Kebijakan Umum Ketahanan Pangan KUKP 2010-2014

D. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan KUKP 2010-2014

Kebijakan Umum Ketahanan Pangan KUKP 2010-2014 adalah kebijakann yang dikeluarkan oleh pemerintah berdasarkan visi dan misi pemerintahan SBY - Boediono yaitu menjaga ketersedian pangan dan guna melanjutkan serta 2014 sebagai penyempurnaan dari KUKP 2004-2009. 48 Dengan harapan KUKP ini dapat menjadi pedoman bagi pemerintah dalam mengimlementasikan kebijakan ketahanan pangan agar terciptanya ketersediaan pangan baik dari tingkat rumah tangga hingga nasional. Yang menjadi tujuan KUKP 2010-2014 adalah  Menjadi acuan dan commonplatform bagi para stakeholders ketahanan pangan, mulai dari instansi pemer ntah, sektor swasta, Badan Usaha Milik Negara BUMN, perguruan tinggi, petani, nelayan,industri, pengolah, pedagang, penyedia jasa lain dan masyarakat umum dalam peran dan upayanya untuk memberikan kontribusi yang optimal dalam mewujudkan ketahanan pangan.  Menjadi acuan dasar bagi lembaga pemerintah dan pemerintah daerah untuk membangun sinergi , integrasi dan koordinas , sehingga pai ng tidak kedua lembaga dapat saling menginformasikan kegiatan yang dilaksanakan secara transparan, akuntabel dan efektif good governance,serta secara maksimal dapat mendukung terwujudnya tujuan ketahanan pangan. 49 Sebagai negara Hukum, setiap kebijakan yang dihasilkan harus memiliki dasar hukum sebagai fondasi dan akar dari sebuah kebijakan. Dalam menghasilkan KUKP 2010-2014 presiden SBY memiliki dasar hukum agar kebijakan yang dikeluarkan mengikat yaitu Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 mengamanatkan pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan pemerintah bersama 48 Op.citHal 1 49 Ibid.hal 4 Universitas Sumatera Utara masyarakat bertanggungjawab untuk mewujudkan ketahanan pangan, serta menjelaskan tentang konsep ketahanan pangan, komponen dan pihak yang berperandalam mewujudkan ketahanan pangan 50 Undang-undang tersebut telah dijabarkandalam beberapa peraturan pemerintah PP antara lain: PP Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan mengatur tentang ketahanan pangan yang mencakup aspek ketersediaan pangan, cadangan pangan, penganekaragaman pangan, pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, peran pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan kerjasama internasional. PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan yang mengatur pembinaan dan pengawasan di bidang label dan klan pangan dalam rangka menciptakan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab dan PP Nomor 28 Tahun 2004 yang mengatur tentang keamanan, mutu dan gizi pangan, pemasukan dan pengeluaran pangan ke wilayah Indonesia, pengawasan dan pembinaan serta peran serta masyarakat mengenai hal-hal di bidang mutu dan gizi pangan. 51 Serta Undang-undang Nomor 45 Tahun 2004 tentang perikanan yang terkait dengan Ketahanan Pangan 52 , Undang-undang Nomor 18 tahun 2009 53 , dan Undang-undang 51 Ibid. Hal 5 52 Undang-Undang NO 45 THN 2004 adalah mengenai wilayah penangkapan dan pembudidayaan ikan yang berfungsi sebagai potensi sumberdaya pangan. Universitas Sumatera Utara Nomor 41 Tahun 2009 54 Di samping mengacu pada berbagai dokumen hukum nasional tersebut,pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan juga mengacu pada komitmen bangsa Indonesia dalam berbagai kesepakatan dunia. Indonesia sebagai salah satu anggota PBB berkomitmen untuk melaksanakan aksi-aksi mengatasi kelaparan, kekurangan gizi serta kemiskinan dunia. Komitmen tersebut antara lain tertuang dalam Deklarasi World Food Summit 1996 dan ditegaskan kembail dalam Worldfood Summit: five years later 2002, serta Millenium Development Goals tahun 2000,untuk mengurang angka kemiskinan ekstrim dan kerawanan pangan dunia sampai setengahnya ditahun 2015 55 Sedangkanruang lingkup KUKP 2010-2014 mencakup tiga pilar utama yaitu ketersediaan, distribusi , dan konsumsi pangan. 