47
yang harus diselesaiakan dengan tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Karena kriteria ketuntasan
belajar siswa kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang pada materi globalisasi belum mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil
pengamatan pada kegiatan pra siklus diperoleh repleksi sebagai berikut: a.
Kendala 1.
Guru masih menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan sesekali diskusi.
2. Siswa kurang aktif dan hasil belajar yang rendah.
3. Kurangnya pasilitas pendukung dalam pembelajaran.
4. Media yang terbatas hanyan menggunakan papan tulis.
b. Saran perbaikan
Menerapkan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam proses KBM di kelas agar hasil belajar meningkat yaitu dengan
pembelajaran kooperatif metode point counter point.
4. Deskripsi Data
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 2x35 menit, menerapkan pembelajaran kooperatif metode point
counter point. Materi pembelajaran pada siklus I ini adalah mengenai globalisasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, lembar observasi dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk masing-masing siswa dan
kelompok. b.
Tahap Tindakan 1.
Pertemuan pertama Pada tahap ini peneliti yang bertindak sebagai guru mata pelajaran
PKn berusaha menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pada
awal pembelajaran pertemuan pertama setelah membaca doa bersama dan
48
mengabsen siswa, peneliti yang bertindak sebagai guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian memberikan soal pretest
kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan materi dimulai, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan atau
pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran tentang globalisasi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif point counter point.
Kegiatan berikutnya guru bertanya kepada siswa tentang globalisasi yang telah mereka ketahui, kemudian guru menjelaskan materi. Kemudian guru
membagi siswa kedalam 6 kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa, kemudian guru memberikan pembahasan materi yang
berbeda untuk didiskusikan. Kemudian masing-masing kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya di kelas, dan kelompok lain boleh
menanggapin dan saling adu debat dengan kelompok yang sedang mempersentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami atau belum diketahui. Setelah itu guru bersama siswa dapat menyimpulkan hasil
diskusi. Pada siklus ini peneliti melihat siswa sudah mulai menyukai proses
pembelajaran, mereka terlihat aktif, senang dan tidak merasa bosan dalam belajar karena menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter
point. Akan tetapi hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan karena siswa tidak berani untuk bertanya. Pada saat itu guru memberikan
motivasi kepada siswa agar berani dalam mengajukan pertanyaan. Motivasi yang guru lakukan diharapkan dapat memacu siswa untuk
menciptakan interaksi positif dalam kegiatan pembelajaran. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
pada pertemuan pertama ini siswa sudah mulai menyukai dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn, akan
tetapi belum terlaksana dengan baik karena hanya sedikit siswa yang berani mengajukan pertanyaan. Dan guru masih kurang mengkondisikan
siswa agar suasana kelas bisa lebih tenang.
49
2. Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua guru menyampaikan tujuan pembelajara. Motivasi yang diberikan pada pertemuan kedua ini yaitu berupa
pertanyaan untuk mereview materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan deskripsi singkat dari pertemuan
sebelumnya. Setelah guru selesai menjelaskan materi dilanjutkan dengan pembentukan kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru mengarahkan
siswa untuk melakuakan diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar pertanyaan yang telah dibagikan guru pada masing-masing kelompok.
