Pengaruh Kredit Perbankan terhadap PDB

89 memperoleh pendapatan yang berarti dari adanya investasi asing yang masuk oleh adanya pengiriman kembali keuntungan hasil bunga, royalti, dan biaya-biaya jasa manajemen ke negara asalnya.

c. Pengaruh Kredit Perbankan terhadap PDB

1 Jangka Pendek Dalam jangka pendek variabel kredit perbankan mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien regresi parsial variabel kredit perbankan dalam jangka pendek sebesar 0.089020 dan dihasilkan probabilitas yang tidak signifikan pada tingkat signifikansi 5 yaitu sebesar 0.3570. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berapapun jumlah kredit perbankan tidak akan berpengaruh apa-apa dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 2 Jangka Panjang Hasil estimasi Error Correction Model ECM menunjukkan bahwa variabel kredit perbankan dalam jangka panjang mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dilihat dari nilai koefisien regresi variabel kredit perbankan dalam jangka panjang sebesar 1.838102501 dan signifikan pada tingkat signifikansi 5 yang ditunjukkan dengan probabilitas tingkat signifikan sebesar 0.0079. Hal ini berarti jika Kredit Perbankan naik 1 miliar, maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 1.838102501 miliar dengan catatan variabel lain diasumsikan ceteris paribus. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel kredit perbankan dalam jangka pendek 90 dan jangka panjang berpengaruh positif namun hanya jangka panjang yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil estimasi Error Correction Model ECM menunjukkan bahwa variabel kredit perbankan dalam jangka panjang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil via akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih tepatnya, sektor keuangan mampu memobilisasi tabungan. Mereka menyediakan para peminjam berbagai instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan resiko rendah. Sehingga dana berlebih surplus fund yang disalurkan secara efisien bagi unit yang mengalami defisit akan meningkatkan kegiatan produksi. Hal ini akan menambah investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Menurut Halim Alamsyah dalam Billy Arma Pratama 2010: 2 di negara-negara seperti Indonesia peranan bank cenderung lebih penting dalam pembangunan, karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan tetapi juga mampu mempengaruhi siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan bank lebih superior dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya dalam menghadapi informasi yang asimetris dan mahalnya biaya dalam melakukan fungsi intermediasi. Secara alami bank mampu melakukan kesepakatan dengan berbagai tipe peminjam. 91 Kredit yang disalurkan kepada masyarakat memiliki arti penting baik bagi masyarakat maupun bagi bank itu sendiri, masyarakat yang membutuhkan dana segar memperoleh dana untuk modal usaha, bagi bank tersebut memperoleh pendapatan bunga, dan bagi perekonomian secara keseluruhan, akan mengerakkan roda perekonomian. Menurut Malayu 2002 fungsi kredit bagi masyarakat, antara lain dapat : menjadi motivator dan dinamisator kegiatan perdagangan dan perekonomian, memperluas lapangan kerja bagi masyarakat, memperlancar arus barang dan arus uang, meningkatkan produktivitas yang ada, meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat, memperbesar modal kerja perusahaan. Sedangkan bagi bank sendiri, tujuan penyaluran kredit, antara lain untuk: memperoleh pendapatan bunga dari kredit, memanfaatkan dan memproduktifkan dana- dana yang ada, melaksanakan kegiatan operasional bank, memenuhi permintaan kredit dari masyarakat, menambah modal kerja perusahaan, memperlancar lalu lintas pembayaran dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 92

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat konsumsi baik jangka pendek maupun jangka panjang berhubungan signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya berturut-turut sebesar 0.0000 dan 0.0039, signifikan pada α 5 dengan koefisien berturut-turut sebesar 1.701210 dan 1.700651352 Oleh karena itu kenaikan dan penurunan pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi. Hal ini karena pentingnya peranan konsumsi dalam menentukan permintaan agregat dan dapat mengukur tingkat tabungan. 2. Tingkat investasi di Indonesia untuk jangka pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas jangka pendek sebesar 0.9705 lebih besar bila dibandingkan dengan α 5. Sedangkan untuk jangka panjang berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan tingkat probabilitas dalam jangka pendek sebesar 0.0056, signifikan karena lebih besar dari α 5. Nilai koefisien dalam jangka panjang bernilai negatif sebesar -0.777402853. Hal ini dikarenakan investasi dalam jangka panjang 92