public Policy.Jakarta: Elex media Komputindo,2008.Hal.55. 5 Budi Winarno,Teori dan Proses Kebijakan Publik, Jogjakara:Media Presindo,2002, Hal. 16. Universitas Sumatera Utara Sebagian dasar pemikiran, macam dan jenis kebijakan publik sangat banyak, namun demikian secara sederhana dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu: 1. Kebijakan publik yang bersifat makro atau umum atau mendasar, yaitu: Undang-Undang dasar Negara Reoublik Indonesia tahun 1945, Undang – UndangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang,Peraturan Pemeirntah,Peraturan Presiden dan Peraturan Daerah. 2. Kebijakan publik yang bersifat mesoatau menengah berupa penjelasan pelaksanaan. Kebijakan ini dapat berbentuk peraturan menteri, Surat Edaran Kebijakanya dapat pula berbentuk Surat Keputusan Bersama atau SKB antar Menteri, Gubernur dan Bupati atau Walikota. 3. Kebijakan Publik yang bersifat mikro adalah kebijakan yang mengatur kebijakanya adalah peraturan yang dikeluarkan oleh aparat publik di bawah Menteri, Gubernur ,Bupati atau Wali Kota. 6 Menurut Lowi kebijakan umum dibagi atas empat tipe, yaitu: 7 1. Kebijakan regulatif: kebijakan ini terjadi apabila mengandung paksaan dan akan diterapkan secara langsung terhadap individu. Artinya adalah bahwa kebijakan ini dibuat agar individu tidak melakukan suatu tindakan yang tidak diperbolehkan. Seperti undang-undang hukum pidana, undang-undang antimonopoli dan kompetisi yang tidak sehat dan berbagai ketentuan yang menyangkut keselamatan umum. 2. Kebijakan redistributif: kebijakan yang bersifat paksaan secara langsung kepada warga negara, tetapi penerapannya melalui lingkungan. Seperti 6 Riant Nugroho D, Kebijakan Publik Untuk negara-negara berkembang ,Jakarta, 2006. Hal 31 7 Ramlan Surbakti. 2010. Memahami ilmu politik. Jakarta: PT. Grasindo. Hal. 246-247 Universitas Sumatera Utara pengenaan pajak secara progresif kepada sejumlah orang yang termasuk kategori wajib pajak untuk memberikan manfaat bagi orang lain melalui berbagai program pemerintah. 3. Kebijakan distributif: kebijakan yang pengenaannya dilakukan secara tidak langsung jauh dari pengenaan paksaan secara fisik, tetapi kebijakan tersebut diterapkan secara langsung terhadap individu. Dalam kebijakan ini penggunaan anggaran belanja negara atau daerah untuk memberikan manfaat secara langsung kepada individu, seperti pendidikan dasar bebas biaya, subsidi energi BBM dan sebagainya. 4. Kebijakan konstituen: kemungkinan paksaan secara fisik sangat jauh dari kebijakan tersebut. Kebijakan ini dapat dikatakan sebagai kebijakan sisa dari ketiga kebijakan diatas. Kebijakan ini mencakup dua lingkup bidang yaitu urusan keamanan nasional dan keamanan dan luar negeri. Policy atau kebijakan memiliki banyak pengertian yang berbeda – beda. Heclo mengatakan bahwa kebijakan adalah cara bertindak yang sengaja untuk menyelesaikan beberapa permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurutnya kebijakan lebih dapat digolongkan sebagai suatu alat analisis daripada sebagai suatu rumusan kata-kata. Menurut, Charles O. Jones kebijakan terdiri dari beberapa komponen – komponen, yaitu 8 8 Said Abidin Zainal, Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2004.hal.21. Universitas Sumatera Utara 1. Goal atau tujuan yang diinginkan 2. Plans atau proposal, yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan. 3. Program atau cara tertentu yang telah mendapata persetujuan dan pengesahan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. 4. Decision atau keputusan, yaitu tindakan – tindakan untuk mementukan tujuan, membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program. 5. Efek, yaitu akibat – akibat dari progam baik di sengaja atau tidak primer atau sekunder. F.2 Proses Perumusan Kebijakan Dalam pembuatan kebijakan, terdapat proses yang kompleks karena melibatkan banyak bagian dari proses maupun variabel yang harus dikaji. Kebijakan publik adalah suatu kesatuan sistem yang bergerak dari satu bagian kebagian lain secara berkesinambungan, timbal –balik dan saling membentuk. Kebijakan publik tidak terlepas dari sebuah proses kegiatan yang melibatkan aktor – aktor yang akan bermain dalam proses pembuat kebijakan.perumusan kebijakan adalah inti dari kebijakan publik, karena di dalam perumusan akan dirumuskan batas – batas kebijakan itu sendiri. 9 Tidak semua isu yang dianggap masalah oleh masyarakat perlu dipecahkan oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan, yang akan memasukkannya kedalam agenda pemerintah yang kemudian diproses menjadi sebuah kebijakan setelah melalui berbagai tahapan.Yaitu : 1. Tahap pertama, perumusan masalah mengenali dan merumuskan masalah merupakan langkah yang paling fundamental dalam perumusan kebijakan. 9 Riant Nogroho, Op cit., Hal.355. Universitas Sumatera Utara Untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik, maka masalah – masalah publik harus dikenali dan didefenisikan dengan baik. 2. Tahap kedua, agenda kebijakan. Tidak semua masalah publik akan masuk kedalam agenda kebijakan. Masalah – masalah tersebut akan berkompetisi antara satu dengan yang lain. Hanya masalah – masalah tertentu yang pada akhirnya akan masuk kedalam agenda kebijakan masalah publik yang masuk kedalam agenda kebijakan akan dibahas oleh para perumus kebijakan. Masalah – masalah tersebut dibahas berdasarkan tingkat urgensinya untuk dilaksanakan. 