Siswa merespon guru dengan melakukan dan mendiskusikan lembar pertanyaan dikelompoknya. Selesai melakukan diskusi dan pembahasan,
kemudian bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai mengikuti proses
pembelajaran. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Akan
tetapi masih ada siswa yang kebingungan dalam mengikuti metode ini, guru berusaha menjelaskan kembali tugas-tugas yang harus dilakukan
pada masing-masing kelompok. Pada pertemuan kedua ini guru memberikan tes hasi belajar atau posttest pada akhir siklus I kepada
siswa. Materi tes yaitu meliputi pelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
berdasarkan tindakan yang telah diberikan dan untuk mengetahui keberhasilan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan
Tahapan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru obsever yang mencatat seluruh indicator
aktivitas siswa dan semua hal yang terjadi selama prosese pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan aktivitas belajar siswa terdiri dari 11
indikator, asfek pengamatan yang diberi skor nilai dengan skala 0 – 4,
skor masing-masing indicator kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai dengan rumus sebagai berikut :
50
Persentase =
Skor yang diperoleh X 100
Jumlah Butir X Skor maksimal
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I NO Aspek yang diamati Pertemuan
1 2 1
Siswa siap mengikuti pelajaran 1
2 2
Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan materi pelajaran
1 1
3 Siswa tekun da;lam mengerjakan soal
2 2
4 Siswa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
2 3
5 Siswa cepat merespon pertanyaan yang diberikan
1 1
6 Siswa menggunakan cara sendiri dalam
menyelesaikan soal 1
1
7 Siswa mengemukakan pendapat
1 1
8 Siswa aktif bertanya dan mengungkapkan masalah
yang dihadapi 1
1
9 Siswa kelompok mempersentasekan pekerjaannya
1 1
10 Siswa bekerja sama dalam kelompok
2 2
11 Siswa kelompok memberikan tanggapan
2 2
Jumlah Skor 14
17 Rata-rata persentase
31,8 38,64
Dari hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa aktivitas pembelajaran siswa dengan metode point counter point sudah
menunjukkan peningkatan, meski masih ada beberapa indikator yang masih kurang. Dari table di atas, diperoleh informasi tentang aktivitas
belajar siswa, dengan pencapaian skor pada pertemuan pertama 14 dengan persentase 31,8, sedangkan pada pertemuan kedua pencapaian
skor 17 dengan persentase 38,64.
51
Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I No
Nama Siswa Nilai
Keterangan 1
Alfikriansyah 70
Tuntas 2
Alfi Rahma Diana 82
Tuntas 3
Andri Gunawan 82
Tuntas 4
Anisatul Wardah 70
Tuntas 5
Audri Maharani 70
Tuntas 6
Desta Syahwai R 75
Tuntas 7
Dinni Dwi Pratiwi 55
Tidak tuntas 8
Faris Fadillah 70
Tuntas 9
Faikul Imam 60
Tidak tuntas 10 Fatmah Nurrahmadanti
65 Tidak tuntas
11 Galih Giandiansyah 60
Tidak tuntas 12 Gea Rona Zakhrafa
60 Tidak tuntas
13 Ghea Aribah 55
Tidak tuntas 14 Khairotunnisa Sudrajat
75 Tuntas
15 Lusiana safitri 65
Tidak tuntas 16 Lutfi Gusti Ramadhan
60 Tidak tuntas
17 M. Alfin Saputra 75
Tuntas 18 Miftahul Fadli
55 Tidak tuntas
19 Mualif Hambia 55
Tidak tuntas 20 M. Kiar Ilham
60 Tidak tuntas
21 M. Naufal 70
Tuntas 22 M. Rizki
70 Tuntas
23 Nisrina Ayu Fadia 75
Tuntas 24 Ramadhan Fitriyadi
72 Tuntas
25 Ramdi Akbar Sidik 55
Tidak tuntas 26 Rayi Roghadatul
72 Tuntas
27 Rizan Pasya 70
Tuntas 28 Rabiatul Adawiyah