56 Pada pilar distribus dan konsumsi merupakan penjabaran dari aksesbiltas masyarakat terhadap pangan.Jika salah satu pilar tersebut tidak dipenuh maka suatu negara belum dapat di katakan mempunya ketahanan pangan yang baik.Walaupun pangan tersedia cukup ditingkat nasional dan regional, tetap jika akses individu untuk memenuh kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh.Akses terhadap pangan, 53 Undang-undang Nomor 18 tahun 2009 adalah tentang pengelolaan hewan ternak 54 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 bahwa alih fungsi lahan pertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian ketahanan pangan dan kedaulatan pangan 55 KUKP. Op.cit Hal 6 56 Ibid. Hal 7 Universitas Sumatera Utara ketersediaan pangan dan resiko terhadap akses dan ketersediaan pangan tersebut merupakan determinan yang esensial dalam ketahanan pangan. 57 Dimulai dengan strategi awal membangun fondasi dasar ketahanan pangan dengan pendekatan jalur ganda twin-track approach yaitu memprioritas pembangunan ekonomi berbasis pertanian dan pedesaan untuk menyediakan lapangan kerja dan pendapatan, serta memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan melalui pemberian bantuan langsung agar tidak semakin terpuruk serta pemberdayaan agar mereka semakin mampu mewujudkan ketahanan pangannya secara mandiri 58 . Selain hanya membangun fondasi ketahan pangan, ketersediaan pangan dan cara mengelola distribusi adalah hal yang diperhatikan oleh SBY- Boediono. Secara umum tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah untuk membangun ketahanan dan kemandirian pangan baik ditingkat makro nasional maupun ditingkat mikro rumahtanggaindividu.Pembangunan ketahanan pangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang harus dirumuskan secara terpadu dan serasi.Dalam RPJMNRencana pembangunan jangka menegah nasional 2010-2014, pembangunan ketahanan pangan menjad program prioritas ke-5 untuk menjawab sejumlah tantangan yang dihadap oleh bangsa dan negara di masa mendatang. 57 Ibid.Hal 25 58 Suryana Op.cit .hal 25 Universitas Sumatera Utara Arah pembangunan ketahanan pangan dalam RPJMN 2010-2014 adalah untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan, melalu pen ngkatan produksi dan produkt vitas, peningkatan nilai tambah dan daya saing, serta peningkatan kapasitas masyarakat pertanian, perikanan dan kehutanan. Arah pembangunan ketahanan pangan juga mengacu pada hasil KTT Pangan 2009, yang antara lain menyepakat untuk menjamin pelaksanaan langkah-langkah yang mendesak pada tingkat nasional, regional dan global untuk merealisas kan secara penuh target MDGs Nomor 1 dan WFS 1996, yaitu mengurang penduduk kelaparan. Dengan demikian, mengacu pada RPJMN dan kesepakatan KTT Pangan tersebut, arah kei jakan umum pembangunan ketahanan pangan nasional 2010-2014 adalah untuk meningkatkan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, meningkatkan sistem distribusi danstabilisas harga pangan dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan. 59 . Demi mendukung KUKP pemerintahan SBY-Boediono juga mengeluarkan kebijakan Operasional. Kebijakan operasional adalah bagian utama dalam kebijakan ketahan pangan, kebijakan-kebijakan yang termasuk di dalam adalah kebijakan ketersediaan pangan. Adapun kebijakan ketersedian pangan yaitu :  