3. Tahap ketiga, pemilihan alternatif kebijakan untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini, para perumus kebijakan akan berhadapan dengan berbagai alternatif pilihan kebijakan yang akan diambil untuk memecahkan masalah. Para perumus kebijakan akan dihadapkan pada pertarungan kepentingan antar berbagai aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan. Pada kondisi ini, maka pilihan – pilihan kebijakan akan didasarkan pada kompromi dan negoisasi yang terjadi antar aktor yang berkepentingan dalam pembuatan kebijakan tersebut. 4. Tahap keempat, penetapan kebijakan setelah salah satu dari kebijakan alternatif diputuskan untuk diambil sebagai cara pemecahan masalah, maka tahap terakhir dalam pembuat kebijakan adalah menetapkan kebijakan yang Universitas Sumatera Utara dipilih tersebut sehingga memiliki kekuatan hukum yang mengikat. Alternatif kebijakan yang diambil pada dasarnya merupakan kompromi dari berbagai kelompok kepentingan yang terlibat dalam pembuatan kebijakan tersebut. 10 F.3 Analisis Kebijakan Suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupanya sehuingga dapat memberi landasan dari para pembuat kebijakan dalam membuat keputusan. 11 Analisis yang dimaksud di dalam analisis kebijakan publik adalah proses dalam menelaah dan memilah unsur-unsur penting yang terkandung di dalam kebijakan publik tersebut. Selain memilah dan menilah bagian-bagian penting yang terkandung di dalam suatu kebijakan, analisis kebijakan publik juga bertujuan untuk menemukan rancangan-rancangan alternatif baru yang ada didalam kebijakan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dapat direntangkan mulai penelitian untuk menjelaskan atau memberikan pandangan-pandangan terhadap isu-isu atau masalah- masalah yang terantisipasi sampai mengevaluasi suatu program yang lengkap. Analisis kebijakan diambil dari berbagai macam disiplin dan profesi yang tujuannya bersifat deskriptif,evaluatif, dan perspektif 12 10 Budi Winarno, Op cit., Hal.82. 11 William.N.Dunn Analisis Kebijakan Publik II,Yogyakarta,Gadjah Mada University Press.2003,Hal.95 12 Ibid.Hal97 Universitas Sumatera Utara Sebagai suatu terapan dalam disiplin ilmu analisis kebijakan publik diharaplam dapat menghasilkan informasi dan argumen-argumen yang memiliki dasar logika yang jelas dan mengandung 3 macam tolak ukur utama yaitu : o Nilai yang pencapainya mertupakan tolok ukur utama untuk melihat apakah masalah telah teratasi o fakta yang keberadaanya dapat membatasi atau meningkatkan pencapaian nilai-nilai o tindakan yang penerapannya dapat menghasilkan pencapaian nilai-nilai. 13 Adapun pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan sesorang dalam menganalisis sehingga memiliki dasar logika yang kuat yaitu pendekatan empiris,valuatif dan normatif. 13 Ibid.Hal 97 Universitas Sumatera Utara Pendekatan Dalam Analisis Kebijakan Publik Tabel A1.1 Pendekatan Pertanyan Utama Tipe Informasi Empiris Adakah dan adakah fakta Deskriptif dan prediktif Valuatif Apa manfaatnya nilai Valuatif Normatif Apakah yang harus di perbuat aksi Preskriptif Sumber : Analisis Kebijakan Publik. William N.Dunn hal 98 Tabel diatas menjelaskan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam menganalisis sebuah kebijakan publik. Pendekatan empirisi menekankan penjelasan berbagai sebab dan akibat dari sebuah kebijakan publik. Pertanyaan utama di dalam pendekatan empiris bersifat faktual dan informasi yang dihasilkan bersifat deskriptif. Contohnya meramalkan, menjelaskan pengeluaran publik untuk kesehatan, pendidikan atau jalan raya. 14 Sebaliknya, pendekatan valuatif lebih menekankan terhadap penentuan bobot atau nilai yang terkandung didalam kebijakan. Adapun pertanyaan dalam analisisnya adalah berapa nilai dan bobot yang terkandung di dalam kebijakan tersebut, sehingga informasi yang dihasilkan bersifat valuatif. Sebagai contoh, setelah memberikan informasi deskriptif mengenai berbagai macam 14 Thomas Dye,Police Analysis: What Governments Do Why They do it, and what Diffrence it MakesUnivesrity,AL: The University of Alabama Press,1976 Universitas Sumatera Utara kebijakan perpajakan, analisi dapat mengevaluasi berbagai cara yang berbeda dalam mendistribusikan beban pajak menurut konsekuensi etis dan moral mereka. Dan yang terakhir adalah pendekatan normatif yang menekankan terhadap rekomendasi serangkaian tindakan-tindakan yang akan datang yang dapat menyelesaikan masalah publik, pertanyaan dalam pendekatan ini adalah yang berkenaan dengan tindakan yang diapilkasikan dari kebijakan publik tersebut. Sebagai contoh, kebijakan jaminan pendapatan minimum tahunan dapat direkomendasikan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. G. Definisi Konsep G.1 Definisi Ketahanan Pangan