75 Tuntas
52
29 Sahid Ar rahman 70
Tuntas 30 Sopiyanti
70 Tuntas
31 Suci Salwa 70
Tuntas 32 Syifana Az Zahra
75 Tuntas
33 Tarisa Bella 72
Tuntas 34 Ibnu Al gifari
70 Tuntas
35 Nilam Wulandari 71
Tuntas 36 M. Farhan
70 Tuntas
37 Rizky Fadillah 72
Tuntas Jumlah
2513 Rata-rata
68 Persentase ketuntasan
67,56 Persentase ketidak tuntasan
32,43
Nilai rata-rata tes siswa =
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
= 2513 37
= 68
Jumlah persentase ketuntasan = 25 X 100 37
= 67,56
Jumlah persentase ketidak tuntasan = 12 X 100 37
= 32,43
53
Dari table di atas dapat diketahui ketuntasan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 67,56 atau 25 siswa dari 37 siswa, sedangkan
yang belum mencapai ketuntasan 32,43 atau 12 siswa dari 37 siswa. Dari hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I ada
peningkatan walaupun belum memuaskan. Penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point pada proses pembelajaran
membawa dampak baik pada prolehan nilai siswa. Hasil belajar siswa pada siklus ini yang mencapai ketuntasan 67,56 atau 25 siswa dari 37
siswa. Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan 32,43 atau 12 siswa dari 37 siswa. Namun masih terdapat kendal-kendala pada proses
pembelajaran, yaitu masih ada saja siswa yang mondar mandir keluar kelas dengan alasan buang air karena mereka tidak mau mengikuti
pembelajaran, masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, serta masih terdapat kelompok yang
mengandalkan siswa yang pintar saja dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan alokasi waktu dalam proses pembelajaran masih
belum optimal. d.
Tahap Refleksi Hasil analisis dan evaluasi pada siklus I mendeskripsikan secara
garis besar kekurangan yang ada pada siklus I antara lain: 1.
Kurang meratanya peneliti dalam membimbing dan mengarahkan siswa pada proses pembelajaran berlangsung.
Dengan adanya kekurangan ini peneliti akan berusaha untuk memberikan bimbingan yang merata pada siswa.
2. Masih ada siswa yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran.
Perbaiakan yang peneliti lakuan dalam hal ini adalah tindakan tegas dal lebih kreatif lagi dalam mengkondisikan kelas
sehingga tidak ada lagi siswa yang berpura-pura buang air karena tidak mau mengikuti pelajaran.
54
3. Masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dalam
kelompoknya. Perbaiakan yang peneliti lakuakan adalah memberikan arah
kepada semuan anggota kelompok agar dapat bekerja sama untuk kelompoknya.
4. Masih terdapat kelompok yang mengandalkan siswa yang pintar
saja dalam mengerjakan tugas. Perbaiakan yang peneliti lakuan yaitu lebih berusaha untuk
lebih membimbing setiap kelompok untuk saling bekerja sama agar tidak ada lagi yang saling mengandalkan pada siswa yang pintar
saja semua anggota kelompok harus saling membantu. 5.
Siswa masih belum berani untuk bertanya ataupun mengeluarkan pendapatnya, sehingga dalam pertemuan ini siswa masih kurang
berfikir kreatif. Dalam hal ini peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar
lebih berani untuk bertanya atau mengeluarkan pendapatnya.
1. Siklus II
a. Perencanaan
Pada perencanaan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Adapun
perencanaan yang dilakukan pada siklus II berupa penyusunan Rencana Pelaksanaan pembelajaran RPP untuk materi yang akan
dibahas pada siklus II dan menyusun tes hasil belajar. b.
