2.6.5. Hematoma intraserebral
44
Hematoma intraserebral terjadi bersama dengan kontusio sehingga secara umum lebih buruk baik dioperasi maupun tidak. Dorongan yang mengancam terjadianya
herniasi oleh bekuan darah di tengah otak disertai edema lokal yang hebat biasanya berprognosis buruk daripada hematoma epidural yang dioperasi.
Pada suatu hematoma intraserebral, seorang penderita yang setelah mengalami trauma kapitis akan
memperlihatkan gejala : hemiplegi, papiledem pembengkakan pada mata serta gejala- gejala lain dari tekanan intrakranium yang meningkat, dan artreiografi karotis dapat
memperlihatkan suatu peranjakan dari arteri perikalosa ke sisi kontralateral serta gambaran cabang-cabang arteri serebri media yang tidak normal.
2.6.6. Fraktura kranii
Pada setiap penderita dengan trauma kapitis sebaiknya diperiksa secara rutin dengan foto Roentgen kepala terutama untuk melihat ada tidaknya fraktur pada tulang
tengkorak. Penderita dengan trauma kapitis sebaiknya dipalpitasi dengan teliti untuk mengetahui ada tidaknya suatu hematoma karena dibawah hematoma mungkin
tersembunyi suatu garis fraktur. Pada fraktur impresi juga disebut fraktur depresi, bagian yang patah menonjol ke dalam rongga tengkorak.
44
Biasanya fraktur kepala berbeda dengan fraktur tulang di tulang panjang. Disini tidak diperlukan fiksasi maupun reposisi-fiksasi karena kedudukan selalu baik, kecuali
bila terjadi fraktur impresi pada kalvarium yang harus ditangani agak cepat sebelum 8 minggu karena potensial menyebabkan epilepsi pascatrauma. Juga fraktur basis kranii
memerlukan perawatan lama karena selalu bersama kontusio serebral yang berat dan kadang-kadang ada likuore otore:perdarahan pada telinga atau rinore:perdarahan di
Universitas Sumatera Utara
hidung yang apabila ditunggu 4 minggu tidak menutup secara spontan, memerlukan operasi penutupan kebocoran dura.
45
2.6.7. Post-concussion syndrome
45
Pada Post-concussion syndrome secara umum terdapat gejala-gejala psikiatrik- neurastenik-hipokhondrik seperti palpitasi, konsentrasi menurun, demensia ringan,
mudah tersinggung, gangguan seksual, berkeringat, cepat lelerusakan jaringan otak, psikologik termasuk premorbid personality dan sosio-ekonomi pekerjaan, tingkat
pendidikan, lingkungan dan keuangan. Pada umumnya sindrom pascatrauma jarang disebabkan oleh satu faktor saja. Ketiga faktor tersebut dapat berkombinasi sehingga
menimbulkan masalah yang kompleks.
2.7. Akibat Jangka Panjang Trauma Kapitis