Pencapaian surplus beras 10 juta ton dan swasembada jagung, kedele, gula, daging sapi pada tahun 2014 antara lain: 1. rehabilitasi irigasi dan pencetakan sawah 2. subsidi input pupuk, benih 3. jaminan harga output HPP 59 KUKP.Op.cit hal 80 Universitas Sumatera Utara 4. perlindungan dari gagal panen 5. diseminasi teknologi dan revitalisasi penyuluhan  Impor pangan pokok dilakukan bila produksi domestik dan cadangan pangan tidak memenuhi the last resort  Penyediaan beragam pangan berdasarkan potensi sumberdaya dan budaya lokal dengan pendekatan efisiensi dan proteksi : 1. kebijakan promosi dan proteksi 2. pemberdayaan petani dan pelaku usaha sepanjang rantai nilai value chain  Menyediakan cadangan beras nasional yang cukup untuk mengatasi gejolak pasokan dan harga.  cadangan beras pemerintah yang memadai sekitar 2 juta ton  cadangan beras dan pangan lain Pemda Prop, KabKota  lumbung pangan masyarakat 60 Berikut ini adalah tabel target swasembada pangan sesuai dengan kebijakan ketahanan pangan Pemerintahan SBY-Boediono 2009-2014 Tabel 2. 4 Komoditas Sasaran Rata-rata PertumbuhanTahun 2010 2011 2012 2013 2014 Padi 66,47 65,72 6 67,82 6 72,06 6 76,57 6 3,64 Jagung 18,33 17,61 18,86 19,83 20,82 3,33 Kedelai 0,91 0,84 1,10 2,00 2,70 35,02 Gula 2,69 2,23 2,66 2,82 3,10 4,53 Daging Sapi 0,42 0,45 0,52 0,55 0,58 8,48 60 Ibid Hal 27 Universitas Sumatera Utara KET : 1 GKG, 2 Pipilan Kering PK, 3 Biji Kering, 4 Karkas 5 Rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun 2010-2014 6 Angka produksi padi tahun 2011 – 2014 mengalami penyesuaian sesuai Direktif Presiden Sumber : Jurnal Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional. Palembang.UNSRI.Pers Kebijakan kedua adalah kebijakan keterjangkuan pangan, yaitu kebijakan yang menyasar siapa-siapa saja yang menjadi bagian dari kebijakan ketahann pangan, pendistribusian serta menjamin keamanan dan stabilitas harga dan stabiltas kebutuhan masyrakat. Adapun yang menjadi bagian dari kebijakan tersebut adalah :  Menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok sepanjang tahun dan pangan strategis pada periode khusustertentu Ramadan, Lebaran, Natal, Tahun Baru. :  Pembelian domestik  Operasi pasar  Penyaluran pangan dengan sasaran penerima tertentu temporer.  Kebijakan imporekspor  Kebijakan fiskal.  Memperlancar distribusi pangan ke seluruh wilayah Nusantara konektivitas, pengembangan jaringan, dan sistem transportasi.  Melaksanakan penyaluran pangan bagi masyarakat rawan pangan kroniswarga miskin:  saat ini berupa program Raskin ke depan perlu diperluas menjadi Pangkin  Pemberian bantuan pangan untuk masyarakat rawan pangan transien akibat bencana alam, sosial, dan ekonomi 61 61 Ibid.Hal 29-30 Universitas Sumatera Utara Dan kebijakan terakhir adalah kebijakan pangan dan gizi, kebijakan yang mengatur dan mengontrol kualitas pangan dan tingkat kebutuhan gizi masyarkat Indonesia,agar tingkat kekurangan gizi menurun dan masyarakat memperoleh gizi yang cukup. Dan yang menjadi poin penting dalam kebijakan ini adalah  Percepatan Diversifikasi Konsumsi Pangan :  Perubahan pola pikir ke arah pola konsumsi B2SA beragam, bergizi, seimbang dan aman,  Optimalisasi pemanfaatan lahan perkarangan KRPL kawasan rumah pangan lestari,  Penguatan UKM usaha kecil mikro dalam bisnis pangan olahan berbasis tepung-tepungan,  Perbaikan gizi keluarga dan kelompok khusus bumil, busui, balita, kelompok khusus rawan pangan  Pengembangan, pengawasan, dan penanganan keamanan pangan olahan dan segar. 62 Dan yang menjadi butir-butir penting di dalam kebijakan ketahan pangan presiden SBY adalah :

A. Meningkatkan Ketersedian pangan