Tindakan a
Pertemuan pertama Pada awal pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan
salam dan doa. Sebelum pembelajaran dilanjutkan dengan menerapkan pembelajarn kooperatif metode point conter point, guru
terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan soal pretest kepada siswa
55
untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembahasan materi dilakukan. Setelah pretest dilaksanakan dilanjutkan dengan
mengulas materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah guru membahas materi yang akan disampaikan
dilanjutkan dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa dan ada yang 7
siswa.Siswa kemudian membuat kelompok sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru, kemudian guru memberikan pembahasan
dan soal kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan dan persentasikan, setelah masing-masing kelompok selesai berdiskusi
guru mempersilakan
kelompok yang
sudah siap
untuk mempersentasikan hasil diskusinya, kepada kelompok lain guru
memerintahkan untuk memperhatikan dan siap untuk menebat atau menyangga ataupun menanggapai apa yang sudah disampaikan oleh
kelompok yang mempersentasikan tersebut. Ketika berjalannya diskusi guru mengawasi dan berkunjung kemasing-masing kelompok
untuk memberikan arahan. Pada pertemuan ini siswa lebih antusias dan tertib dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Pada akhir pembelajaranguru dan siswa bersama-sama membahas hasil diskusi, dan bersama-sama menyimpulkan materi
yang sudah dibahas pada pertemuan ini. b
Pertemuan kedua Pada pertemuan ke dua ini guru membuka pembelajaran
dengan memberi salam dan doa, kemudian guru memberiakn motivasi kepada siswa. Selanjutnya guru mengulas kembali materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru melanjutkan dengan memnyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pertemuan ini. Setelah proses pembahasan materi selesai dilanjutkan dengan
guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa dan ada yang 7 siswa untuk membahas
56
atau mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru. Kemudian setelah masing-masing kelompok berdiskusi guru tetap memantau jalannya
diskusi, proses pembelajaran ini sangat epektif siswa atau semua kelompok terlihat antusias dalam mengerjakan tugas, merekapun
saling berdebat dan bertukar informasi satu sama lain. Setelah selesai berdiskusi guru memberikan kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk mempresentasekan hasil diskusinya, kelompok yang lain menanggapi ataupun mendebatnya. Setelah masing-masing
kelompok selesai saling adu debat, kemudian bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah dibahas pada pertemuan ini.
Pada pertemuan kedua ini merupakan akhir dari siklus II, guru memberikan posttest kepada siswa. Posttest dilakukan untuk
mengetahui hasil tindakan yang sudah dilakukan pada siklus II ini. Melalui hasil belajar dapat terlihat indicator keberhasilan yang
diharapkan, yang dapat dilihat melalui posttest. Tabel 4.3 Daftar Nilai Siklus II
No Nama Siswa
Nilai Keterangan
1 Alfikriansyah
70 Tuntas
2 Alfi Rahma Diana
100 Tuntas
3 Andri Gunawan
95 Tuntas
4 Anisatul Wardah
70 Tuntas
5 Audri Maharani
70 Tuntas
6 Desta Syahwai R
75 Tuntas
7 Dinni Dwi Pratiwi
75 Tuntas
8 Faris Fadillah
70 Tuntas
9 Faikul Imam
75 Tuntas
10 Fatmah Nurrahmadanti 70
Tuntas 11 Galih Giandiansyah
70 Tuntas
12 Gea Rona Zakhrafa 70
Tuntas 13 Ghea Aribah
70 Tuntas
57
14 Khairotunnisa Sudrajat 75
Tuntas 15 Lusiana safitri
65 Tidak tuntas
16 Lutfi Gusti Ramadhan 60
Tidak tuntas 17 M. Alfin Saputra
100 Tuntas
18 Miftahul Fadli 60
Tidak tuntas 19 Mualif Hambia
70 Tuntas
20 M. Kiar Ilham 75
Tuntas 21 M. Naufal
80 Tuntas
22 M. Rizki 70
Tuntas 23 Nisrina Ayu Fadia
80 Tuntas
24 Ramadhan Fitriyadi 72
Tuntas 25 Ramdi Akbar Sidik
70 Tuntas
26 Rayi Roghadatul 72
Tuntas 27 Rizan Pasya
70 Tuntas
28 Rabiatul Adawiyah 75
Tuntas 29 Sahid Ar rahman
70 Tuntas
30 Sopiyanti 70
Tuntas 31 Suci Salwa
70 Tuntas
32 Syifana Az Zahra 85
Tuntas 33 Tarisa Bella
72 Tuntas
34 Ibnu Al gifari 70
Tuntas 35 Nilam Wulandari
71 Tuntas
36 M. Farhan 70
Tuntas 37 Rizky Fadillah
72 Tuntas
Jumlah 2744
Rata-rata 74,16
Persentase ketuntasan 91,9
Persentase ketidak tuntasan 8,10
58
Nilai rata-rata tes siswa =
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
= 2744 37
= 74,16
Jumlah persentase ketuntasan = 34 X 100 37
= 91,9
Jumlah persentase ketidak tuntasan = 3 X 100
37 = 8,10
Dari table di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa adalah 55, sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Dari table tersebut
menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Dari hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata 74,02, sedangkan
presentase ketuntasannya 91,9. Nilai tersebut menunjukan penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini sudah tercapai.
