Dalam hal preferensi risiko, adanya perbedaan antara agen dengan prinsipal. Agen diasumsikan bersifat enggan menghadapi risiko risk
a verse karena mereka tidak semudah itu mendiversifikasi risiko. Mereka
menilai peningkatan dari investasi berisiko lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan nilai nilai aktuarial dari investasi tersebut. Sementara
prinsipal pemegang
saham mengurangi
risiko mereka
dengan mendiversifikasi kekayaan dan memiliki saham di beberapa perusahaan.
Oleh karena itu, pemegang saham tertarik dengan perkiraan nilai dari investasi mereka dan bersifat netral terhadap risiko risk neutral.
2.1.2. Teori Signaling
Signa ling theory merupakan tindakan yang dilakukan manajemen
untuk memberikan informasi atau petunjuk mengenai bagaimana manajemen memandang prospek masa depan perusahaan. Menurut Arifin
2005:15 teori signaling dikembangkan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam insiders perusahaan memiliki informasi yang lebih
baik dan lebih cepat dibanding investor luar terkait kondisi mutakhir dan prospek perusahaan.
Dengan adanya teori signaling maka perusahaan akan lebih mudah memberikan informasi mengenai keunggulan kinerja perusahaan ke investor
luar. Perusahaan yang baik akan memberikan sinyal yang jelas dan bermanfaat bagi keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Sehingga
perusahaan perbankan yang baik jika memberi sinyal good news akan mengalami peningkatan kinerja perusahan dari tahun ke tahun. Apabila
Universitas Sumatera Utara
perusahaan perbankan tersebut memberi sinyal bad news maka perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja.
2.1.3. Pengertian Bank
Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Perbankan RI nomor 10 tahun 1998 tentang ketentuan umum bank, dijelaskan mengenai pengertian
bank, yaitu: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka mening
katkan taraf hidup rakyat banyak.” Terlihat jelas dari pengertian di atas bahwa bank tidak lepas dari
aktivitas keuangan. Oleh sebab itu, bank merupakan salah satu sistem keuangan yang pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian
suatu negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan jasa-jasa keuangan fiancial sevices Siamat, 2005:33.
2.1.4. Klasifikasi Bank
Menurut Irmayanto et al 2004:54, klasifikasi bank terdiri atas enam klasifikasi, diantaranya adalah klasifikasi berdasarkan fungsi,
kepemilikan, transaksi valuta asing, struktur organisasi, tipe bisnis, dan geografi.
1 Klasifikasi bank berdasarkan fungsi a. Bank Sentral
Bank sentral adalah lembaga keuangan suatu negara yang dimiliki oleh pemerintah dan bersifat independen dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
menjaga stabilitas ekonomi di negara tersebut. Menjaga stabilitas ekonomi dalam konteks ini yaitu menjaga stabilitas nilai mata uang
negara tersebut terhadap nilai tukarnya, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank-
bank yang terdapat di Negara tersebut. Di Indonesia yang menjadi bank sentral adalah Bank
Indonesia. Anonim dalam www.bi.go.
id menyatakan bahwa
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua spek, yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa, serta kestabilan mata uang terhadap mata uang negara lain.
Bank Indonesia hanya memiliki satu tujuan yakni tujuan tunggal seperti yang telah disebutkan di atas. Namun, untuk mencapai tujuan
tunggal tersebut, Bank Indonesia didukung dengan tiga pilar utama sebagai pendukung manajemen internalnya yaitu Anonim, dalam
www.bi.go.id :
1. Menetapkan dan melakasanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Stabilitas sistem keuangan
b. Bank Umum