c. Tahap Pengamatan
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh guru kolaborasi yang mencatat seluruh
indikator aktivitas siswa dan semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Fokus pengamatan aktivitas belajar siswa terdiri dari 11
indikator asfek yang diberikan skor nilai dengan skala 0 – 4. Skor
masing-masing indicator kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai dengan rumus sebagai berikut:
59
Persentase = Skor yang diperoleh
X 100 Jumlah butir X Skor maksimum
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II NO Aspek yang diamati Pertemuan
1 2 1
Siswa siap mengikuti pelajaran 2
3 2
Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan materi pelajaran
3 4
3 Siswa tekun dalam mengerjakan soal
3 3
4 Siswa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
3 3
5 Siswa cepat merespon pertanyaan yang diberikan
3 4
6 Siswa menggunakan cara sendiri dalam
menyelesaikan soal 2
3
7 Siswa mengemukakan pendapat
2 3
8 Siswa aktif bertanya dan mengungkapkan masalah
yang dihadapi 3
3
9 Siswa kelompok mempersentasekan pekerjaannya
3 4
10 Siswa bekerja sama dalam kelompok
3 4
11 Siswa kelompok memberikan tanggapan
3 4
Jumlah Skor 30
38 Rata-rata persentase
68.18 86,36
Dari hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa aktivitas pembelajaran siswa dengan metode point counter point sudah
menunjukkan peningkatan. Dari table di atas, diperoleh informasi tentang aktivitas belajar siswa, dengan pencapaian skor pada pertemuan pertama
30 dengan persentase 68,18, sedangkan pada pertemuan kedua pencapaian skor 38 dengan persentase 86,36.
Proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Kondisi ini dapat diamati berdasarkan hasil
60
observasi pada saat proses pembelajaran seperti yang terlihat pada table di atas. Selain yang terlihat di table ada beberapa peningkatan yang lain
diantaranya adalah : a
Suasana kelas lebih tertib, siswa menjadi lebih terkendali dan lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran kooperatif
metode point caounter point. b
Siswa sudah memahami tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran kooperatif metode point counter point.
c Alokasi waktu pada proses pembelajaran lebih optimal sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. d
Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, pada siklus I hasil belajar siswa sebesar 67,56, sedangkan pada siklus II hasil
belajar siswa meningkat menjadi 91,9. d.
Tahap Repfleksi Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II,
diperoleh deskripsi bahwa pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hasil belajar
yang dicapai siswa telah mencapai indicator yang ditetapkan pada awal penelitian, dan hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus I sudah
terjadi penyempurnaan pada siklus II. Dengan demikian, indicator pada penelitian ini sudah tercapai sehingga penelitian ini tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
B. Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Dari siklus II ini dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi globalisasi telah memenuhi indikator yang peneliti harapkan. Hasil rata-rata dan persentase
siswa mengalami kenaikan yang sudah memuaskan, ketuntasan belajar siswa sudah mencapai lebih dari kualipikasi yang ditentukan dan respon
siswa terhadap pembelajaran kooperatif metode point counter point mengalami kemajuan yang signifikan.
61
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar siswa Statistik
Pra Sikus Siklus I
Siklus II
Nila Tertinggi 80
82 100
Nilai Terendah 55
55 60
Rata-rata 60,27
68 74,16
Persentase ketuntasan
19 67,56
91,9
Berdasarkan tabeldi atas diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa mencapai hasil rata-rata yang baik. Rata-rata nilai pada siklus II
mengalami peningkatan yaitu dari sebelumnya pada pra siklus 60,27, sedangkan rata-rata pada siklus I 68 menjadi 74,16 pada siklus II.
Sedangkan persentase pra siklus 19 sedangkan persentase pada siklus I 67,56 menjadi 91,9 pada siklius II. Peningkatan hasil belajar siswa jika
disajikan dalam diagaram batang adalah sebagai berikut: Gambar 4.4 Grafik Hasil Evaluasi
C. Pembahasan
Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif point counter point. Proses pembelajaran
PKn cenderung menggunakan metode ceramah, guru banyak mendominasi kelas sehingga siswa kurang aktif, serta penggunaan media pembelajaran
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Pra siklus Siklus I
Siklus II
62
yang terbatas pada papan tulis saja. Hal tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa terutama pada materi globalisasi.
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode poin counter point, hasil belajar siswa
mengalami peningkatan serta siswa dapat belajar lebih aktif dan proses pembelajaran lebih menyenangkan.
Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sudah mencapai kriteria yang diharapkan walaupun belum memuaskan. Jumlah siswa yang
sudah mencapai KKM dalam pembelajaran 68 atau 28 siswa dari 37 siswa. Hal ini menunjuk bahwa masih ada siswa yang hasil belajarnya
rendah. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Dalam proses
pembelajaran masih banyak siswa sibuk bercanda dalam kelas dan siswa. Kemudian penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II
ternyata hasil belajar siswa melebihi ketuntasan belajar yang diharapkan, jumlah siswa yang mencapai KKM 91,9 atau 34 siswa dari 37 siswa,
sehingga pemberian tindakan pada penelitian ini dihentikan. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif metode point counter point
dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Siswa sudah mulai aktif bertanya dan mengemukakan pendapat dan guru hanya mengawasi dan
mengarahkan pembelajaran. Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran
kooperatif metode point counter point yang diterapkan selama proses pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran kooperatif metode point
counter point lebih menarik, lebih aktif, karena siswa dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang diajarkan.
63
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode point
counter point dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 68
sedangkan rata-rata nilai pada siklus II meningkat menjadi 74,16. Dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar
67,56, pada siklus II sebesar 91,9, sedangkan indikator keberhasilan yang ditentukan adalah 80 siswa yang mencapai KKM.
B. Saran - Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif metode point counter point hendaknya
guru lebih menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2. Penerapan pembelajaran kooperatif point counter point dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan menciptakan suasana belajar
yang aktif dan menyenangkan.
3. Dalam pelaksanaan di kelas, pembelajaran kooperatif metode point
counter point dapat
dijadikan sebagai
alternatif model
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Suparta, Dana. Sejarah Pendidikan. Bandung : CV Ilmu. 1976. Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA
PRESS. 2003. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta : PT Bumi Aksara. 2005. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : KENCANA. 2006. Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1995.
Arikunto, Suarsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi
Aksara. 2009. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2010.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2012. Suyono, dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. 2012. Hernawan, Herry Asep, dkk. Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung : UPI
PRESS. 2007 Dimyati, dan Mudjiyono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2012.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : KENCANA. 2013.
Hufad, Ahmad. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 2012.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2013. Arikunto, Suarsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksar.
2014. Zaini, Hisyam dkk. Stategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan
Madani. 2008. Johnson, David W, dan Holubec Johnson Edythe. Colaborative Learning.
Bandung : Nusa Media. 2012. Semiawan, Conny. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar.
Indonesia : PT Macana Jaya Cemerlang. 2008. Syarifudin, Tatang. Landasan Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009. Arikunto, Suarsimi, dan Abdul Jabar Syafrudin. Evaluasi Program Pendidikan.
Jakarta : PT Bumi Aksara. 2009.